Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

Gambar 2.5 memaparkan bagan tentang penelitian relevan yang digunakan oleh peneliti. Penelitian relevan yang digunakan oleh peneliti ada lima. Penelitian yang dilakukan oleh Pujayanto 2006 memiliki hubungan dengan penelitian ini, karena pada penelitan tersebut meneliti tentang miskonsepsi IPA Fisika guru SD pada konsep gaya dan cahaya. Berdasarkan uraian tentang penyebab terjadinya miskonsepsi yang diungkapkan oleh Suparno 2005: 29 salah satunya ada guru. Oleh karena itu, peneliti berpendapat bahwa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pujayanto 2006 dapat memberikan pengaruh terhadap penelitian ini khususnya bagi siswa dan konsep IPA Fisika yang mengalami miskonsepsi.

C. Kerangka Berpikir

Ilmu Pengetahuan Alam IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta ini termasuk semua peristiwa yang terjadi di dalamnya. IPA merupakan ilmu yang sangat penting bagi dunia pendidikan, khususnya pada jenjang pendidikan sekolah dasar karena IPA menjadi salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan kepada siswa. Hal yang dipelajari dalam IPA, yaitu tentang konsep-konsep yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Beberapa contohnya, yaitu konsep pesawat sederhana, konsep cahaya, konsep pelapukan, dan konsep gaya. IPA penting dipelajari, karena IPA berperan sebagai tulang punggung atau dasar ilmu bagi pembangunan teknologi. Pembangunan teknologi pada suatu negara memiliki peran yang penting bagi kemajuan negara tersebut. Faktanya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hal tersebut ditunjukkan oleh masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA dipengaruhi oleh penguasaan konsep IPA yang masih rendah pula. Pengusaan konsep IPA yang masih rendah dapat dipengaruhi, karena adanya miskonsepsi yang dialami oleh siswa. Pendapat tersebut didukung oleh pernyataan dari Fowler dalam Suparno, 2005: 5 yang menjelaskan bahwa miskonsepsi adalah pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh- contoh yang salah, kekacauan konsep yang berbeda. Miskonsepsi dapat dialami oleh siswa pada seluruh jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Miskonsepsi yang dialami oleh siswa dapat disebabkan oleh siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar Suparno, 2005: 29. Hasil penelitian terdahulu tentang “Miskonsepsi IPA Fisika pada Guru SD” yang dilakukan oleh Pujiyanto 2006 menunjukkan bahwa guru mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada pokok bahasan gaya dan cahaya. Berdasarkan pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pujayanto 2006, maka peneliti tertarik untuk meneliti miskonsepsi yang dialami oleh siswa pada mata pelajaran IPA Fisika. Peneliti melakukan penelitian pada konsep gaya, pesawat sederhana, cahaya, dan pelapukan, karena pada keempat konsep tersebut penguasaan konsep siswa rendah. Miskonsepsi pada mata pelajaran IPA harus dihindari, karena IPA merupakan mata pelajaran yang penting. Jika siswa SD mengalami kesalahan pada pemahaman konsep, maka akan berdampak pada kesalahan pemahaman konsep di jenjang pendidikan selanjutnya dan berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

D. Hipotesis Penelitian