Pembentukan Tanah Kajian Pustaka 1. Konsep

d. Pembentukan Tanah

Daratan yang menjadi tempat tinggal kita ini merupakan lapisan bumi yang padat dan tersusun dari tanah dan batuan. Lapisan ini disebut kerak bumi atau litosfer. Tanah merupakan hasil dari pelapukan yang terjadi pada batuan. Batuan yang berada di atas permukaan tanah akan mengalami perubahan secara terus menerus karena adanya pengaruh dari lingkungan. Perubahan cuaca, suhu, dan tekanan udara dapat menyebabkan batuan memuai kemudian pecah menjadi batuan-batuan yang lebih kecil lagi. Batuan-batuan ini lama-kelamaan akan menjadi butiran-butiran halus. Apabila terjadi hujan, butiran-butiran halus tersebut kemudian akan terbawa oleh air dan mengendap di daerah aliran. Pengendapan inilah yang nantinya menyebabkan munculnya tumpukan atau lapisan tanah yang kaya akan mineral. Selain pengaruh suhu, curah hujan, dan tekanan, pelapukan pada batuan juga dapat disebabkan oleh tumbuhan. Tumbuhan yang hidup di atas batuan dapat menyebabkan lapuknya berbagai jenis batuan. Apabila berlangsung dalam waktu yang cukup lama maka batuan akan pecah menjadi butiran-butiran halus. 8 Miskonsepsi IPA Seorang siswa sebelum mengikuti proses pembelajaran formal di sekolah sudah mempunyai konsep awal Fisika Suparno, 2005: 2. Konsep awal didapatkan melalui berbagai macam pengalaman hidup sehari-hari, namun tidak semua konsep awal tersebut benar sesuai dengan konsep ilmiah. Suparno menjelaskan lebih lanjut bahwa konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah dapat disebut miskonsepsi atau salah konsep. Suparno 2005: 1 memberikan contoh siswa SD yang mengalami miskonsepsi IPA, ketika ada pertanyaan “Manakah yang bera antara bumi mengelilingi mataha ri atau matahari mengelilingi bumi?”. Secara mantap dan yakin siswa tersebut menjawab: “matahari mengelilingi bumi”. Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh siswa, dapat disimpulkan bahwa siswa tersebut mengalami miskonsepsi atau salah konsep. Konsep ilmiah yang benar berdasarkan pertanyaan tersebut, yaitu bumi mengelilingi matahari.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian pertama yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Pujayanto 2006 tentang Miskonsepsi IPA Fisika pada Guru SD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi IPA Fisika guru kelas V SD di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar dan mendiskripsikan profil miskonsepsi IPA Fisika pada guru kelas V SD di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Expose Facto. Teknik pengambilan data menggunakan teknik tes dan instrumen tesnya berupa tes diagnostik miskonsepsi pada pokok bahasan Gaya dan Cahaya. Untuk menjawab hipotesis penelitian digunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu berupa analisis kualitatif tentang ada tidaknya miskonsepsi. Dari hasil penelitian ternyata terbukti bahwa guru mengalami