d. Pembentukan Konsep
Konsep terbentuk dari sesuatu yang kongkret dan dipengaruhi oleh latar belakang pengalamannya Mertodiharjo Mulyono, 1980: 14.
Pengalaman yang diperoleh dapat membantu untuk menggolongkan konsep-konsep yang telah dimiliki. Mertodiharjo dan Mulyono
menjelaskan lebih lanjut bahwa pembentukan konsep dan generalisasi sebaiknya berjalan secara induktif melalui penyajian fakta menjadi konsep
dan dari konsep menjadi generalisasi.
2. Konsepsi
Konsepsi dapat diartikan sebagai pemahaman yang dimiliki oleh seorang murid terhadap suatu konsep Berg dalam Suryanto, 2002: 13.
Misalnya adalah ketika sedang berada di dalam mobil dan disepanjang jalan terdapat banyak pepohonan. Ada beberapa anak yang beranggapan bahwa
pohon yang menjauhi mobil, sehingga seolah-olah pohon tersebut dapat berjalan. Beberapa anak ada yang mempunyai konsepsi bahwa mobilah yang
berjalan dan menjauhi pohon. Setiap orang memiliki konsepsi yang berbeda-beda Rustaman, 2012:
26. Sedangkan Budi 1992: 114-115 menjelaskan bahwa konsepsi adalah kemampuan untuk memahami konsep, baik yang diperoleh dari indera maupun
dari kondisi lingkungan. Berdasarkan tiga pendapat mengenai konsepsi menurut para ahli, maka peneliti menyimpulkan bahwa konsepsi adalah
kemampuan untuk memahami konsep, dimana setiap orang akan memiliki
konsepsi yang berbeda-beda. Setiap orang dapat memiliki konsepsi yang berbeda-beda, karena setiap orang memiliki pemahaman awal yang
berdasarkan pada pengalaman yang diperolehnya dan kondisi lingkungan yang berbeda-beda pula.
3. Miskonsepsi a. Pengertian Miskonsepsi
Miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima oleh para pakar dalam bidangnya
Suparno, 2005: 4. Fowler dalam Suparno, 2005: 5 juga menjelaskan hal yang sama bahwa miskonsepsi adalah pengertian yang tidak akurat akan
konsep, penggunaan konsep yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar.
Suparno lebih menjelaskan bahwa bentuk dari miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, dan
gagasan intuitif. Konsep awal biasanya didapatkan sewaktu siswa berada di jenjang pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah, dan dari pengalaman
serta melalui pengamatan di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Seorang siswa mampu menggunakan konsep ganda. Mereka akan menggunakan
konsep ilmiah ketika berada di sekolah dan akan menggunakan konsep sehari- hari ketika berada di masyarakat.
Miskonsepsi yang terjadi dalam diri siswa, terkadang sulit untuk diperbaiki dan dihilangkan selama dalam pendidikan sekolah dasar. Hal ini
disebabkan karena meskipun menggunakan konsep yang tidak cocok dengan konsep ilmiah, mereka dapat menjelaskan beberapa persoalan yang sedang
mereka alami dalam hidup mereka. Salah satu contoh miskonsepsi yang dialami oleh seorang siswa adalah pernyataan tentang matahari mengelilingi
bumi. Seorang anak mampu menjelaskannya dalam kehidupan sehari-hari, karena matahari terbit dari Timur dan tenggelam di Barat. Hal itu
menunjukkan bahwa mataharilah yang bergerak terhadap bumi. Menggunakan konsep tersebut seorang anak dapat membuat jam waktu berdasarkan gerak
matahari terbit, bergerak, dan tenggelam. Oleh karena itu, miskonsepsi sulit untuk dihilangkan.
Berdasarkan dua pengertian tentang miskonsepsi di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa miskonsepsi adalah penggunaan konsep yang
salah, karena kekacauan konsep yang dialami dalam kehidupan sehari-hari dimana konsep tersebut tidak sesuai dengan konsep ilmiah.
b. Penyebab Terjadinya Miskonsepsi