Badan Layanan Umum Daerah BLUD
Buku Panduan Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor Sanitasi
Hibah yang bersumber dari pendapatan dalam negeri, kegiatannya merupakan kebijakan Pemerintah atau diusulkan oleh KL. Perjanjian hibahnya dituangkan dalam NPHD Naskah Perjanjian Hibah Daerah.
Sedangkan hibah yang bersumber dari pinjaman luar negeri kegiatannya diusulkan oleh KL, sementara hibah yang bersumber dari hibah luar negeri, kegiatannya selain diusulkan oleh KL juga diusulkan oleh Pemda. Perjanjian
hibahnya dituangkan dalam Naskah Perjanjian Hibah Luar Negeri NPHLN antara Pemerintah dan pemberi Hibah Luar Negeri. Hibah diteruskan oleh Pemerintah kepada Pemda. Penerusannya dituangkan dalam Naskah Perjanjian
Penerusan Hibah NPPH antara Pemerintah dan Pemda.
Kriteria pemberian hibah Hibah yang bersumber dari pendapatan dalam negeri, diberikan kepada daerah untuk melaksanakan kegiatan
yang menjadi urusan Pemda, yaitu peningkatan fungsi pemerintahan, layanan dasar umum, dan pemberdayaan aparatur Pemda; serta untuk kegiatan Pemerintah yang berskala nasionalinternasional di daerah.
Hibah yang bersumber dari pinjaman luar negeri, fokusnya pada kegiatan daerah yang terkait dengan prioriras nasional, dengan prioritas Pemda dengan kapasitas fiskal rendah. Sedangkan hibah yang bersumber dari hibah
luar negeri, penekanannya adalah pada pembiayaan kegiatan yang menjadi urusan daerah, yaitu peningkatan fungsi pemerintahan, layanan dasar umum, dan pemberdayaan aparatur daerah.
Hibah disalurkan dari APBN ke APBD sesuai peraturan perundangan, yaitu dengan menggunakan Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan BAPP yang dikelola oleh Menkeu selaku Bendahara Umum Negara, dan terpisah
dari bagian anggaran yang dikelola KL. Dana hibah ditransfer melalui pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah. Kewajiban daerah penerima hibah adalah menyediakan fasilitas
penunjang, apabila hibah berupa jasa konsultan dan jasa lainnya. Apabila daerah tidak menganggarkan kegiatan penunjang, maka pencairan hibah tidak dapat dilakukan.
Dana pendamping hibah harus dicantumkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah DPA-SKPD. Sementara Menteri NegaraPimpinan Lembaga terkait melakukan pemantauan atas kinerja
pelaksanaan kegiatan dan penggunaan hibah dalam rangka pencapaian target dan sasaran yang ditetapkan dalam perjanjian hibah.
Aplikasi untuk sektor sanitasi Walaupun sempat mengalami hambatan administrasi dalam penyaluran hibah ke daerah, namun ke depan pembiayaan
sanitasi harus dapat mengakses pendanaan hibah lebih banyak. Program non-fisik berikut ini sangat potensial dibiayai oleh hibah yaitu: peningkatan kapasitas aparat Pemda, pembuatan studi potensi pembentukan BLUD kota, pelatihan–
pelatihan, penyiapan SSK, hingga pembangunan sarana sanitasi kecil – menengah. Untuk hibah yang berasal dari pinjaman, Pemda dapat berkoordinasi dengan KL. Sedangkan hibah yang berasal dari hibah luar negeri, Bappenas dapat
memfasilitasi Pemda dalam berhubungan dengan kelompok donor sanitasi San DG.
Gambar 8.9 Bagan Alur-Penyaluran Hibah
BUD
KPPN
KL Dekon danTP
PUSAT
Laporan Laporan
KL
DJPb PPTKPPK
BI
PAKPA BA-APP
PAKPA BA-APP
Pihak Ketiga
BUD RKUD
Kepala Daerah
SPM
Transfer Tagihan
SP2D 3
2 1
6 10
2 1
7 8
5
9 4
4 5
DAERAH PUSAT
DAERAH
Pihak Ketiga BI
SKPDSatker PMUPIU
3
Kondisi Saat Ini PMK Penyaluran Hibah
Buku Panduan Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor Sanitasi
Wasap-D merupakan salah satu hibah untuk pembangunan sanitasi yang dananya bersumber dari hibah luar negeri dari donor yang segera akan cair. Penyalurannya sempat mengalami hambatan namun akhirnya dapat
diatasi oleh Depkeu, DPU, dan Bappenas. Di mana 20 dari total hibah yang merupakan dana bagi konsultan untuk kegiatan fisik, tidak lagi berada didaerah, namun berada di Pusat. Hal ini untuk menghindari risiko tidak
terserapnya dana hibah tersebut. Sedangkan 80 dari dana hibah tersebut tetap diberikan kepada Pemda sesuai dengan PMK 168 dan PMK 169.