Wawancara Nilai Ulangan II

Keaktifan bertambah, tdk membosankan Siswa berpendapat bahwa pembnelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Mind Map tidak membosankan dan dapat menarik kreatifitas siswa.

d. Wawancara

Wawancara dilakukan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Mind Map selesai dan siswa telah mengikuti ulangan yang kedua. Peneliti melakukan wawancara kepada 6 anak yang terdiri dari anak-anak yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Peneliti mengklasifikasikan siswa berdasarkan hasil ulangan yang telah didapat oleh siswa, sehingga dikelompokkan dari yang nilai tinggi, sedang, dan rendah. Wawancara dilaksanakan pada tangga 15 Mei 2013. Siswa yang dimaksud dalam wawancara tidak sesuai urutan sampel pada daftar nilai ulangan. Dan hasil dari wawancara tersebut adalah : 1. Siswa 1 S1 menjawab semua pertanyaan dengan tepat sasaran, S1 merupakan siswa yang paling aktif dan berprestasi. Siswa ini berpendapat bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Mind Map siswa yang aktif bertambah dibandingkan dengan proses pembelajaran yang sebelumnya. Namun S1 juga berpendapat bahwa siswa yang aktif hanya iti- itu saja. S1 merasa bahwa model pembelajaran Mind Map dapat menghemat waktu dalam memahami materi maupun dalam mempelajari materi yang telah diberikan sehingga S1 merasa lebih mudah dalam belajar di rumah dan dalam mempersiapkan diri untuk ulangan. Bahkan siswa ini telah mencoba mengaplikasikan Mind Map ke dalam pembelajaran lainnya, contohnya dalam pembelajaran biologi dan fisika. S1 sangat kreatif sehingga dapat mengalokasikan waktu dan pikirannya dalam mengaplikasikan Mind Map, sehingga S1 lebih mudah dalam belajar khususnya dalam menghafal. 2. Siswa 2 Siswa ini termasuk siswa yang mempunyai kemampuan yang tinggi dilihat dari hasil ulangannya. S2 merasa lebih mudah dalam memahami materi yang diberikan selama mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Mind Map , siswa ini juga berpendapat berbeda dengan pembelajaran yang hanya ceramah pada umumnya siswa tidak mengikuti dengan sungguh-sungguh dan hanya bercanda di dalam kelas. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Mind Map siswa menjadi semakin aktif dala bekerja kelompok maupun bekerja secara individu. Namun terkadang ada siswa yang tidak bekerjasana dalam kelompok. S2 merasa semakin aktif belajar dirumah maupun disekolah dan berani bertanya kepada peneliti maupun dengan teman yang lain dalam pembelajaran menggunakan model Mind Map. Namun ketika ada waktu luang siswa ini mencoba untuk belajar bersama temannya dirumah dan membahas mengenai pembelajaran di sekolah menggunakan model pembelajaran Mind Map. Menurut S2, Mind Map membantunya dalam menghafalkan rumus maupun materi yang biasanya kurang dapat dia mengerti dalan pembelajaran sebelumnya. Namun pada saat ulangan harian, siswa ini masih merasa ragu, jika soal sudah merupakan aplikasi rumus maka S2 kurang dapat memahami bagaimana soal tersebut diselesaikan. 3. Siswa 3 Siswa ini merupakan siswa yang mempunyai kemampuan yang sedang, dilihat dari hasil ulangan yang didapatkannya. Siswa ini berpendapat bahwa Mind Map merupakan model pembelajaran yang mudah digunakan dalam belajar. Siswa ini merasa lebih mudah memahami materi yang diberikan oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran Mind Map dibanding pembelajaran yang sebelumnya. S3 merasa bahwa teman-temannya pada saat pembelajaran kurang aktif menjadi semakin aktif berpendapat maupun aktif dalam bertanya, namun siswa ini malah merasa bahwa hanya saat tertentu saja aktif dalam pembelajaran. Setiap ada soal yang diberikan oleh peneliti, siswa ini selalu mengerjakan sendiri, namun tidak menutup kemungkinan untuk bertanya kepada teman yang lain. Siswa ini kurang belajar di rumah, sehingga Mind Map membantunya dalam belajar karena hanya membutuhkan waktu yang singkat dalam mempelajari materi yang didapatkan Pada dasarnya siswa ini berpendapat bahwa model pembelajaran Mind Map dapat membuatnya semakin aktif dan dapat menarik perhatiannya dalam belajar. 4. Siswa 4 Siswa ini merupakan siswa yang juga mempunyai kemampuan yang sedang, dilihat juga dari hasil ulangan harian yang telah diberikan. Siswa ini berpendapat bahwa Mind Map membantunya dalam menghafal materi yang telah diberikan. S4 merasa senag dan tertarik jiga belajar menggunakan Mind Map yang telah dia buat secara individu maupun kelompok. Walaupun siswa ini aktif dalam bertanya kepada teman sekelompoknya mengenai materi yang belum dia pahami, di sisi lain siswa ini masih merasa sungkan untuk bertanya kepada peneliti. Kerja kelompok yang terjadi kadang malah membuat siswa mempunyai banyak kesempatan untuk ramai dengan teman yang lain. Siswa ini telah belajar dengan siswa lain kelas dan menjelaskan bagaimana Mind Map tersebut digunakan. Siswa ini merasa sebelum menggunakan Mind Map setiap pembelajaran hanya mendengan dan hanya bercerita dengan teman yang lain, namun dengan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Mind Map ini siswa lebih merasa diarahkan dalam belajar kelompok. Siswa ini merasa bahwa Mind Map sangat berguna baginya. 5. Siswa 5 Siswa ini merupakan siswa yang mempunyai kemampuan rendah, dilihat dari hasil ulangan harian yang ia dapatkan. Siswa ini merasa bahwa dengan model pembelajaran mind map membuat pembelajaran yang diikutinya menjadi lebih mudah dipahami dan menarik. Siswa ini merasa aktif dalam bertanya kepada teman maupun kepada peneliti jika dia kurang memahami materi yang dipelajari maupun penjelasan yang dia dapatkan. Siswa ini juga mengalokasikan waktu untuk belajar dirumah secara kelompok dengan teman-temannya yang mempunyai kemampuan diatasnya. Siswa ini tidak mengalami kesulitan dalam kerja kelompok, karena semua anggota kelompoknya bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan oleh koordinator kelompoknya. Dengan model pembelajaran Mind Map , siswa merasa lebih mudah dalam belajar dan lebih mudah memahami materi yang dipelajari. Selain dari Mind Map, sisswa juga mempelajari dari buku pegangan, sehingga tidak hanya bersumber pada satu sumber belajar. 6. Siswa 6 Siswa ini merupakan siswa yang sering membolos sekolah, sehingga nilainya masih jauh dari KKM yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Namun siswa ini berpendapat bahwa Mind Map mudah dipahami, cara belajarnya sekarang hanya menggunakan Mind Map karena lebih ringkas dan cepat paham. Sisw ini merasa bahwa dia aktif di dalam kerja kelompok. Pembelajaran yang dilaksanakan juga dirasakan lebih nyaman karena dia dapat belajar dengan teman yang lebih berkemampuan dibandingkan dia. Semua anggota kelompoknya selalu bekerjasama satu sama lain, sehingga siswa dapat menyelesaikan tudag yang diberikan oleh peneliti. Siswa ini juga belajar diluar kelas ataupun sekolah dengan menggunakan Mind Map yang telah dia buat. Jika dia melakukan kesalahan dalam kerja kelompoknya, dia merasa selalu dibantu untuk memahami materi yang kurang dipahami, sehingga siswa ini tidak minder jika melakukan kesalahan.

D. Pembahasan

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMP DIPONEGORO33

1 17 25

PENGGUNAAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN Penggunaan Metode Mind Map Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar (PTK Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Pada Siswa Kelas VIII Internasional Semester

0 3 15

Pengembangan perangkat pembelajaran mengakomodasi teori van hiele materi bangun ruang sisi datar dengan pendekatan saintifik pada siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang.

0 9 258

Motivasi dan hasil belajar siswa kelas VI A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Mind Map (peta pikiran) pada materi segiempat.

0 0 159

Penerapan metode Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran matematika pada materi segiempat di kelas VIIA SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten.

0 1 178

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran matematika topik luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar ditinjau dari sikap dan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Gantiwarno.

4 30 178

Penggunaan media powerpoint dalam pembelajaran remedial pada materi bangun ruang sisi datar siswa kelas VIII D SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

0 37 237

Pengembangan Multimedia Pembelajaran Matematika Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar untuk Siswa SMP Kelas VIII.

0 0 3

Penerapan metode Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran matematika pada materi segiempat di kelas VIIA SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten - USD Repository

0 6 176

Penerapan model pembelajaran Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten - USD Repository

0 0 320