Peta Konsep Concept Map Tes Multiple Choice dengan Reasoning terbuka Tes Esai Tertulis Wawancara Diagnosis

demonstrasi, diskusi, dan penggunaan analogi juga dapat menyebabkan miskonsepsi pada siswa. Kebiasaan buruk yang ada pada guru juga dapat menyebabkan miskonsepsi pada siswa. Salah satu contohnya adalah kebiasaan guru yang terlambat atau terlalu lama memberikan hasil pekerjaan siswa yang sudah dikoreksi kepada siswa itu sendiri. Hal ini dapat menyebabkan miskonsepsi, karena siswa merasa benar akan jawabannya dikarenakan tidak adanya pembetulan. Berdasarkan paparan di atas, penulis menyimpulkan bahwa guru harus selalu kritis dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran. Selain itu guru harus selalu mengevaluasi metode pembelajaran yang telah diterapkannya, mengingat beberapa metode pembelajaran yang dinilai sudah bagus justru dapat menjadi salah satu penyebab miskonsepsi pada siswa.

c. Mendeteksi Adanya Miskonsepsi

Miskonsepsi dapat dideteksi melalui enam cara yang dikelompokkan sebagai berikut ini Suparno, 2005: 121.

1. Peta Konsep Concept Map

Peta konsep dapat digunakan untuk mendeteksi miskonsepsi Fisika yang dialami oleh siswa. Identifikasi miskonsepsi dengan menggunakan peta konsep dapat diimbangi dengan wawancara. Menggunakan peta konsep, siswa diminta untuk mengungkapkan gagasan pokok tentang konsep yang dianggap menggandung miskonsepsi dengan disusun secara hirarkis Suparno, 2005: 121. Miskonsepsi dapat dilihat dari proporsisi yang salah dan tidak ada hubungan yang lengkap antar konsep Novak Gowin dalam Suparno, 2005.

2. Tes Multiple Choice dengan Reasoning terbuka

Miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat diidentifikasi dengan menggunakan tes multiple choice pilihan ganda dengan reasoning alasan terbuka. Tipe tes ini mengharuskan siswa untuk menjawab soal pilihan ganda dan menuliskan alasan mengapa ia mempunyai jawaban seperti itu Amir dkk dalam Suparno, 2005. Berdasarkan jawaban dan alasan yang telah dituliskan siswa, maka peneliti dapat mengklasifikasikannya sehingga dapat diketahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa.

3. Tes Esai Tertulis

Miskonsepsi dapat pula dideteksi dengan menggunakan tes esai tertulis, namun guru harus mempersiapkan tes esai terlebih dahulu. Untuk mengetahui lebih mendalami tentang miskonsepsi yang dialami oleh siswa pada setiap bidangnya, maka guru dapat melakukan wawancara.

4. Wawancara Diagnosis

Wawancara diagnosis dapat digunakan juga untuk mendeteksi miskonsepsi pada siswa. Wawancara adalah teknik pengumpulan data menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka maupun melalui saluran media tertentu Sukmadinata, 2008: 216. Guru dapat menggunakan teknik wawancara bebas maupun terstruktur. Untuk wawancara bebas, guru dapat bertanya dengan bebas dan siswa juga dapat menjawab sebebas mungkin. Sedangkan untuk wawancara terstruktur guru sudah menyiapkan garis besar daftar pertanyaan. Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh siswa, maka guru dapat mendeteksi miskonsepsi yang dialami oleh siswa.

5. Diskusi dalam Kelas