10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Matematika
Matematika berasal dari perkataan Latin mathematica yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti. Kata itu
mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Menurut James yang dikutip oleh Erman Suherman 2003: 19,
mengatakan matematika adalah ilmu logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya
dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu Aljabar, Analisis dan Geometri. Herman Hudojo 2005: 36 mengartikan
matematika sebagai ilmu yang berkenaan dengan ide-ide atau gagasan- gagasan, struktur-struktur dan hubungannya yang diatur secara logis,
bersifat abstrak, penalarannya deduktif dan dapat memasuki wilayah cabang ilmu lainnya.
Soedjadi 2000: 11 menyatakan beberapa definisi matematika berdasarkan sudut pandang pembuatnya, sebagai berikut:
1. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan
terorganisir secara sistematis. 2.
Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
3. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logika
yang berhubungan dengan bilangan
4. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif
dan masalah ruang dan bentuk. 5.
Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.
6. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang
ketat
B. Belajar
Belajar dalam matematika merupakan suatu bentuk pembelajaran menggunakan bahasa simbol dan membutuhkan penalaran serta pemikiran
yang logik dalam pembuktiannya. Dalam belajar matematika pengalaman belajar yang lalu memegang peranan untuk memahami konsep-konsep
baru. Herman Hudojo menyatakan bahwa “Mempelajari konsep B yang
mendasar kepada konsep A, seseorang perlu memahami lebih dulu konsep A, tanpa memahami konsep A, tidak mungkin orang itu dapat
memahami konsep B. Dengan kata lain belajar konsep-konsep matematika yang memiliki tingkat lebih tinggi tidak mungkin bila prasyarat yang
mendahului konsep-konsep itu belum dipelajari. Lebih lanjut Herman Hudojo menyatakan bahwa “belajar matematika akan lebih berhasil bila
proses belajar baik, yaitu melibatkan intelektual peserta didik secara optimal”
Belajar pada manusia boleh dirumuskan sebagai suatu aktivitas mentalpsikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, ketrampilan dan nilai-sikap, perubahan itu bersifat secara relatif konstan
dan berbekas W.S Winkel, 2005: 59. Belajar merupakan proses menggali pengetahuan. Menurut Cronbach Syaiful Bahri ,2011:13 learning is
shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai
suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the
process by which behavior in the briader sense is originated or changed through practice or training.
Belajar adalah proses di mana tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
Sedangkan Geoch merumuskan learning is change is performance as a result of practice.
Siswa belajar di jenjang pendidikan formal untuk mengetahui hal baru dalam hidup mereka yang dijadikan pengetahuannya. Antara belajar
dan mengetahui merupakan proses yang saling berkaitan. Belajar merupakan proses mendapatkan sesuatu hal untuk dimiliki melalui
pengalaman, sedangkan pengalaman adalah mengerti secara langsung apa yang dipelajari melalui akal sehat yang nampak dengan jelas
Hudoyo,1981, dalam Haryani, 2008: 13. Jenis-jenis belajar menurut A. De Block sistematika bentuk belajar
adalah sebagai berikut : a
Bentuk-bentuk belajar menurut fungsi psikis : 1.
Belajar dinamikkonatif
2. Belajar afektif
3. Belajar kognitif : mengingat, berpikir
4. Belajar
senso-motorik: mengamati,
bergerak, berketrampilan
b Bentuk-bentuk belajar menurut materi yang dipelajari :
1. Belajar teoretis
2. Belajar teknis
3. Belajar sosial atau belajar bermasyarakat
4. Belajar estetis
c Bentuk-bentuk belajar yang tidak sebegitu disadari :
1. Belajar Insidental
2. Belajar dengan mencoba-coba
3. Belajar tersembunyi
C. Model Pembelajaran