d. Analisis dan Refleksi Uraikan prosedur analisis hasil pemantauan dan
refleksi terhadap tindakan yang telah diambil, tim yang terlibat dalam analisis hasil pemantauan dan
refleksi, kriteria dan rencana bagi tindakan daur ulang.
butir a sd d sebaiknya dideskripsikan untuk setiap siklus. Perhatikan cara mendeskripsikan amatan yang
dilakukan dengan menghidari pendapat pribadi atau dengan kata lain deskripsi bebas dari dugaan peneliti
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sajikan hasil penelitian atau temuan setelah tindakan dilaksanakan dan penyajian temuan harus sesuai dengan
masalah yang telah dirumuskan, dan dilakukan pembahasan secara lengkap tentang temuan atau hasil PTK tersebut.
Pembahasan hendaknya memberikan penjelasan tentang kegagalan maupun keberhasilan penerapan TIK dalam
pembelajaran, tentu bila salah satu atau keduanya ada, suatu tindakan
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 1
A. Simpulan 2 Simpulkan hasil penelitian yang diperoleh secara
lengkap, sesuai dengan masalah yang diteliti
3 B. Saran-saran
0 Ajukan saran-saran untuk penerapan hasil penelitian dan kemungkinan penelitian lebih lanjut di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampirkan a model programmateri pembelajaran berbasis TIK multimedia yang sekaligus memperlihatkan skenario tindakan, b
instrumen penelitian, c data pendukung contoh: hasil rekap
182
tabulasi data, foto, dan lainnya, dan d lain-lain, seperti Curiculum Vitae Tim Peneliti, Surat Keterangan Kerjasama dengan Institusi
Lain apabila ada, dan lainnya.
Catatan:
1. Jumlah laporan penelitian tindakan kelas maksimal 12 halaman + cover dan daftar isi.
2. Gunakan font tipe Times New Roman, dengan ukuran 12 dan spasi 1,5.
3. Laporan dibuat sesingkat, sepadat dan sejelas mungkin yang dapat menggambarkan hasil penelitian tindakan.
ASPEK PENILAIAN
a. Implementasi materi pembelajaran berbasis multimedia teknologi informasi dan komunikasi secara nyata di kelas
b. Kadar manfaat materi untuk peningkatan hasil belajar siswa dapat diungkapkan dengan jelas dan terukur
c. Kreatifitas, orisinalitas, serta akan lebih baik jika mampu bersifat edutaintment education - entertaintment
d. Kesesuaian dengan KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan e. Kemampuan penyampaian presentasi proposal danatau materi
pembelajaran yang fokus pada sasaran dan mudah dipahami
Keputusan juri adalah mutlak dan tidak dapat diganggu-gugat. Tidak diadakan surat-menyurat atau korespondensi dalam bentuk apapun dengan
panitia atau dewan juri terkait dengan proses seleksipenilaian hasil karyaproposal peserta. Seluruh transportasi dan akomodasi bagi para
semifinalis dan finalis untuk ke, dari dan selama di Jogja Jakarta dalam rangka penjurian, ditanggung sepenuhnya oleh panitia.
Informasi lebih lanjut, dapat dibaca di www.detikinet.com
TANGGAL PENTING tentative
1 April 2008 : Batas akhir pengiriman proposal dan materi
15 April 2008 : Pengumuman 30 Semi Finalis melalui situs, e-mail
dan telepon 26 – 28 April 2008 : Workshop Semi Finalis di Jogja
183
29 April 2008 : Perbaikan Proposal Semi Finalis dan Penjurian di
Jogja 30 April 2008
: Pengumuman 10 Finalis face-to-face 1 Mei 2008
: Penjurian Finalis di depan Panelis Dewan Juri Jogja atau Jakarta
2 Mei 2008 : Seminar Umum dan Pengumuman Pemenang Jogja
atau Jakarta
184
PENINGKATAN KEBIASAAN SHOLAT LIMA WAKTU MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI MULTI ASPEK
Drs. H. Bustamam Ismail NIP. 131454949
Guru Pendidikan Agama Islam SMK Negeri 3 Jakarta
Penulis berasumsi bahwa pembiasaan sholat lima waktu masih minim dilaksanakan oleh remaja, termasuk siswa-siswi SMKN 3 Jakarta, setelah kami tanyakan dikelas, hampir
setiap kelas hanya rata-rata 15 yang terbiasa sholat lima waktu, itupun umumnya anak-anak Rohis. Kami berasumsi bahwa kebiasaan sholat lima waktu dapat ditingkatkan. Asumsi tersebut
jelas memerlukan metode yang jitu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode yang akurat dalam memacu siswa guna pembiasaan sholat lima waktu.
Judul PTK ini adalah “Meningkatkan kebiasaan sholat lima waktu melalui pemberian motivasi multi aspek”. Sholat dicanangkan oleh Allah untuk membentuk kepribadian seorang
muslim yang tangguh, dalam sholat Allah mengajarkan hidup disiplin, hidup sabar,bermasyarakat, mengajarkan hidup sehat, hidup bersih lahir dan batin, menahan dan pengendalian diri,
berkomunikasi dengan Khaliknya, Permasalahan kurangnya kesadaran siswa untuk membiasakan sholat lima waktu. Inilah yang
mendorong peneliti untuk mengkaji kebiasaan sholat lima waktu yang sudah jauh dari yang dicontohkan Rasulullah, beberapa kali survey kecil, setiap kelas yang kami survey tidak lebih 15
yang sudah melaksanakan sholat lima waktu secara rutin lima kali sehari semalam, survey secara kwantitas belum lagi sebagai kwalitas tentu lebih banyak lagi.
Metode yang saya gunakan adalah pemberian motivasi melalui memperdalam kajian sholat, melalui kajian nikmat umumnya, melalui kajian diri pribadi siswa, melalui video penciptaan
Alam semesta. Sehingga semua potensi rohani dan jasmaninya bisa berfungsi dengan lebih baik. Mereka didorong untuk mensyukuri nikmatNya yang salah satunya adalah melakukan
shalat lima waktu
185
BAB. I PENDAHULUAN
A. Latar belakang,
Mulai Indonesia merdeka, telah dicanangkan oleh para peminpin bangsa kita, untuk merumuskan tujuan negara muda yang dibangun itu, yaitu membentuk
masyarakat yang adil dan makmur. Setelah melalui beberapa dasawarsa lahirlah pembarauan-demi
pembaharuan yang menitikberatkan pembangunan. Pembangunan itu memerlukan tenaga penggerak sebagai motor yang menggerakkan semua
aspek dari pembangunan tersebut. Tenaga pengerak tersebut ialah manusia yang mempunyai keahlian skill, tanpa keahlian pembangunan itu tidak akan
berjalan lancar. Tenaga ahli itu dihasilkan oleh pendidikan, karena itu pendidikan memegang peranan penting dalam mencapai tujuan negara, yaitu
masyarakat adil dan makmur. Pemikiran tentang pentingnya pendidikan sudah dimulai sebelum Indonesia
merdeka, Pada awal kemerdekaan lahirlah undang no 4 tahun 1950 jo Undang-undang nomor 12 tahun 1954 tentang dasar-dasar pendidikan dan
pengajaran di sekolah. Pada tahun 1989 lahir Undang-undang nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasonal, terakhir , Permen no 22 tentang standar
isi, Permen no 23 tentang standar kompetensi lulusan B. Rumusan Masalah
Sholat adalah merupakan pangkal tolak pembinaan kepribadian seseorang muslim, yang dijadikan oleh Rasulullah sebagai tiang Agama Islam, satu-
satunya ibadah yang diwajibkan secara berulang setiap hari, seumur hidup. Apabila pembinaan sholat itu terabaikan akan meruntuhkan sendi-sendi
Islam itu sendiri sekali gus meluluhlantahkan pembinaan umatnya. Oleh sebab itu peningkatan pembiasaan sholat itu merupakan hal yang urgen
untuk diterapkan kepada siswa. Bagaimana memotivasi siswa untuk
186
membiasakan sholat lima waktu?, Bagaimana mengelola waktu yang singkat untuk tatap muka tapi efektif dan efesien dalam membina mereka.
C. Tujuan Penelitian Penulis berasumsi bahwa pembiasaan sholat lima waktu masih minim
dilaksanakan oleh remaja, termasuk siswa-siswi SMKN 3 Jakarta, setelah kami tanyakan dikelas, hampir setiap kelas hanya rata-rata 5 yang terbiasa
sholat lima waktu, itupun umumnya anak-anak Rohis. Kami berasumsi bahwa kebiasaan sholat lima waktu dapat ditingkatkan . Asumsi tersebut jelas
memerlukan metode yang jitu. penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode yang akurat dalam memacu siswa guna peningkatan pembiasaan
sholat lima waktu
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk untuk acuan pengajaran yang lebih maksimal
di masa mendatang minimal untuk bahan kajian yang mengacu kepada kemajuan dimasa mendatang.
187
BAB. II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA.
Pendidikan merupakan kunci kemajuan dan kesuksessan masa depan suatu bangsa, itu pulalah yang menyebabkan pemimpin Jepang paska bom Hiroshima
dan Nagasaki menanyakan berapa orangkah guru yang masih tertinggal dan selamat.
Pendidikan merupakan pembimbigan seseorang kearah dewasa, baik secara biologis,baik secara ekonomis, baik secara sosiologis. Seseorang yang
dewasa harus mempunyai skill life atau kecakapan hidup sehingga dia tidak menjadi beban bagi orang lain, Dia harus mempunyai kepribadian yang mandiri
sehingga setiap tantangan, rintangan dan persoalan hidup dapat menerima dengan tenang, kemudian menghadapi dengan cermat, dan mengatasi serta
memecahkannya dengan bijaksana. Hakikat belajar mengajar: menurut Abu Ahmadi hakikat mengajar itu ada
jenis 1. menanamakan pengatahuan kepada anak, 2. menyampaikan pengetahuan dan kebudayaan kepada anak, 3. suatu aktivitas mengatur
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak didik sehingga terjadi prases belajar.Hakiakat belajar adalah usaha sadar untuk menguasai
ilmu, untuk dapat menerapkan pengetahuan , untuk dapat melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik. Jadi belajar dan mengajar saling berkaitan dalam suatu
proses menuju perubahan pengetahuan, perubahan tingakah laku, perubahan keterampilan dan dapat mengatasi persoalan hidup dengan baik dan mandiri.
A. Kajian Umum Pendidikan Kegiata belajar mengajar supaya lebih efektif harus memperhatikan
sebagai berikut: 1. Tujuan belajar mengajar
Secara umum tujuan belajar mengajar adalah untuk mengubah pengetahuan peserta didik, mengubah kepribadian, mengubah
188
keterampilan. Jadi dalam pendidikan harus ada perubahan kalau tidak ada perubahan maka kegiatan belajar itu tidak berhasil.
2. Guru sebagai salah satu sumber belajar. Guru yang membimbing harus orang kompeten, pendidik yang
kompeten adalah guru yang mempunyai kesadaran kependidikan yang tinggi dan memenuhi syarat -syarat seorang guru yang baik.
a. Kesadaran kependidikan. Menurut J. Murry Lee dalam bukunya” Elementry Education to day
and tomorrow, bahwa pada seorang guru sebagai anggota profesi hendaklah terdapat kesadaran profesi seabagai berikut:
1. Kesadaran pertama, adalah kesadaran pelayanan profesi mengemban tugas untuk kepentingan masyarakat. Kesadaran
ini diterapkan dan tercermin dalam prilaku di Sekolah dan luar sekolah.
2. Kesadaran kedua, adalah kesadaran profesi guru menuntut kompetensi intelektual dan keterampilan profesi yang cukup
tinggi, hal ini berarti adanya kesadaran untuk meniglkatkan harkat, martabat dan wibawa profesi.
3. Kesadaran ketiga, adalah kesadaran tentang jaminan terhadap masyarakat bahwa kita mampu untuk melaksanakan tugas
mengajar dengan baik, berarti seorang guru mempunyai rasa percaya diri yang tinggi.
4. Kesadaran keeempat, adalah kesadaran untuk berorganisasi untuk kepentingan meningkatkan aktifitas dan pertumbuhan
professional.
b. Syarat-syarat untuk menjadi guru yang baik.
189
Untuk menjadi guru yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Ijazah guru. Seorang gurupendidik haruslah mempunyai Ijazah guru,
karena ijazah ini merupakan bukti otentik bahwa seseorang itu telah mempunyai dasar keguruan.
2. Sehat jasmani dan rohani. Pendidik haruslah sehat jasmaniyah dan rohaniyah yang
dibuktikan dengan keterangan dokter. Hal ini penting sebab orang yang tidak sehat tidak mungkin melaksanakan tugasnya
dengan baik dan teratur, apalagi tugas yang berat karena menyangkut masyarakat.
3. Mempunyai kepribadian yang baik. Pendidik merupakan contoh hidup living example bagi peserta
didik, oleh sebab itu gurulah yang lebih dahulu menerapkan norma-norma yang terpuji yang tercermin dalam perbuatannya.
4. Memiliki rasa tanggungjawab, Pendidik haruslah orang yang bertanggungjawab dapat
meninggalkan norma daerah dan kelompok untuk kepentingan nasional. Sehingga setiap permasalahan dapat dilihat dalam
konteks yang luas.
c. Sikap dan sipat-sipat guru yang utama Pendidik yang baik haruslah memiliki sikap mental dan siapat-sipat
yag utama. Sikap dan sifat utama ini akan menjadikan seseorang itu mempunyai wibawa sehingga orang berkeinginan untuk
190
mengikutinya. Sesuai dengan tugas Nabi Muhammad SAW diutus ke dunia seabagai pendidik yang ulung, dengan sabdanya: “
sesungguhnya aku diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia H.R Bukhari dan Muslim.
Sikap dan sipat-sipat utama itu merupakan kunci kesuksesan seorang pendidik dalam menjalankan tugasnya. Sikap dan sipat itu
antara lain: 1. Adil.
Pendidik haruslah menerima muridnya secara adil, guru tidak membedakan murid yang pintar dengan yang bodoh, yang cakap
dengan yang kurang cakap, sehingga murid merasa diperlakukan sama dan secara adil.
2. Percaya dan cinta kepada anak didik dalam arti yang positif. Pendidik haruslah mempercayai murid bahwa mereka mampu
mandiri, Guru harus menyenangi murid dalam arti yang positif, sehigga kegiatan akan berjalan dengan penuh kedamaian. Guru
harus mempunyai suatu keyakinan bahwa murid mempunyai kata hati yang cendrong kepada yang baik, tetapi kata hati murid
masih lemah oleh sebab itu guru mengembangkan dan membimbingnya supaya mempunyai kepribadian mandiri.
3. Sabar dan rela berkorban. Pendidik haruslah mempunyai kesabaran yang tinggi, sebab
seorang pendidik menghadapi manusia yang terdiri dari berbagai latar belakang kehidupan yang berbeda, kemauan yang
beragam, watak dan kecendrongan yang berbeda pula. Karena orang yang sabar disayang Allah, sesuai dengan firmannya
berbunyi: “ Sesungguhnya Allah Cinta orang yang sabar” Q.S. Al-Baqoroh 153.
191
4. Mempunyai kewibawaan terhadap murid. Kewibawaan adalah pengakuan murid terhadap kelebihan
gurunya sehingga mereka terdorong untuk meniru dan mengikutinya dengan sukarela.
5. Guru harus cerah dan riang. Seorang guru harus cerah dan riang sehingga murid tidak
terperangkap dengan perasaan yang tertekan. Mereka akan belajar sambil bermain untuk mencapai tujuan pendidikan.
6. Bersikap baik terhadap guru lainnya. Rekanan guru adalah merupakan kelompok pendidik yang saling
mengisi dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Kalau dewan guru atau rekanan guru tidak sejalan
dalam mendidik murid, sama halnya laksana dua orang yang satu membangun yang lainnya meruntuhkan, tak mungkinlah gedung
akan berdiri. Demikian pulalah rekanan guru yang tak searah, menimbulkan masalah baru, yang akhirnya akan menghambat
pencapaian tujuan. 7. Bersikap baik terhadap masyarakat.
Masyarakat adalah partner guru dalam melaksanakan tugasnya. Tanpa kerjasama masyarakat dengan guru sulitlah untuk
melaksanakan pendidikan dengan baik. Karena pada hakikatnya guru itu pengabdi dan pelayan masyarakat.
8. Guru harus menguasai materi yang diajarkan. Penguasaan bahan ajar merupakan keharusan bagi guru, karena
tanpa penguasaan materi yang sempurna akan menimbulkan
192
kehilangan wibawa seorang guru. Bila murid tahu kelemahan gurunya maka akan terjadilah suasana yang tidak serasi. Kalau
hal ini terjadi berlarut-larut akan menimbulkan dampak negative pada hasil belajar murid.
9. Guru harus suka pada mata pelajarannya. Pendidik harus menyenangi pelajaran yang diajarkan, sehingga
akan mudah mempersiapkan dan melaksanakan. Pelajaran yang disenangi akan berhasil lebih baik ketimbang pelajaran yang
dibenci, karena pelajaran yang disenangi guru menjadikan proses belajar mengajar yang lebih hidup dan gembira.
10. Guru harus mempunhyai pengetahuan yang luas. Dalam masyarakat tertentu guru dianggap serba tahu segala hal,
tempat bertanya kalau tak mengetahui, tempat mencari informasi dansebagainya. Kecewalah masyarakat bila guru panutannya
mempunyai banyak kelemahan.
3. Azas didaktik Dalam Kegiatan belajar hendak memperhatikan pengajaran azas
didaktik antara lain : a. Harus ada pemusatan perhatian sehingga semua potensi yang ada
pada diri peserta didik dapat berfungsi dengan maksimal. b. Harus ada keaktifan peserta didik harus aktif dalam proses belajar
mengajar, keaktifan itu menunjukan dalam jiwa siswa itu ada proses. c. Kegiatan belajar mengajar itu harus ada bahan yang diragakan
sehingga dapat dilihat oleh siswa, d. Memperhatikan kemampuan peserta didik.
e. Korelasi dan konksentrasi, f. Praktis dan efesien
193
4. Bahan pengajaran a. Bahan pembelajaran harus memenuhi tujuan umum pemdidikan dan
tujuan sekolah. Di Negara manapun sekolah adalah tempat pendidikan, yaitu memberikan endidikan keseluruhan, yang meliputi
pendidikan jasmani, rohani, pendidikan perorangan serta kemasyarakatan.
b. Bahan pengajaran harus sesuai dengan tingkat sekolah, perkembangan jiwa serta jasmani murid pada umumnya. Maksudnya
guru memperhatikan apakah masih tingkat pemula atau menengah atau sudah tingkat tinggi.
c. Bahan pembelajaran pokok pendidikan Agama Islam. Materi pokok pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah
Kejuruan ialah: 1. Keyakinan dan kepercayaan.
Keyakinan dan keperyaan menurut Islam, merupakan fondasi ajaran Islam disebut keimanan. Keimanan inilah yang melandasi
semua amal seseorang yang mengaku beragama Islam, Tanpa landasan keimanan yang benar semua amal akan sia-sia.
Sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 18 berbunyi: “ Perumpamaan orang yang kafir dihadapan
Tuhannya, amal-amal mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari berangin badai. Mereka tak
bisa mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan…” Q.S. Ibrahim ayat 18.
2. Ibadah Kepada Allah SWT. Fikih.
194
Ibadah merupakan realisasi dari keimanan seseorang yang sebagai bukti bahw imannya benar. Orang yang mengatakan
beriman tidak mengamalkannya disebut fasik, Orang yang berpura-pura beriman ibadah hanya untuk mengelabui mata atau
untuk politis belaka supaya terbebas hokum dunia disebut munafiq. Manusia munafiq ini diancam Allah dengan firmannya: “
Orang yang munafiq tempatnya di neraka yang paling dalam, tiada yang dapat menolong mereka” Annisa: ayat 145.
3. Cara membaca Al-Qur’an dan membiasakannya. Al-Qur’an merupakan pedoman pokok umat Islam untuk
mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dengan Al-Qur’an dan hadits Nabilah kita dijamin akan mendapat kebahagiaan dan
tidak akan sesat selamanya. Sesuai sabda Nabi Muhammad SAW berbunyi: “ Telah kutinggalkan bagimu dua perkara apabila
engkau berpegang teguh kepada keduanya engkau tidak akan sesat selamanya, yaitu kitab AllahAl-Qur,an dan sunah
Rasulnya”. HR. Ibnu ‘Abdil Barri. Oleh sebab itu mempelajari Al- Qur’an merupakan keharusan bagi umat yang mendambakan
petunjuk yang abadi. Sehingga Nabi memberikan dorongan dengan sabdanya: “ Orang yang paling baik diantara kamu ialah
orang yang belajar Al-Qur’an dan yang mengajarkannya”.HR. Bukhari
4. Pengetahuan hukum Islam. Pengatahuan hokum Islam itu menyangkutan aturan pribadi dan
masyarakat ataupun sanksi-sanksi Allah yang akan diberlakukan di dunia dan ditangguhkan di akhirat , yang disebut syari’at.
Setiap umat Islam mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
195
sebagai realisasi iman dan penyerahan tanpa syarat keharibaan Allah Maha Kuasa. Sehingga orang yang tidak mau
melaksanakan hukum itu disebut kafir. Sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 44 berbunyi: “ … dan siapa
yang tidak menghukum dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang yang kafir”.Al-Maidah: 44.
5. Pergaulan hidup antara sesama manusia. Pergaulan hidup antara sesame manusia, baik sesame muslim
atau dengan non muslim disebut mu’amalah. Mu’amalah ini antara lain jual beli, utang piutang, pinjam meminjam, uapah
mengupah,cara bertetangga dan cara bermasyarakat.
d. Tema sentral Pendidikan Agama Islam. Pengertian tema sentral adalah sub mata pelajaran atau pokok
bahasan dari pendidikan Agama Islam yang minimal yang harus dicapai pada jenjang pendidikan tertentu. Pada dasarnya tema
sentral itupemenuhan harapan orang tua, masyarakat, pemerintah serta kebutuhan siswa itu sendiri tentang pendidikan Agama Islam.
1 Kemapuan siswa untuk beribadah dan membiasakannya dengan baik dan tertib kemampuan sholat dan ibadah lainnya.
2 Kemampuan siswa untuk membaca Al-Qur’an dengan baik. 3 Tercerminnya Akhlak yang baik dari siswa.
e. Tolak ukur keberhasilan Pendidikan Agama Islam di SMK. Setelah membicarakan materi dan tema sentral pendidikan Agama
Islam di sekolah, barulah kita dapat menentukan tolak ukurnya atau standar kompetensi Lulusan SKL.
196
1. Siswa memiliki pengetahuan fungsional tentang agamanya meliputi pengetahuan tentang keimanan kepada Allah,
keimanan kepada malaekat, keimanan kepada rasul, tentang qadha dan qadar, pengetahuan tentang hukam waris,
munakahat dan sebagainya. 2. Siswa meyakini agamanya dan menghormati orang lain
meyakini agamanya. Prinsip ini meliputi antara lain : beriman dengan benar, mensyukuri nikmat Allah dengan memelihara
dan mengembangkannya, toleransi terhadap penganut agama lain, serta menjadi warga Negara yang baik.
3. Siswa bergairah beribadah . Hal ini tercermin dalam tindakan siswa antara lain: menunaikan sholat lima waktu, menunaikan
sholat jum’at dengan baik, suka sholat tarawih dan idain, menunaikan ibadah puasa bulan Romadhan sesuai dengan
syarat dan rukunnya yang ditentukan agama. 4. Siswa berakhlak mulia dan berbudi luhur. Berakhlak mulia dan
berbudi luhur dapat dilihat dalam keadaan sehari-hari berupa: suka bertutur bahasa yang sopan, berbuat baik kepada orang
lain, suka berbakti kepada orang tua, suka bersih dan kebersihan, suka memelihara lingkungan hidup, mematuhi
aturan yang berlaku, suka mengucapkan kalimat thoibah, suka melakukan kebiasaan yang baik.
5. Siswa dapat membaca kitab suci agamanya dan berusaha dan berusaha memahaminya. Dapat membaca kitab suci ini
tercermin dalam kehidupannya antara lain: suka membaca Al- Qur’an, hapal surat-surat pendek dan mampu menuliskannya.
6. Siswa rajin belajar dan giat bekerja. Kegiatan ini dapat direalisasikan dalam bentuk : mereka belajar dengan tertib
197
tanpa perintah dan berusaha mencapai hasil atau berprestasi baik, suka mengerjakan yang baik tanpa perintah, suka
membantu, mengunjungi dan mendo’akan temannya yang mendapatkan musibah, peduli terhadap orang yang lemah, ikut
memelihara tempat ibadah dan lingkungan sekitarnya. 7. Siswa mensyukuri nikmat Allah swt. Kemauan mensyukuri
nikmat Allah dapat dinyatakan berupa: suka memelihara kebersihan dan kesehatan jasmani dan rohani, suka
memelihara milik pribadi dan milik bersama dengan cermat, kemampuan menggunakan ilmu dan keterampilan yang dimiliki
untuk kebaikan. Suka memelihara milik bersama untuk kepentingan umum seperti telpon jembatan dan sebagainya.
8. Kemampuan menciptakan kerukunan hidup antar warga dan golongan. Suasana ini tergambar dalam bentuk: siswa tidak
mengganggu orang lain dalam beribadah, tidak mengganggu dan merusak tempat ibadah, bergaul dengan orang lain
sekalipun berbeda agama namun tetap menghormati keyakinan agama masing-masing.
5. Metode pengajaran Metode dan Strategi Belajar ia;lah pola umum perbuatan guru dan murid
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar, sedangakan metode berasal dari kata Yunani Greek yang terdiri dari metha = melalui
melewati hodos = jalancara . Jadi metode belajar mengajar berarti jalan atau cara yang yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan
pengajaran. Strategi dan metode ini mutlak harus digunakan dalam proses belajar mengajar, supaya kita mencapai tujuan yang maksimal,
tanpa metode dan strategi akan mendapatkan banyak kendala dalam
198
pelaksanaan pendidikan. Hal ini sesuai dengan tuntutan Allah dalam surat 16 An-Nahal ayat 125 berbunyi:
Artinya: Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk. Disini dijelaskan supaya dalam memberikan pelajaran dilaksanakan
dengan bijaksana atau dengan strategi dan metode yang baik agar mencapai hasil yang baik pula. Metode yang dapat yang digunakan
dalam proses belajar sangat beragam. Menurut Hasibuan Dip. Ed dkk ada enam macam yaitu: metode ceramah, Tanya jawab, diskusi,
kerja kelompok, simulasi dan demontrasi. Menurut Tim Bakti Guru, metode belajar mengajar itu terdiri empat belas
macam yaitu: Penugasan, proyek, diskusi , ekprimen, widyawisata, bermain peran, demontrasi, sosiodrama, pemecahan masalah, Tanya
jawab, ceramah, latihan, bercerita dan pameran. Menurut Prof Dr Winarno Surakhmad metode belajar mengajar itu terdiri
dari delampan metode yaitu: ceramah, tanyajawab, diskusi, latihan, demontrasi, ekprimen, karyawisata dan kerjakelompok.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode belajar mengajar itu bervariasi sekali jika variasi ini diterapkan dengan seksama dalam
pengajaran maka guru dan murid tidak akan cepat jemu dalam mengajar. Adapun metode itu ialah:
a. metode ceramah.
199
Metode ceramah suatu metode mengajar yang penyajian materinya melalui penuturan dan penerangan lisan guru kepada siswa.
b. metode Tanya Jawab.
Metode Tanya Jawab suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa atau
sebaliknya. c.
metode diskusi. Metode diskusi suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui
wahana tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dalam suatu masalah.
d. metode kerja kelompok.
Metode kerja kelompok cara penguasaan bahan pelajaran dengan mengerjakan tugas atau topic secara berkelompok.
e. metode simulasi. Metode simulasi suatu cara mengajar dengan perbuatan hanya
berpura-pura atau berlaku sebagai dalam ituasi tertentu. f. metode demonstrasi.
Metode demontrasi suatu cara mengjar dengan mempertunjukkan sesuatu atau cara mengerjakan sesuatu.
g. penugasan. Metode penugasan suatu cara penyajian dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang dispersiapkan guru sehingga dapat
mengalami secara nyata baik perkelompok atau perorangan. h. eksprimen.
Metode eksperimen suatu cara penyajian materi dengan pemberian kesempatan kepada siswa secara perorangan atau kelompok untuk
melakukan percobaan mandiri, siswa merencanakan, menemukan
200
fakta, mengumpulkan data, meneliti variable dan memecahkan masalah.
i. metode proyek. Metode proyek suatu cara penyajian dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan dan mengembangkan sebanyak mungkin pengetahuannya dalam
membahas suatu topic. j. widyawisata.
Metode widyawisata suatu cara penguasaan bahan pelajaran dengan membawa langsung siswa kepada obyek yang akan
dipelajari diluar kelas. k. bermain peran.
Metode bermain peran suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa dalam
memerankan dirinya sebagai tokoh atau benda mati. l. sosiodrama.
Metode sosiodrama suatu cara mengajar dengan pemberian kesempatan kepada siswa agar bias melakukan kegiatan dalam
kehidupan social. m. pemecahan masalah.
Pemecahan masalah suatu cara mengajar dengan pemberian kesempatan kepada siswa untuk dapat menyelesaikan masalah
tertentu. n. metode latihan.
Metode latihan suatu cara mengajar dengan me;latihkan sesuatu dalam rangka pengembangan suatu keterampilan.
o. metode bercerita.
201
Metode bercerita suatu penuturan dengan lisan kepada orang lain mengenai suatu topic atau peristiwa. Oleh guru sendiri atau siswa
yang ditugaskan oleh guru. p. Metode pameran.
Metode pameran suatu cara mengajar dengan membawa siswa untuk mengamati suatu pameran kelas, sekolah atau gugus sekolah.
q. metode e-learning. Metode belajar melalui internet sebagai medianya.
6. Proses Belajar Mengajar.
Proses belajar mengajar adalah rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar ada beberapa
hal yang perlu diperhatian supaya kegiatan itu berjalan dengan maksimal. antara lain ialah:
a. Prinsip proses belajar mengajar. Ada beberapa pinsip dasar dalam proses belajar mengajar yaitu:
1. Prinsip motivasi. Dalam proses belajar mengajar guru hendaknya memperhatikan motif
yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Guru berperan sebagai motifator.
2. Prinsip latar. Guru harus mempertimbangkan tentang pengetahuan, perasaan,
keterampilan, sikap dan nilai, serta pengalaman yang telah dimiliki siswa supaya kegiatan belajar megajar berjalan lebih efektif dan efesien.
202
3 Prinsip pemusatan perhatian. Pelajaran direncanakan menurut suatu pola tertentu sehingga dapat
menarik minat siswa, sehingga pikiran terpusat dengan topic yang kita bicarakan atau kita pelari.
4. Prinsip keterpaduan. Guru hendaknya mengaitkan suatu bahan pelajaran dengan bahan
pelajaran lainnya, baik dalam dalam satu mata pelajaran maupun mata pelajaran lainnya ada kaitannya.
5. Prinsip pemecahan masalah. Mengajar seharusnya diberikan pelajaran yang bermasalah sehingga
murid peka terhadap masalah, akhirnya terbiasa memecahkan masalah yang dihadapi.
6. Prinsip menemukan sendiri. Kegiatan belajar megajar hendaknya memberikan kesempatan kepada
murid untuk untuk mengembangkan potensi mencari, menemukan fakta dan informasi secara mandiri.
7. Prinsip belajar sambil bekerja. Bekerja menimbulkan pegalaman yang bergua. Pengalaman yang
diperoleh melalui bekerja merupakan hasil belajar yang tidak mudah dilupakan, maka sebaiknya diadakan belajar sambil bekerja.
8. Prinsip belajar sambermain.
203
Sesuai dengan kehidupan jiwa anak bahwa mereka sangat senang dengan permainan. Dalam belajar perlu diciptakan suasana gembira
dan menyenangkan dalam bentuk kegiatan bermain kreatif.
9. Prinsip hubungan social. Dalam berlajar siswa dilatih untuk bekerjasama, karena kepribadian
murid banyak dipengaruhi oleh lingkungan social
b. Pengelolaan Proses Belara Mengajar.
Proses belajar mengajar merupakan dapur untuk memasak semua komponen dalam mencapai hasil yang diinginkan.
1. Pengorganisasian kelas. Untuk menciptakan suasana yang menggairahkan serta
memingkinkan terjadinya komunikasi yang baik, diaturlah sebagai berikut:
a. Pengaturan ruang belajar dan perabot, Pengaturan ini ditata sedemikian rupa dengan mempertimbangkan bentuk ruang kelas,
bentuk serta ukuran bangku, jumlah murid pada tingkat kelas yang bersangkutan, jumlah kelompok dalam kelas tersebut,
jumlah murid dalam tiap kelompok. b. Pengaturan murid dalam belajar, Dalam pengaturan murid ini
yang perlu diperhatikan: Apakah kegiatan secara individual, berpasangan atau klasikal, apakah secara berkelompok,
siapakah yang menentukan kelompok itu, berapa jumlah dalam tiap kelompok, apakah berubah atau tetap.
204
2. Metode belajar mengajar. Metode ini dibicarakan tersendiri pada bagian lain
3. Sarana dan sumber belajar. Sarana dan sumber belajar mengajar sangat menentukan dalam
proses belajar. a sarana belajar,
dalam memilih sarana dapat digunakan patokan sebagai berikut : menarik perhatian dan minat siswa, membawa siswa kearah
yang nyata dan mengurangi verbalisme, merangsang tumbuhnya pengertian dan usaha mengembangkan nilai-nilai, serbaguna dan
berfungsi ganda, sederhana dan mudah dirawat serta digunakan, dapat dibuat oleg guru atau murid dalam lingkungan alam
sekitarnya.
b. Sumber belajar, Sumber belajar meliputi antara lain: buku paket, buku
pelengkap,brosur, majallah, surat kabar, poster, lembar informasi lepas, naskah, dokumen, kiliping, rekaman, televise, radio,
internet dan lingkungan.
7. Teknik Evaluasi. Evaluasi merupakan suatu komponen pengajaran tak dapat diabaikan,
tanpa evaluasi kita sulit untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan suatu pendidikan dan pengajaran. Pada zaman modern ini evaluasi
bukan saja di terapkan di pendidikan dan pengajaran melainkan juga digunakan kantor-kantor, badan-badan usaha untuk mengukur
sejauhmana kegiatan dan usaha telah mencapai tujuan yang telah ditatapkan sebelmnya.
205
a. Pengertian evaluasi. Menurut kamus bahasa Inggeris S Wojowasito dkk evaluasi berasal
dari “ to evaluate = memberi nilai. Dalam pendidikan eavaluasi berarti memberi penilaian untuk mengukur kemampuan yang
diperoleh dari kegiatan belajar mengajar atau sejauhmana kemampuan seseorang yang telah dimiliki sehingga dapat
menempatkan dalam keadaan yang tepat dan sebagainya sesuai dengan tujuan diadakannya evaluasi tersebut.
b. Tujuan Evaluasi. Tujuan evaluasi dalam pendidikan dapat diholongkan kedalam
empat kategori yaitu: 1. Memberikan umpan balik feed back kepada guru sebagai dasar
untuk memperbaiki program satuan pelajaran atau proses belajar mengajar.
2. Menentukan hasil kemajuan belajar siswa, antara lain berguana untuk bahan laporan kepada orang tua, penentuan kenaikan
kelas dan menentukan lulus tidak seorang siswa. 3. Menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat.
Misalnya dalam penentuan tingkat, kelas atau jurusan. 4.Untuk mengenal latar belakang psikologis, fisik dan lingkungan
siswa, terutama yang mengalami kesulitan belajar.
c. Jenis dan fungsi evaluasi. Sesuai dengan tujuan tersebut diatas maka jenis dan fungsi evaluasi
dapat di golongkan sebagai berikut: 1. Penilaian formatif.
206
Penilaian formatif, berfungsi untuk memperbaiki proses belajar mengajar atau memperbaiki program satuan pelajaran.
2. Penilaian sumatif. Penilaian sumatif, yakni penilaian yang dilakukan setiap akhir
semester atau catur wulan setelah menyelesaikan sekian pokok bahasan. Berfungsi untuk menentukan angka kemajuan belajar
tahap tertentu. 3. Penilaian penepatan atau placement.
Penilaian penempatan ini berfungsi untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang sesuai.
4. Penilaian diagnostic. Penilaian diagnostic ini berfungsi untuk mengetahui permasalahan
yang dialami siswa, sehingga dengan data ini dijadikan acuan untuk membantu siswa tersebut dalam mengatasi kesulitan belajarnya.
d. Penggunaan data evaluasi. Data yang diperoleh dari hasil evaluasi tersebut dapat digunakan untuk
pelbagai keperluan antara lain: 1. Keperluan Administrasi.
Data evaluasi digunakan untuk melengkapi laporan-laporan baik untuk orang tua murid maupun untuk instansi- instansi vertikal yang
memerlukan yang dilakukan secara priodik tentang kemajuan murid atau kemajuan sekolah itu.
2. Keperluan pengajaran. Data evaluasi juga dapat digunakan untuk memilih metode yang baik
dalam situasi belajar yang sesuai, untuk mengelompokkan murid
207
dalam kelas, untuk mengindentifikasi murid yang pandai , sedang dan yang lambat belajar.
3 Keperluan Bimbingan dan Penyuluhan. Data evaluasi dapat digunakan untuk bahan acuan dalam
memberikan bimbngan dan penyuluhan kepada siswa yang mempunyai permasalahan, sehingga kesulitan-kesulitan itu dapat
diatasi dengan maksimal. 4. Data Penyelidikan.
Data evaluasi dapat digunakan untuk keperluan penyelidikan untuk meninjau efektifitas metode mengajar, kurikulum, system pengajaran
dan lain sebagainya. Hal ini biasa dilaksanakan oleh lembaga pemerintah, atau birobadan, seperti Lembaga Penelitian Pendidikan
IKIP dan sebagainya. e. Cara dan Tehnik Penilaian.
1. Cara Penilaian. Penilaian yang dapat ditempuh melalui dua cara pendekatan:
a. cara kwantitif,Suatu penilaian yang diberikan dalam bentuk angka.
b. cara kwalitatif, suatu penilaian dalam bentuk pernyataan verbal, misalnya, baik, cukup, kurang memuaskan dan sebagainya.
2. Teknik Penilaian. Teknik yang sering digunakan dalam evaluasi ada dua kategori yaitu:
a Teknik menggunakan tes, suatu cara yang diberikan kepada seseorang yang akan dinilai supaya memberikan respon, dari
respon itu guru dapat memberikan penilaian. Teknik tes ini terdiri
208
dari: tes uraian, tes objektif, tes lisan, tes perbuatan, laporan, karangan dan tes diagostik.
b. Teknik tidak menggunakan tes atau non tes, teknik ini terdiri dari : observasi, skala sikap, wawancara dan sosiometrik.
f. Tahapan Evaluasi Hasil Belajar. Tahapan evaluasi hasil belajar disekolah meliputi langkah sebagai
berikut : 1. Tahap perencanaan evaluasi.
Evaluasi yang baik adalah evaluasi yang langkah direncanakan secara baik pula, hal yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan tes
hasil antara lain: obyek yang akan dievaluasi, bentuk apa yang sesuai dengan materi tersebut, berapa lama waktu yang diperlukan.
2. Pelaksanaan evaluasi. Tahapan pelaksanaan evaluasi ini harus dilakukan secara baik, situasi
dapat diciptakan sehingga hasilnya valid, merupakan perolehan terlepas dari unsur yang merusak nilai itu.
3. Analisis evaluasi. Tahapan analisis ini, suatu tahap menganalisa hasil evaluasi untuk
berbagai keperluan baik untuk umpan balik ataupun untuk mengetahui kemajuan belajar siswa.
4. Pelaporan hasil evaluasi. Setelah melalui tahapan sebelumnya maka diadakan prlaporan baik
kepada instansi atasan ataupun kepada orang tua murid. g.. Obyek evaluasi.
209
Menurut Tyler, obyek evaluasi itu terdiri dari beragam aspek kepribadian yaitu:
1.Aspek befikir, termasuk diantaranya : inteligensi, ingatan, cara menginterpretasi data, pemikiran logis dan sebagainya.
2.Aspek perasaan social, termasuk diantaranya: cara bergaul, cara pemecahan nilai social dan sebagainya.
3.Aspek keyakinan social dan kewarganegaraan menyangkut pandangan hidup terhadap masalah social, politik dan ekonomi.
4. Apresiasi seni dan budaya. 5. Minat, bakat dan hobbi.
6. Perkembangan social dan personal.
B. Kajian sholat lima waktu. Sholat adalah tiangnya agama Islam, sholat merupakan amal yang pertama
kali dipertanggungjawabkan nanti di hari kiamat, bila sholatnya baik maka amal yang lain jadi baik, jika sholatnya rusak maka amal yang yang lain jadi
tercemar. Sholat dicanangkan oleh Allah SWT untuk membentuk kepribadian seorang muslim yang tangguh, dalam sholat Allah mengajarkan
hidup disiplin, hidup sabar,bermasyarakat, mengajarkan hidup sehat, hidup bersih lahir dan batin, menahan diri dan pengendalian diri, berkomunikasi
dengan Khaliknya, Inilah yang mendorong peneliti untuk mengkaji kebiasaan sholat lima waktu
yang sudah jauh dari yang dicontohkan Rasulullah, beberapa kali survey kecil, setiap kelas yang kami survey tidak lebih 15 yang sudah
melaksanakan sholat lima waktu secara rutin lima kali sehari semalam, survey secara kwantitas belum lagi sebagai kwalitas tentu lebih banyak lagi.
210
1. Peningkatan kebiasaan sholat lima waktu. Yang dimaksud kebiasaan disini ,adalah nilai yang sudah menjadi
sikap pribadi seseorang, yang dapat dikerjakan tanpa berpikir, kebiasaan seperti ini yang disebut dengan akhlak. Dengan harapan
semoga sholat itu akhirnya menjadi akhlak bagi siswa yang mengamalkannya.
2. Motivasi multi aspek. Yang kami maksudkan motivasi multi aspek. Terdiri dari kata
motivasi, multi dan aspek. Yang dimaksud mativasi adalah unsur yang mendorong seseorang untuk menggerakkan mengerjakan
sesuatu, multi aspek artinya beragam bentuk. Multi yang saya maksud disini antara lain: motivasi melalui kajian sholat, melalui
kajian diri siswa ,melalui kajian nikmat, meleui video penciptaan alam semesta.
3. Metode yang digunakan. Metode yang digunakan adalah memberian motivasi melalui
memperdalam kajian sholat, melalui kajian nikmat umumnya, melalui kajian diri pribadi siswa, melalui video penciptaan Alam semesta.
Sehingga semua potensi rohani dan jasmaninya bisa berfungsi dengan lebih baik. Sehingga terdorong untuk mensyukuri nikmatNya
salah satunya adalah melakukan shalat lima waktu.
211
BAB.III. PROSEDUR PENELITIAN
A. Mengadakan survey awal. Survey awal yang dimaksud ialah menanyakan secara lisan tentang
kebiasaan sholat siswa kelas X, kelas XI dan kelas XII. Saya mendapat data hanya + 15 dari kelas itu yang sholat sudah rotin
lima kali sehari dan semalam. Oleh sebab itu saya terdorong untuk mengetahui apakah yang menyebabkan hal itu terjadi bagaimana
jalan keluarnya.
B. Membuat tahapan penelitian dan evaluasi. 1. Pada siklus pertama memotivasi siswa dengan kajian makna
sholat supaya siswa lebih paham makna sholat secara keseluruhan. Sehingga dia dapat menyayangi sholat dan
membiasakannya. Setelah itu memberikan format isian keadaan sholatnya selama
tujuh hari, setelah tujuh hari format yang diisi siswa dan ditandatangai oleh orang tua diambil kembali untuk dianalisa
dan dievaluasi untuk menyetahui hasilnya. 2. Pada siklus pertama diambil sebagai acuan siklus kedua siapa
berubah menjadi lebih baik atau sebaliknya menjadi malas, maka pada siklus kedua ini sudah diadakan pendekatan yang
intensif kepada siswa yang berubah menjadi malas, disamping itu memotivasi dengan kajian nikmat yang diberikan Allah baik
bersifat pribadi ataupun bersifat umum. Setelah itu siswa diberi format isian untuk diisi sesuai sholat yang mereka laksanakan
dalam tujuh hari berikutnya. setelah format itu diisi siswa dan ditandatangai oleh orang tua diambil kembali untuk dianalisa
dan dievaluasi untuk menyetahui hasilnya.
212
3. Dari evaluasi siklus kedua hasilnya ada peningkatan namun masih ada siswa yang cendrung turun maka pada siklus ketiga
saya analisa beberapa pribadi yang cendrung cuek serta diadakan pendekatan dengan memanggil serta mengoreksi
informasi dan melalui informasi diadakan motivasi yang sesuai dengan siswa yang bermasalah tersebut. setelah format itu diisi
siswa dan ditandatangai oleh orang tua diambil kembali untuk dianalisa dan dievaluasi untuk menyetahui hasilnya.
mengengvaluasi kegiatan
213
BAB.IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Rekapitulasi. Siklus I
REKAPITULASI SHOLAT LIMA WAKTU SISWA Diteliti dari tanggal 23 sd tanggal 29 bulan September 2007
Siklus I No Nama Siswa
Zhuhur Ashar
Magrib Isya
Shubuh Keterangan
1 Andriyansyah
7 7
7 7
7 100.00
2 Ariyana
6 6
7 7
7 94.29
3 Dede Nursapni
7 6
6 5
4 80.00
4 Dita ulandari
4 4
6 7
7 80.00
5 Etik Damayanti
7 7
7 7
7 100.00
6 Faazin H Af
7 7
7 7
7 100.00
7 Feni Hernita
7 5
6 6
7 88.57
8 Fenny Greace A
4 6
7 6
4 77.14
9 Iis Febriyani Utami
6 7
7 6
3 82.86
10 Insi Aulia Kh
4 4
6 4
4 62.86
11 Irma Nuarti
7 4
7 5
7 85.71
12 Kurnia Eka Abdillah
6 7
7 7
7 97.14
13 Lila Fitriani
5 4
4 7
7 77.14
14 Luthfiah Ilma
4 5
7 7
7 85.71
15 Melisa Puspitasari
6 7
7 7
4 88.57
16 Mia Satriana
3 1
5 6
7 62.86
17 Nurfitri Apriliandina
4 3
7 4
1 54.29
18 Nury Indriyani
7 2
7 4
5 71.43
19 Resti Fauziyah
5 5
5 5
3 65.71
20 Rika Umami
3 5
7 7
5 77.14
21 Rizka Yuliana
6 5
7 7
7 91.43
22 Septiyani
6 3
7 1
7 68.57
23 Shinta Ramadhani
7 7
7 7
7 100.00
24 Sri Damayanti
7 7
7 7
7 100.00
25 Sri Mistari
7 7
7 7
7 100.00
26 Sri Suyati
7 7
7 7
7 100.00
27 Susanti Oktaviani
4 6
6 6
5 77.14
Persentase 80.95
76.19 93.65
86.24 83.07
84.02 Diketehaui Oleh
Jakarta 1 Oktober 2007 Kepala SMKN 3 Jakarta
Peneliti Drs. Dedi Dwitagama MM. Msi
Drs. Bustamam Ismail
B. Rekapitulasi Siklus II
REKAPITULASI SHOLAT LIMA WAKTU SISWA
214
Diteliti dari tanggal 23 sd tanggal 29 bulan Oktober 2007 Siklus II
No Nama Siswa Zhuhur
Ashar Magrib
Isya Shubuh
Persentase 1
Andriyansyah 7
7 7
7 7
100.00 2
Ariyana 4
7 7
7 7
91.43 3
Dede Nursapni 5
5 7
6 5
80.00 4
Dita Suci Wulandari 3
5 6
7 6
77.14 5
Etik Handayani 7
7 7
7 7
100.00 6
Faazin H Af 7
7 7
7 7
100.00 7
Feni Hernita 6
6 5
4 2
65.71 8
Fenny Greace A 4
7 6
7 5
82.86 9
Iis Febriyani Utami 5
7 7
5 68.57
10 Insi Aulia Kh
7 7
7 7
7 100.00
11 Irma Nuarti
4 5
6 6
60.00 12
Kurnia Eka Abdillah 7
7 7
7 7
100.00 13
Lila Fitriani 6
7 7
7 5
91.43 14
Luthfiah Ilma 3
4 5
4 6
62.86 15
Melisa Puspitasari 4
7 7
7 6
88.57 16
Mia Satriana 7
7 7
7 7
100.00 17
Nurfitri Apriliandina 5
6 7
5 5
80.00 18
Nury Indriyani 4
2 7
3 5
60.00 19
Resti Fauziyah 7
7 7
7 7
100.00 20
Rika Umami 4
5 7
7 3
74.29 21
Rizka Yuliana 3
5 6
5 4
65.71 22
Septiyani 6
6 7
6 6
88.57 23
Shinta Ramadhani 7
7 7
7 7
100.00 24
Sri Damayanti 7
7 7
7 7
100.00 25
Sri Mistari 7
7 7
7 7
100.00 26
Sri Suyati 6
6 7
7 5
88.57 27
Susanti Oktaviani 5
7 7
7 6
91.43 Persentase
77.78 88.36
95.77 86.77
80.42 85.82
Diketehaui Oleh Jakarta 30 Oktober 2007
Kepala SMKN 3 Jakarta Peneliti
Drs. Dedi Dwitagama MM. MSi Drs. Bustamam Ismail
C. Rekapitulasi Siklus III
REKAPITULASI SHOLAT LIMA WAKTU SISWA Diteliti dari tanggal 2 sd tanggal 8 bulan November 2007
Siklus III No Nama Siswa
Zhuhur Ashar
Magrib Isya
Shubuh Persentase
1 Andriyansyah
7 7
7 7
7 100.00
2 Ariyana
5 3
7 5
5 71.43
3 Dede Nursapni
6 6
7 7
5 88.57
215
4 Dita ulandari
5 5
6 7
6 82.86
5 Etik Damayanti
7 7
7 7
7 100.00
6 Faazin H Af
7 7
7 7
7 100.00
7 Feni Hernita
4 7
4 4
54.29 8
Fenny Greace A 6
6 7
6 6
88.57 9
Iis Febriyani Utami 7
7 7
7 6
97.14 10
Insi Aulia Kh 6
6 7
7 5
88.57 11
Irma Nuarti 7
6 7
5 7
91.43 12
Kurnia Eka Abdillah 7
7 7
7 7
100.00 13
Lila Fitriani 6
6 7
7 7
94.29 14
Luthfiah Ilma 5
5 7
7 6
85.71 15
Melisa Puspitasari 7
7 7
7 7
100.00 16
Mia Satriana 4
4 4
4 4
57.14 17
Nurfitri Apriliandina 7
7 7
7 7
100.00 18
Nury Indriyani 6
7 1
7 60.00
19 Resti Fauziyah
6 7
7 7
6 94.29
20 Rika Umami
4 6
7 6
2 71.43
21 Rizka Yuliana
6 7
7 5
5 85.71
22 Septiyani
6 6
7 4
7 85.71
23 Shinta Ramadhani
7 7
7 7
7 100.00
24 Sri Damayanti
7 7
7 7
7 100.00
25 Sri Mistari
7 7
7 7
7 100.00
26 Sri Suyati
5 6
7 5
6 82.86
27 Susanti Oktaviani
5 6
7 6
6 85.71
Persentease 85.71
85.71 96.30
84.13 86.24
87.62 Diketehaui Oleh
Jakarta 10 Nopember 2007 Kepala SMKN 3 Jakarta
Peneliti Drs. Dedi Dwitagama MM. Msi
Drs. Bustamam Ismail
D. ANALISIS DATA YANG DIPEROLEH DARI TIGA SIKLUS. Pada langkah pertama kami memberikan motivasi kepada siswa kelas II
Ak 1 untuk mendalami arti sholat dan kandunganya, bagaiman manfaatnya bila kita merotinkan sholat, sekaligus merupakan tanda syukur kepada Allah SWT
yang telah memberikan nikmat yang berlimpah kepada kita. pemberian motivasi melalui memperdalam kajian sholat,. Dan diberikan pendataan yang diisi oleh
siswa selama satu minggu sesuai dengan sholat yang mereka kerjakan ,
216
1. Siklus pertama. Siklus pertama kami laksanakan dari tanggal 23 sampai 29
september 2007. Dari data itu diperoleh data sholat Zuhur yang dilaksanakan =80,95, sholat ashar =76,19, Sholat Magrib=93,65 ,
sholat Isya=86,24 , sholat shubuh=83,07 Kumulatif=84,02.
2. Siklus kedua. Siklus kedua kami laksanakan berdasarkan hasil yang belum
maksimal dari siklus I maka diadakan pendekatan bagi siswa yang masih jauh dari yang diharapkan tentang kebiasaan sholatnya. Kami
dorongan siswa untuk lebih mengenal sholat, pemberian motivasi melalui kajian nikmat umumnya, melalui kajian diri pribadi siswa,
mendorong yang masih sangat jarang sholat untuk lebih memahami dan manfaat syukur kepada Allah melalui sholat, Pelaksanakan
tanggal 23 Oktober 2007 sampai 29 Oktober 2007, dengan
217
membagikan formulir isian, saya memperoleh data sebagai berikut yang melaksanakan sholat zuhur=77,78 , sholat ashar=88,36 , sholat
Magrib=95,77 , sholat Isya =86,77 , sholat shubuh =80,42 , kumulatif=85,42 .
3. Siklus ketiga. Siklus ketiga kami laksanakan dari tanggal 2 sampai tanggal 8
Oktober 2007. Siklus ini berdasar data siklus kedua yang belum memuaskan, sehingga mengadakan pendekatan kepada siswa yang
masih malas untuk sholat, supaya rajin sholat, dan memotivasi melalui video penciptaan Alam semesta.
Pada siklus ini siswa didorong untuk menggunakan semua potensi mereka yang diamanahkan Allah kepada mereka, kami memperoleh
data sebagai berikut: Yang melaksanakan sholat Zuhur=85,71 ,
218
sholat ashar=85,71 , sholat Magrib=96,30, sholat Isya=84,13 , sholat shubuh=86,24 , kumulatif=87,62.
4. Analisa Kemajuan kemajuan pada siswa. Dari Tabel I ,II dan III dapat kita baca pelaksanaan sholat Zuhur
berbanding sebagai berikut Siklus I 80.95 , siklus II turun 77.78 dan siklus III meningkat menjadi 85.71. cendrong naik.
Pelaksanaan Sholat Ashar berbanding sebagai berikut Siklus 76.19, Siklus II naik menjadi 88.36 dan siklus III turun sedikit
menjadi 85.71. cendrong naik. Pelaksanaan sholat Magrib berbanding sebagai berikut siklus I
93.65, Siklus II naik menjadi 95.77 dan siklus III naik menjadi 96.3 cendrong naik.
219
Pelaksanaan sholat isya berbanding sebagai berikut siklus I 86.24 , Siklus II naik menjadi 86.77 dan siklus III turun 84.13
cendrong turun. Pelaksanaan sholat Shubuh berbanding sebagai berikut siklus I
83.07, Siklus II turun 80.42 dan siklus III naik menjadi 86.24 cendrong naik. Dari lima sholat hanya satu yang cendrong turun
yaitu sholat Isya sedangkan empat sholat yang lain cendrong. Lebih lanjut dapat dilihat dari grafik dibawah ini.
5. Apabila dilihat presentase keseluruhan. Secara keseluruhan dapat lihat dari tabel pada siklus pertama 84.02
, pada siklus II naik menjadi 85.82 dan pada siklus III naik menjadi 87.82. dari data ini dapat lihat ada kecendrongan makin naik. Lebih
lanjut dapat dilihat dari grafik.
220
6. Bila dikelompokkan antara A. antara 89.99- 100, B. antara 69.99-89.99, C. antara 50.00 – 69.99 dan D .50.00. A
bobotnya 4 , B bobotnya 3, C bobotnya 2 dan D bobotnya 1. a. Pada siklus I A terdapat = 10 orang, B terdapat =12 orang , C
terdapat = 5 orang, b. Siklus II A terdapat 13 orang, B terdapat 8 orang , C terdapat 6
orang. c. Siklus III A terdapat 13 orang, B terdapat 11 orang C terdapat 3 orang.
Sik I Sik II
Sik III A-4
10 40
13 52
13 52
B-3 12
36 8
24 11
33 C-2
5 10
6 12
3 6
KUM 86
88 91
221
Dari keadaan itu ada kecendrongan makin baik dan makin sempurna sholatnya. Lebih lanjut lihat grafik.
8. Secara keseluruhan dapat dilihat lebih kemajuannya
222
DAFTAR PUSTAKA 1. Al-Qur’an dan terjemahannya oleh Departemen Agama RI
2. Buku Paket Agama Islam SMK 3. Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan oleh Drs. B. Suryosubroto
4. Etika Keguruan oleh Drs. R. Hermawan S 5. Fikih Kifayatul Akhyar
6. Filsafat Pendidikan oleh Imam Barnadib, M.A. Ph.D 7. Ilmu Perbandingan Pendidikan oleh Arifin Prof. H.M.M.Ed
8. Metodik Pendidikan Agama oleh Mahmud Yunus Prof. H 9. Metodik Pendidikan Agama oleh Ahmad Tafsir , DR
10. Mukhtarul Hadist Nabawiyah 11. Manajemen Da’wah Islam oleh Abdur Rasyad Shaleh
12. Motivate your self Oleh Ridwan Muhammad Yusuf 13. Pengantar Psikologi Dirgagunarsa
14. Pengantar Interaksi mengantar belajar oleh Prof. Dr. Winarno Surakhmat 15. Prinsip-prinsip dan teknik Evaluasi Pengajaran oleh Drs.M. Ngalim
Purwanto 16. Psikologi Umum oleh Agus Sujanto Drs
17. Pengantar Ilmu Jiwa Agama Jalaludin drs, Cs 18. Pengantar Didaktik Metodik oleh Abu Ahmadi, Drs
223
19. Rangkuman Ilmu Mendidik oleh Djaka Cs 20. Teknologi Instruksional 0leh Drs. Mudhoffar, M.Sc
224
DATA PENELITI
1. Namalengkap dengan gelar akademi : Drs. H Bustamam Ismail 2. NIPNRK : 131454949133049
3. PangkatGolongan : PembinaIV.a 4. Jenis Kelamin : laki-laki
5. Tempat tanggal lahir : Talu 15 Desember 1955 6. Pendidikan terakhir : Sarjana Pendidikan Agama S1
7. Sekolah tempat tugas 1 Nama : SMK Negeri 3 Jakarta.
2 Alamat Sekolah : Jalan Garuda No. 63. 3 Kecamatan : Kemayoran
4 KabupatenKota : Jakarta Pusat 5 Provinsi : DKI Jakarta
6 No. Telpon.Sekolah : 021 4209629 Fax.0214209629 7 Alamat e-mail :
smkn3centrin.net.id 8 Web-site :
http:smkn3jakarta.net 9 Nomor Statistik Sekolah : 341016006016
10. e-mail : bustamamraisyahoo.co.id 11. web-site : http:hbis.wordpress.com
12. Mata Pelajaran : Agama Islam 11. Tugas Tambahan : Wakil Kepala Sekolah
225
Contoh Laporan Penelitian Tindakan Kelas MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR MENGAJAR DENGAN MENGGUNAKAN
KARTU GAMBAR “ROCKY DUST” BAGI SISWA AUTIS DENGAN GANGGUAN SENSORI INTEGRASI
BAB I PENDAHULUAN