Suparno  menjelaskan  lebih  lanjut  bahwa  konsep  awal  yang  tidak  sesuai dengan konsep ilmiah dapat disebut miskonsepsi atau salah konsep.
Suparno  2005:  1  memberikan  contoh  siswa  SD  yang  mengalami miskonsepsi  IPA,  ketika  ada  pertanyaan
“Manakah  yang  bera  antara  bumi mengelilingi mataha
ri atau matahari mengelilingi bumi?”. Secara mantap dan yakin siswa tersebut menjawab:
“matahari mengelilingi bumi”.  Berdasarkan jawaban  yang  diberikan  oleh  siswa,  dapat  disimpulkan  bahwa  siswa  tersebut
mengalami  miskonsepsi  atau  salah  konsep.  Konsep  ilmiah  yang  benar berdasarkan pertanyaan tersebut, yaitu bumi mengelilingi matahari.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian  pertama  yang  relevan  adalah  penelitian  yang  dilakukan  oleh Pujayanto  2006  tentang  Miskonsepsi  IPA  Fisika  pada  Guru  SD.  Tujuan  dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi IPA Fisika guru kelas  V  SD  di  Kecamatan  Tasikmadu  Kabupaten  Karanganyar  dan
mendiskripsikan  profil  miskonsepsi  IPA  Fisika  pada  guru  kelas  V  SD  di Kecamatan  Tasikmadu  Kabupaten  Karanganyar.  Penelitian  ini  menggunakan
metode  penelitian  Expose  Facto.  Teknik  pengambilan  data  menggunakan  teknik tes  dan  instrumen  tesnya  berupa  tes  diagnostik  miskonsepsi  pada  pokok  bahasan
Gaya dan Cahaya. Untuk menjawab hipotesis penelitian digunakan teknik analisis deskriptif  kuantitatif,  yaitu  berupa  analisis  kualitatif  tentang  ada  tidaknya
miskonsepsi.  Dari  hasil  penelitian  ternyata  terbukti  bahwa  guru  mengalami
miskonsepsi  IPA  Fisika  pada  pokok  bahasan  Gaya  dan  Cahaya  serta  profil miskonsepsi  yang  dimiliki  guru  lebih  dari  30.  Adapun  besar  miskonsepsinya
adalah  sebagai  berikut  ini:  1.  gaya  dapat  berupa  tarikan  atau  dorongan,  gaya magnet  selalu  berupa  tarikan  45;  2.  gaya  gravitasi  dapat  berupa  dorongan
maupun  tarikan  40;  3.  massa  benda  di  bumi  sama  dengan  massa  benda  di bulan, berat benda di bumi sama dengan berat benda di bulan 60; 4. setiap dua
benda  bersentuhan  muncul  gaya  gesekan  60;  5.  pesawat  sederhana meringankan kerja manusia, berarti pada umumnya dengan menggunakan pesawat
sederhana gaya kuasa dan energi yang digunakan menjadi lebih kesil 100; 6. cahaya  dapat  merambat  lurus,  berarti  cahaya  tidak  dapat  dipantulkan  oleh
permukaan  tembok  tetapi  dapat  dibiaskan  oleh  sebuah  medium  85;  7.  benda dapat dilihat jika benda tersebut sebagai sumber cahaya atau ada cahaya dari mata
yang sampai ke benda 50; 8. cahaya lampu neon dapat diurai menjadi cahaya warna pelangi, karena cahaya lampu neon adalah cahaya putih seperti cahaya putih
matahari  55. Relevansi  penelitian tersebut  dengan penelitian ini adalah sama- sama membahas tentang miskonsepsi IPA Fisika dengan materi kelas V.
Hasil penelitian relevan yang kedua dilakukan oleh Taufiq 2012 dengan judul  penelitian  Remidiasi  Miskonsepsi  Mahasiswa  Calon  Guru  Fisika  Pada
Konsep  Gaya  melalui  Penerapan  Model  Siklus  Belajar  Learning  Cycle  5E. Tujuan  dari  penelitian  ini  adalah  untuk  mengidentifikasi  miskonsepsi  mahasiswa
berkaitan  dengan  konsep  gaya  menggunakan  Certainty  of  Response  Index  CRI dan  wawancara.  Hasil  analisis  data  menunjukkan  bahwa  mahasiswa  mengalami
miskonsepsi  berkaitan  dengan  konsep  gaya  dengan  berbagai  tingkatan  yang berbeda-beda  yaitu tingkat  tinggi,  sedang, dan redah. Penggunaan tes model  CRI
sangat  membantu  penelitian  khususnya  untuk  memetakan  tingkat  miskonsepsi yang  dialami  oleh  mahasiswa.  Implementasi  model  pembelajaran  siklus  belajar
learning  cycle  5E  efektif  mampu  untuk  meningkatkan  proporsi  penurunan jumlah  siswa  yang  mengalami  miskonsepsi.  Penelitian  tersebut  relevan  dengan
penelitian  yang  dilakukan  oleh  peneliti,  yakni  meneliti  tentang  miskonsepsi  IPA Fisika.  Penelitian  tersebut  juga  memiliki  perbedaan  dengan  penelitian  ini,  yaitu
penelitian  tersebut  meneliti  tentang  remidiasi  miskonsepsi  mahasiswa  calon  guru fisika  pada  konsep  gaya  melalui  penerapan  model  siklus  belajar  learning  cycle
5E, sedangkan penelitian ini meneliti tentang miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD.
Penelitian  relevan  yang  ketiga  adalah  penelitian  yang  dilakukan  oleh Saputra  2013.  Penelitian  ini  tentang  Upaya  Mengatasi  Miskonsepsi  Siswa
melalui  Model  Pembelajaran  Children  Learning  in  Science  CLIS  Berbasis Simulasi  Komputer  pada  Pokok  Bahasan  Listrik  Dinamis.  Tujuan  dari  penelitian
ini  adalah  untuk  mengetahui  sejauh  mana  model  pembelajaran  CLIS  berbasis simulasi  computer  dapat  mengurangi  kuantitas  miskonsepsi  siswa  pada
pembelajaran  listrik  dinamis.  Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Saputra menggunakan  jenis  penelitian  kuantitatif  pre  eksperimental  dengan  subjek
penelitian siswa kelas  X disalah satu  SMA di  Kabupaten Aceh  Barat  Daya. Data penelitian  diperoleh  melalui  tes  penguasaan  konsep  pada  materi  listrik  dinamis
serta  hasil  wawancara  dengan  siswa  yang  terjaring  miskonsepsi.  Hasil  penelitian ini  menunjukkan  bahwa  model  pembelajaran  CLIS  berbasis  simulasi  computer
secara  signifikan  dapat  mengurangi  kuantitas  miskonsepsi  siswa  pada  pokok bahasan  listrik  dinamis.  Penurunan  kuantitas  miskonsepsi  siswa  diketahui  dari
selisih nilai presentase hasil pretest dan posttest, yakni dari 55,60 turun menjadi 42,65. Relevansi dari penelitian  yang dilakukan oleh Saputra dengan penelitian
ini adalah sama-sama membahas tentang miskonsepsi. Penelitian  relevan  yang  keempat  adalah  milik  Iriyanti  2012  tentang
Identifikasi  Miskonsepsi  pada  Materi  Pokok  Wujud  Zat  Siswa  Kelas  VII  SMP Negeri  1  Bawang  Tahun  Ajaran  20092010.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk
mengetahui  miskonsepsi  yang  terjadi  pada  materi  pokok  wujud  zat  pada  siswa SMPN  1  Bawang,  Kecamatan  Bawang,  Kabupaten  Bawang  tahun  ajaran
20092010.  Jenis  penelitian  yang  digunakan  adalah  kualitatif  deskriptif  dengan pendekatan studi kasus case study. Penentuan sampel pada penelitian ini dengan
menggunakan  cara  purposive  sampling  sampel  bertujuan.  Teknik  pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan tes tertulis yang berupa soal pilihan ganda
dengan  jawaban  terbuka  dan  dilengkapi  dengan  CRI.  Hasil  penelitian  yang dilakukan oleh Irianti menunjukkan adanya miskonsepsi pada materi pokok wujud
zat  siswa  kelas  VII  SMPN  1  Bawang.  Miskonsepsi  yang  terjadi  adalah  konsep sifat  zat  padat,  cair,  dan  gas;  sifat  partikel  penyusun  zat  sama  dengan  zat  yang
disusunnya;  konsep  suhu  dan  kalor;  konsep  titik  didih  zat;  kecepatan  pendidihan sama  dengan  suhu  saat  mendidih;  konsep  submilasi  dan  deposisi;  konsep
pemuaian  zat;  konsep  perubahan  wujud  sebagai  perubahan  yang  dihasilkan  zat baru;  gelembung  dalam  proses  mendidih  berisi  udara  bukan  uap  air.  Sebanyak
51,2 siswa mengalami  miskonsepsi pada konsep kalor sebagai suatu energi dan pengaruh  kalor  dalam  perubahan  suhu  suatu  zat,  32,4  siswa  mengalami
miskonsepsi pada kelompok konsep perubahan wujud zat, 25,6 siswa mengalami miskonsepsi  pada  konsep  suhu  sebagai  besaran  yang  menyatakan  derajad  panas
dingin  suatu  benda,  dan  sebanyak  21,9  siswa  mengalami  miskonsepsi  pada konsep  wujud  zat  dan  sifatnya.  Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Iriyanti  relevan
dengan  penelitian  ini,  karena  sama-sama  meneliti  tentang  miskonsepsi. Perbedaannya  terletak  pada  materi  pokok,  subjek  penelitian,  dan  jenis
penelitiannya.  Materi  pokok  dalam  penelitian  ini  adalah  wujud  zat,  sedangkan subjek  penelitiannya  adalah  siswa  SMP  dengan  menggunakan  jenis  penelitian
kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian  relevan  yang  terakhir  adalah  milik  Nurazizah  2011  yang
meneliti tentang Analisis Miskonsepsi Tumbuhan Tingkat Tinggi pada Buku Teks IPA  SMP  Negeri  se-Kota  Medan.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menganalisis
miskonsepsi  dalam  buku  teks  IPA  yang  digunakan  oleh  SMP  Negeri  se-kota Medan  khususnya  pada  materi  respirasi,  fotosintesis,  reproduksi,  klasifikasi,
pertumbuhan, struktur tumbuhan, gerak tropisme pada tumbuhan. Jenis penelitian yang  digunakan  adalah  kuantitatif,  sedangkan  teknik  pengambilan  sampel  buku
teks  IPA  dalam  penelitian  ini,  dengan  menggunakan  sampel  wilayah  atau  area probability sample. Objek penelitian ini terdiri dari seluruh materi  yang berkaitan
dengan tumbuhan tingkat tinggi  yang terdapat pada buku kelas VII, VIII, dan IX. Hasil  penelitian  ini  dapat  disimpulkan  bahwa  persentase  buku  yang  paling  tinggi
miskonsepsinya adalah buku VIII-IT 20,68.  Persentase miskonsepsi  pada tiap sub  konsep  Tumbuhan  Tingkat  Tinggi,  menunjukkan  bahwa  sub  konsep  yang
paling  tinggi  miskonsepsi  adalah  sub  konsep  fotosintesis  34,28  dan  yang paling rendah sub  konsep struktur tumbuhan 3,44. Per     sentase miskonsepsi
pada  tiap  kelas,  menunjukkan  bahwa  persentase  miskonsepsi  buku  kelas  VIII 58,62,  kelas  VII  34,48  dan  kelas  IX  6,89.  Kategori  miskonsepsi
terbesar  pada  buku  teks  IPA  SMP  di  Medan  adalah  pada  kategori overgeneralization 37,93, dan terkecil adalah misidentification 3,44. Hasil
penelitian  menunjukkan  secara  umum  buku  teks  IPA  menggunakan  miskonsepsi, terutama  buku  kelas  VIII.  Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Nurazizah  relevan
dengan  penelitian  ini,  karena  sama-sama  meneliti  tentang  miskonsepsi.  Bedanya penelitian yang dilakukan oleh Nurazizah meneliti tentang miskonsepsi pada buku
Biologi SMP. Kelima  penelitian  tersebut  memberi  dorongan  kepada  peneliti  untuk
melakukan  penelitian  mengenai  miskonsepsi  IPA  Fisika  siswa  kelas  V  SD semester  2  se-Kecamatan  Ngemplak.  Penelitian  dilakukan  pada  seluruh  siswa
kelas V SD Negeri se-Kecamatan Ngemplak, dengan jumlah populasi  563 siswa. Peneliti  menggunakan  sistem  random  sampling  untuk  menentukan  sampel
penelitian.
Pendekatan  yang  dilakukan  dalam  penelitian  ini  adalah  pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode survey. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui  miskonsepsi  IPA  Fisika  yang  dialami  oleh  siswa  kelas  V  SD  pada semester  2  se-Kecamatan  Ngemplak.  Selain  itu  peneliti  juga  ingin  mengetahui
adakah  perbedaan  miskonsepsi  yang  dialami  oleh  siswa  berdasarkan  perbedaan jenis  kelamin.  Berdasarkan  kelima  penelitian  yang  relevan  tersebut,  peneliti
membuat sebuah bagan tentang literature map penelitian terdahulu sampai dengan penelitian  yang  sekarang.  Literature  map  akan  menunjukkan  hubungan  antara
penelitian  yang  relevan  dengan  penelitian  yang  dilakukan.  Literature  map penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Taufiq 2012 Remidiasi Miskonsepsi Calon
Guru Fisika pada Konsep Gaya melalui Penerapan Model Siklus
Belajar Learning Cycle 5E. Nurazizah 2011
Analisis Miskonsepsi Tumbuhan Tingkat Tinggi pada
Buku Teks IPA SMP Negeri se-Kota Medan
Gambar 2.5 Literature Map Penelitian yang Relevan
Asri, 2015 Miskonsepsi IPA Fisika Siswa
Kelas V SD Semester 2 se- Kecamatan Ngemplak
Pujayanto 2006 Miskonsepsi IPA Fisika pada
Guru SD
Saputra 2011 Upaya Mengatasi Miskonsepsi
Siswa melalui Model Pembelajaran Children
Learning in Science CLSI Berbasis Simulasi Komputer
pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis
Iriyanti 2012 Identifikasi Miskonsepsi pada
Materi Pokok Wujud Zat Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
Bawang Tahun Ajaran 20092010.
Gambar  2.5  memaparkan  bagan  tentang  penelitian  relevan  yang digunakan oleh peneliti. Penelitian relevan yang digunakan oleh peneliti ada lima.
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Pujayanto  2006  memiliki  hubungan  dengan penelitian  ini,  karena  pada  penelitan  tersebut  meneliti  tentang  miskonsepsi  IPA
Fisika  guru  SD  pada  konsep  gaya  dan  cahaya.  Berdasarkan  uraian  tentang penyebab terjadinya miskonsepsi yang diungkapkan oleh Suparno 2005: 29 salah
satunya ada guru. Oleh karena itu, peneliti berpendapat bahwa penelitian terdahulu yang  dilakukan  oleh  Pujayanto  2006  dapat  memberikan  pengaruh  terhadap
penelitian  ini  khususnya  bagi  siswa  dan  konsep  IPA  Fisika  yang  mengalami miskonsepsi.
C. Kerangka Berpikir