Merencanakan Tindakan Perbaikan BAGAIMANAKAH CARA MEMULAI PTK?

didapatkan dari berbagai masalah yang timbul dalam proses pembelajaran di kelas, lalu pilihlah masalah yang akan dikupas sesuai dengan kerangka teoritis yang dimiliki. Untuk mengetahui penyebabnya, setiap masalah harus dianalisis, dengan mengacu kepada kerangka teoritis dan pengalaman yang relevan, sehingga guru dapat merencanakan pelaksanaan tindakan perbaikan. Misalnya, untuk menganalisis penyebab contoh permasalahan Ibu Netty yang mengajar sejarah, guru dapat mengacu kepada teori keterampilan bertanya, dan mencari penyebabnya dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut : 1 Apakah rumusan pertanyaan yang dibuat guru sejarah sudah cukup jelas dan singkat? 2 Apakah guru sejarah memberikan waktu yang cukup untuk berpikir sebelum meminta siswa menjawab? Guru sejarah perlu merenung untuk mencari solusi. Jika setelah dianalisis, kedua pertanyaan di atas dijawab dengan ya, tentu harus dicari penyebab lainnya, misalnya : apakah penjelasan guru sejarah cukup jelas bagi siswa, apakah bahasa yang digunakan guru sejarah mudah dipahami, dan apakah ketika menjelaskan guru sejarah memberikan contoh-contoh. Jika ternyata kedua pertanyaan di atas dijawab tidak, maka kita sudah mendapatkan jawaban sementara, yaitu penyebab siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru adalah karena pertanyaan yang diajukan guru sejarah tidak jelas dan sering panjang dan berbelit-belit, serta guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir. Jika ini yang dianggap sebagai penyebab, maka guru sejarah dapat merencanakan tindakan perbaikan, yaitu dengan menyusun pertanyaan tersebut secara cermat, serta berusaha memberikan waktu untuk berpikir sebelum meminta siswa menjawab pertanyaan. Menganalisis dan merumuskan masalah bukanlah sebuah pekerjaan mudah. Diperlukan kecermatan guru dalam menganalisis dan merumuskan masalah. Masalah yang dirumuskan harus menjadi bahan dalam penulisan laporan PTK. Dari pelaporan PTK inilah, para pembaca menjadi tahu masalah apa yang dipecahkan, dan solusi apa yang digunakan dalam memecahkan masalah tersebut dengan membaca rumusan masalah yang dibuat oleh guru.

3. Merencanakan Tindakan Perbaikan

Berdasarkan rumusan masalah juga mencakup penyebab timbulnya masalah, guru mencoba mencari cara untuk memperbaiki atau mengatasi masalah tersebut. 40 Dengan perkataan lain, dalam langkah ini, guru merancang tindakan perbaikan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk merancang suatu tindakan perbaikan, guru dapat : 1 mengacu kepada teori yang relevan, 2 bertanya kepada ahli terkait, dan 3 berkonsultasi dengan teman sejawat. Ahli terkait mungkin ahli pembelajaran, mungkin pula ahli bidang studi atau pembelajaran bidang studi. Rencana tindakan perbaikan dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Mari kita ambil kasus ibu Netty lagi, yaitu masalah pertanyaan guru yang tidak terjawab oleh siswa. Hasil analisis menunjukkan bahwa pertanyaan yang disusun guru terlampau panjang dan kurang jelas. Di samping itu, guru sering langsung meminta jawaban setelah mengajukan pertanyaan, dan kadang-kadang langsung mengarahkan pertanyaan ini pada siswa tertentu, sehingga siswa yang lain tidak memperhatikan pertanyaan tersebut. Akibatnya, hampir selalu pertanyaan tidak terjawab dan Ibu Netty sering harus menjawab pertanyaannya sendiri atau melupakan pertanyaan tersebut. Dari hasil analisis tersebut, penyebab pertanyaan Ibu Netty yang tidak terjawab adalah: Pertanyaan Ibu Netty terlampau panjang dan tidak jelas Ibu Netty tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan Ibu Netty sering mengajukan pertanyaan dengan menunjuk kepada siswa tertentu. Sehingga apabila dikaji secara cermat, ternyata ketiga penyebab tersebut berkaitan dengan pembelajaran, dalam hal ini keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan bertanya. Oleh karena itu, tindakan perbaikan yang harus dilakukan guru adalah meningkatkan keterampilan bertanya. Tindakan perbaikan ini kita cantumkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang kita gunakan dalam mengajar. Satu hal yang sangat perlu kita perhatikan adalah bahwa PTK dilakukan dalam pembelajaran biasa, tidak ada kelas khusus untuk melakukan PTK karena pada hakikatnya PTK dilakukan oleh guru sendiri di kelasnya sendiri. Contoh PTK lainnya adalah: “Jika diberi pelajaran dengan pendekatan terpadu antara geografi, ekonomi, dan sejarah siswa merasa sukar mentransfer keterampilan dari satu pelajaran ke pelajaran lain. Pelajaran yang guru berikan adalah geografi, tetapi guru sering mengaitkan pembahasan dengan mata pelajaran lain seperti ekonomi dan sejarah. Ketika guru meminta siswa mengemukakan hipotesis tentang pengaruh Danau Toba 41 terhadap perkembangan ekonomi daerah, siswa terasa sangat bingung; padahal mereka telah dapat mengemukakan hipotesis dengan baik dalam mata pelajaran geografi. Guru khawatir siswa hanya menghafal pada saat dilatih mengemukakan hipotesis. Padahal dalam kehidupan sehari-hari keterampilan berhipotesis harus dapat diterapkan di mana saja dan dalam bidang studi apa saja. Pada hakikatnya, setiap hari kita mengemukakan hipotesis. Ketidakmampuan siswa itu terjadi sepanjang tahun, tidak hanya pada permulaan tahun ajaran. Kelihatannya semua siswa mengalami hal yang sama, termasuk siswa yang cerdas. Guru lain ternyata juga mengalami hal yang sama, siswanya sukar mentransfer suatu keterampilan ke mata pelajaran lain. Proses transdisiplinaritas penyatuan ilmu ternyata belum berjalan dengan baik sesuai apa yang diharapkan Karena itu, di dalam PTK guru perlu juga berkolaborasi dengan guru lainnya. Tidak ada yang lebih menakutkan daripada kesendirian. Dalam PTK guru perlu bertukar fikiran dengan guru mitra lainnya dari mata pelajaran sejenis atau guru lain yang lebih senior dalam menentukan dan menyelesaikan masalah pembelajaran. Misalnya saja guru komputerTIK perlu bekerjasama dengan guru bahasa Indonesia dalam menumbuhkan kreativitas menulis melalui pembuatan blog atau website di internet. 42 Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas Dalam melaksanakan PTK ada beberapa langkah–langkah terperinci yang seharusnya diikuti oleh penelitiguru, yaitu: 1 adanya ide awal, 2 prasurveitemuan awal, 3 diagnose, 4 perencanaan, 5 implementasi tindakan, 6 observasi, 7 refleksi, 8 membuat laporan dan kepada siapa hasil PTK dilaporkan.

1. Adanya Ide Awal