BAB I KENAPA GURU TAKUT MELAKUKAN PTK?
Dewasa ini banyak kita jumpai para guru yang belum melakukan Penelitian Tindakan Kelas PTK di dalam proses pembelajarannya di sekolah. Padahal banyak
masalah yang timbul pada saat proses pembelajaran berlangsung yang dapat dijadikan tulisan dalam bentuk PTK. Masalahnya sangat komplek, dan jawabannya ternyata ada
pada diri guru itu sendiri. Belum banyak guru yang mengenal apa itu PTK. Kalaupun tahu, PTK masih dianggap sesuatu yang menakutkan. Mereka menganggap PTK itu
sama dengan ketika mereka menulis skripsi.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan guru belum melakukan PTK di dalam proses pembelajarannya di sekolah . Faktor-faktor itu adalah sebagai berikut :
1. Guru kurang memahami profesi guru
Di dunia ini hanya ada dua profesi. Profesi guru dan bukan guru. Profesi guru
1
adalah profesi yang sangat mulia. Para guru hendaknya menyadari profesi mulia ini. Guru harus dapat memahami peran dan fungsi guru di sekolah. Guru sekarang bukan
hanya guru yang mampu mentransfer ilmunya dengan baik, tapi juga mampu digugu dan ditiru untuk memberikan tauladan kepada anak didiknya. Anak didik kita butuh
figur untuk menjadi tauladan yang tidak hanya sebatas ucapan tapi juga tindakan. Apakah kita sudah menjadi tauladan untuk anak didik kita?
Profesi guru adalah profesi yang bukan hanya mulia di mata manusia, tetapi juga di mata Tuhan Pemilik Bumi. Profesi ini sangat menjanjikan untuk mereka yang berhati
mulia. Karena itu guru harus dapat mengajar dan mendidik dengan hatinya agar dapat menjadi mulia. Hati yang bersih dan suci akan terpancar dari wajahnya yang
selalu ceria, senang, dan selalu menerapkan 5S dalam kesehariannya Salam, Sapa,
2
Sopan, Senyum, Sabar.
3
4
2. Guru malas membaca
Saat ini kita melihat banyak guru yang malas membaca. Padahal dari membaca itulah akan terbuka wawasan yang luas dari para guru. Kesibukan-kesibukan
mengajar membuat guru merasa kurang sekali waktu untuk membaca. Coba kita lihat di perpustakaan sekolah. Terlihat sekali banyak guru yang jarang pergi ke
perpustakaan. Ini nyata, dan terjadi di sekolah kita. Bukan hanya di sekolah, di rumah pun guru malas membaca. Guru harus melawan kebiasaan malas membaca.
Ingatlah dengan membaca kita dapat membuka jendela dunia. Bukankah kita sering menyuruh anak didik kita untuk senantiasa membaca?
Pengalaman mengatakan, siapa yang rajin membaca, maka ia akan kaya akan ilmu, namun bila kita malas membaca, maka kemiskinan ilmu akan terasa. Guru
yang rajin membaca, otaknya persis seperti komputer atau ibarat Google di internet. Bila ada siswa yang bertanya, memori otaknya langsung bekerja mencari dan
menjawab pertanyaan para siswanya dengan cepat dan benar. Akan terlihat wawasan guru yang rajin membaca, dari cara bicara dan menyampaikan pengajarannya.
3. Guru malas menulis