Buku Panduan Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor Sanitasi
Gambar 8.5 : Alur Penggunaan SILPA
Namun demikian, beberapa pihak tidak merekomendasikan penggunaan SILPA, karena biasanya SILPA habis digunakan untuk menutup defisit APBD. Penggunaan SILPA dialokasikan untuk kegiatan pada APBD-P karena
menunggu hasil laporan pemeriksaan BPK bulan Juli, sehingga biasanya kegiatan yang dibiayai SILPA adalah kegiatan non-fisik, karena waktunya tidak mencukupi untuk kegiatan fisik yang memerlukan proses tender
Pemda.
8.3.4 Dana Cadangan
Dalam Permendagri No.132006 , penggunaan Dana Cadangan dibolehkan untuk hal–hal sebagai berikut: • Investasi di Perusahaan Daerah,
• Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui program dan kegiatan pembiayaan yang dianggarkan untuk kementerian teknis,
• Secara khusus, dapat dipakai untuk membiayai kegiatan yang harus diselesaikan dalam satu tahun anggaran, atau memperpanjang pinjaman lunak untuk memicu ekonomi lokal, jika peminjam kesulitan melunasi secara
tepat waktu. Meski demikian, penggunaan dana cadangan harus seizin DPRD dan harus melalui Perda. Akibatnya banyak
Pemda enggan membentuknya dalam APBD, karena berisiko ditolak dan pertimbangan biaya pembentukannya yang tinggi. Namun, dengan pendekatan yang baik dan pemberian pemahaman akan penggunaan, serta
pengelolaan yang bagus, Pemda dapat menyiapkan dana ini untuk membiayai kegiatan–kegiatan penting dan prioritas multitahun, setelah disetujui DPRD lebih dulu.
Dana cadangan cocok digunakan untuk proyek infrastruktur besar, di mana pembentukan dana cadangan biasanya dalam 3 tahun yang disiapkan untuk mendukung proyek infrastruktur tersebut. Selain itu, dana cadangan
secara politis hanya cocok dibentuk pada saat Kepala Daerah baru dilantik, di mana Kepala Daerah menyadari pentingnya proyek yang akan didukung dana cadangan tersebut. Biasanya Kepala Daerah baru tidak sabar ingin
membiayai kegiatan yang langsung dapat dilihat dan digunakan masyarakat.
Aplikasi di sektor sanitasi Pemakaian Dana Cadangan bersifat khusus dan sejauh ini nilainya masih terbatas. Namun, dana ini dapat
dipakai disalurkan melalui BPD dalam bentuk kredit mikro kepada masyarakat yang ingin meningkatkan sarana sanitasinya. Karena harus disetujui DPRD, maka Pemda Pokja perlu melakukan kegiatan advokasi secara intensif
-baik kualitas maupun kuantitasnya- tentang pentingnya kegiatan yang akan dibiayai dana ini.
8 .3.5 Pinjaman
Pinjaman daerah merupakan salah satu instrumen pembiayaan pembangunan daerah dalam rangka memberikan pelayanan publik. Pinjaman daerah terjadi karena APBD defisit. Ketika suatu institusi mengalami defisit, bukan
berarti organisasi tersebut kekurangan uang cash shortage, namun hal itu dalam rangka investasi guna mengambil keuntungan dalam memanfaatkan “nilai kini” dari pendanaan yang diperoleh.
Dengan memanfaatkan pinjaman, Pemda seharusnya memiliki visi jauh ke depan untuk dapat mengelola potensi yang ada, agar dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk melayani masyarakat. Namun mengingat pinjaman
daerah punya konsekuensi biaya pada masa yang akan datang, maka pengelolaan pinjaman daerah harus mengedepankan prinsip kehati-hatian prudential management.
Keb. Pembangunan
Infrastruktur
Sanitasi Deisit
APBD
SILPA
DPRD
disetujui tidak
harus disetujui
gunakan SILPA
}
Buku Panduan Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor Sanitasi
Sumber pinjaman Alternatif sumber-sumber pinjaman yang dapat dipilih oleh Pemerintah Daerah, adalah
sebagai berikut: 1. Dari Pemerintah yang dananya berasal dari pendapatan APBN danatau pengadaan pinjaman Pemerintah
dari dalam maupun luar negeri. 2. Dari Pemda lain.
3. Dari bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank LKBB yang berkedudukan di Indonesia. Berdasarkan waktunya, pinjaman daerah terdiri dari pinjaman jangka pendek maksimal 1 tahun, pinjaman
jangka menengah lebih dari 1 tahun dan tidak melebihi sisa masa jabatan KDH, dan pinjaman jangka panjang lebih dari 1 tahun.
Menurut UU 332004 dan PP 542005, sejumlah prinsip umum yang mengatur pinjaman oleh Pemda adalah sebagai berikut:
• Pemda tidak dapat meminjam langsung dari pihak asing, kecuali obligasi daerah yang terjual di pasar modal nasional,
• Pemda tidak dapat menjamin pinjaman pihak lain dan menjaminkan aset Pemda, kecuali proyek yang dibiayai oleh obligasi daerah,
• Tidak boleh melebihi batasan tahunan untuk deisit APBD, dan akumulasi utang Pemda tidak dapat melebihi ketentuan yang ada saat ini PMK. No.95PMK.072007.
Persyaratan pinjaman Pinjaman yang dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur adalah pinjaman jangka menengah dan
jangka panjang. Adapun persyaratannya adalah sebagai berikut: 1. Kondisi keuangan yang bagus. Kemampuan membayar atau Debt Service Coverage Ratio DSCR minimal harus
lebih kecil atau sama dengan 2,5 kali. 2. Pinjaman sisa pinjaman dan pinjaman baru tidak boleh melebihi 75 dari penerimaan umum APBD tahun
sebelumnya. 3. Pemda tidak punya tunggakan kepada Pemerintah Pusat.
4. Disetujui oleh DPRD. Pinjaman yang harus disetujui DPRD termasuk pinjaman yang diteruspinjamkan kepada BUMD.
8.3.5.1 Pinjaman Daerah dari Pemerintah yang dananya bersumber dari Pinjaman Luar Negeri.
Pinjaman daerah yang bersumber dari Pemerintah, yang dananya berasal dari penerusan pinjaman luar negeri Subsidiary Loan AgreementSLA, mengacu pada ketentuan dalam PP No. 542005 tentang Pinjaman Daerah; PP No.
22006 tentang tata cara pengadaan Pinjaman danatau Penerimaan hibah serta penerusan pinjaman danatau hibah luar negeri. Yang mengatur pelaksanaan kedua peraturan tersebut adalah Permen PPNKepala Bappenas
No. 0052006 dan PMK No. 532006, tentang tata cara pengajuan usulan dan pemberian pinjaman daerah yang sumbernya dari pinjaman luar negeri. Pinjaman ini merupakan pinjaman jangka panjang yang digunakan untuk
mendanai kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaan.
Prosedur PMK No. 532006 mengatur prosedur pengadaan PinjamanHibah Luar Negeri, dengan proses yang lebih terinci
sebagai berikut: Pengajuan pinjaman disampaikan Kepala Bappenas kepada Menkeu untuk dievaluasi permohonan rencana pinjamannya. Menkeu akan meminta pertimbangan Mendagri untuk aspek non keuangan politik dan
pemerintahan daerah. Apabila Menkeu berpendapat permohonan pinjaman dapat diteruskan, permohonan pinjaman akan dinilai lebih lanjut. Apabila disetujui, maka dilakukan koordinasi dengan pemberi pinjaman untuk
mendapatkan komitmen pendanaan lihat lampiran 2.
Sementara Pemda pengusul harus mendapat surat persetujuan DPRD yang akan disampaikan kepada Menkeu. Surat persetujuan DPRD yang diperoleh dari hasil sidang paripurna memuat hal–hal pokok keuangan plafon
kredit; jangka waktu; bunga pinjaman; biaya komitmen; dana pendamping; mengalokasikan pembayaran angsuran pinjaman dalam APBD setiap tahun selama masa pinjaman; bersedia dipotong DAUDBH untuk pembayaran
angsuran pinjaman yang tertunggak.
Buku Panduan Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor Sanitasi
Gambar 8.6 : Mekanisme Pengajuan Pinjaman dan Hibah
Aplikasi di sektor sanitasi Pemda dapat mengakses pinjaman daerah yang bersumber dari pinjaman luar negeri ini untuk subsektor
persampahan dan air limbah berskala kota pengelolaan TPA dan air limbah sistem terpusat, karena menyangkut kelayakan proyek. Maka kerja sama dengan pihak swasta harus dilakukan agar risiko keuangan dapat diminimalkan,
misalnya dengan membentuk perusahaan patungan yang akan mengajukan pinjaman Special Purpose Vehicle SPV, atau melalui BUMD yang dimiliki Pemda. Fasilitas pinjaman yang tersedia saat ini adalah dari lembaga
multilateral Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, KFW Jerman dan Indii–AusAID.
Kelayakan
Kelayakan Kesiapan
Kegiatan KL
Kegiatan PemdaBUMN
Lending Program
Permintaan informasi kemampuan keuangan
PemdaBUMN Indikasi kemampuan
keuangan Pemda BUMN
ALOKASI
Indikasi Komitmen
Pendanaan KLPemdaBUMN
Menkeu
Lending Program
DRPHLN-JM
DRPPHLN Penyusunan
Rencana Rinci
Rencana Pelaksan- aan Kegiatan
Manajemen Resiko Penetapan Alokasi
NPPHLN Daftar Kegiatan
RPKPHLN Menteri PPN
Penyusunan RKPLN RKPLN
Borrowing Strategy Calon PPHLN
BOKS 8.4 Peggunaan Dana Cadangan untuk sanitasi