B. Pembahasan
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi IPA siswa kelas V SD semester 2
se-Kecamatan Ngemplak. Miskonsepsi adalah salah konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang
itu Suparno, 2005: 4. Miskonsepsi dapat dideteksi melalui peta konsep yang meliputi, tes multiple choice pilihan ganda, tes esai tertulis, wawancara
diagnosis, diskusi dalam kelas, praktikum dan tanya jawab Suparno, 2005: 121. Peta konsep yang digunakan untuk mengetahui adanya miskonsepsi pada
penelitian ini, yaitu tes multiple choice pilihan ganda dan tes esai tertulis. Ciri khas soal pilihan ganda pada penelitian ini, yaitu terdapat tambahan
pilihan jawaban yakin benar dan tidak yakin benar. Penambahan kedua pilihan tersebut bertujuan untuk mengetahui kepercayaan dalam diri siswa ketika
menjawab soal, apakah siswa menjawab soal dengan keyakinan yakin benar atau tidak yakin benar. Siswa dikatakan mengalami miskonsepsi jika menjawab soal
dengan jawaban salah dan yakin benar. Cara mendeteksi adanya miskonsepsi pada soal uraian, yaitu jika siswa memberikan uraian jawaban yang tidak sesuai dengan
pedoman penskoran yang telah dibuat oleh peneliti. Berdasarkan analisis miskonsepsi pada instrumen soal pilihan ganda
miskonsepsi terjadi pada seluruh KD, yaitu KD 5.1 yang membahas tentang konsep gaya, KD 5.2 yang membahas tentang konsep pesawat sederhana, KD 6.1
yang membahas tentang konsep cahaya, dan KD 7.1 yang membahas tentang
konsep pelapukan. Persentase tertinggi miskonsepsi siswa pada instrumen soal pilihan ganda terjadi pada konsep pelapukan yaitu 65, sedangkan persentase
terendah terjadi pada aitem soal 7 dan 9 yang membahas tentang konsep pesawat sederhana yaitu di bawah 10. Persentase tertinggi miskonsepsi siswa pada
instrumen soal uraian terjadi pada aitem soal 2 yang membahas tentang konsep pelapukan yaitu 78,28, sedangkan persentase terendah terjadi pada aitem soal 3
yang membahas tentang konsep pesawat sederhana khususnya bidang miring. Penelitian relevan yang dilakukan oleh Pujayanto 2006 menunjukkan
bahwa miskosnepsi terjadi pada konsep gaya dan cahaya. Berdasarkan analisis miskonsepsi siswa pada instrumen soal pilihan ganda dan uraian juga
menunjukkan bahwa konsep gaya dan cahaya mengalami miskonsepsi. Pada penelitian ini, miskonsepsi yang terjadi pada konsep cahaya tergolong cukup
tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dari persentase miskonsepsi siswa soal uraian pada konsep cahaya khususnya cermin yaitu 72,85. Artinya lebih dari setengah
sampel penelitian di SD Negeri se-Kecamatan Ngemplak mengalami miskonsepsi pada konsep cahaya khususnya cermin. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa
rentan mengalami miskonsepsi pada konsep pelapukan dan cahaya khususnya cermin.
130
BAB V PENUTUP
BAB V membahas tentang kesimpulan pada penelitian ini, keterbatasan penelitian, dan saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V SD
Negeri se-Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman. Miskonsepsi terjadi pada konsep gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, dan macam-macam batuan.
Pada instrumen soal pilihan ganda, miskonsepsi paling tinggi terdapat pada aitem soal 17 tentang konsep macam-macam batuan yaitu 65 siswa yang mengalami
miskonsepsi, sedangkan miskonsepsi yang paling rendah terdapat pada aitem soal 7 dan 9 tentang konsep pesawat sederhana yaitu 10 siswa. Persentase tertinggi
miskonsepsi pada instrumen soal uraian terjadi pada konsep macam-macam batuan yaitu 78,28, sedangkan persentase terendah pada konsep pesawat sederhana
yaitu 30,77.
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti dalam melakukan penelitian ini menyadari masih banyak kelemahan dan keterbatasan yang dialami. Beberapa kelemahan dan keterbatasan
tersebut, yaitu: