Deskripsi Soal Uraian Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

mengalami miskonsepsi jika menjawab pilihan jawaban opsi A, B, ataupun C dan yakin benar. Gambar 4.21 menunjukkan bahwa 37 siswa menjawab pilihan jawaban opsi B, yaitu batuan yang terbentuk dari proses pengendapan magma. Sebanyak 34 siswa menjawab pilihan jawaban opsi A, yaitu batuan yang terbentuk dari magma yang membeu sedangkan 29 siswa menjawab pilihan jawaban opsi C, yaitu batuan yang terbentuk karena mengalami peningkatan tekanan atau suhu.

b. Deskripsi Soal Uraian

Pada bagian kedua ini, peneliti menganalisis miskonsepsi pada soal uraian. Berbeda halnya dengan soal pilihan ganda, pada soal uraian ini tidak terdapat pilihan yakin benar dan tidak yakin benar. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat dilihat pada jawaban yang telah diuraikan oleh siswa. Siswa dikatakan mengalami miskonsepsi jika jawaban siswa tidak sesuai dengan kunci jawaban yang telah dibuat oleh peneliti atau tidak mendapatkan skor 4. Analisis pada soal uraian ini disajikan berdasarkan kelompok konsepnya atau per soal. Soal uraian ini berjumlah 5 soal. Konsep yang terdapat pada kelima soal tersebut, yaitu konsep tentang pesawat sederhana, pelapukan, dan sifat- sifat cahaya. Pada tabel 4.3 disajikan Kompetensi Dasar KD yang termuat dalam instrumen soal uraian beserta nomor aitemnya. Tabel 4.3 KD dan Aitem yang Termuat dalam Instrumen Soal Uraian No. Kompetensi Dasar Konsep Aitem Soal 1. 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Pesawat Sederhana 1 dan 3 2. 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya Sifat Cahaya 4 dan 5 3. 7.1 Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan Pelapukan 2 Tabel 4.3 adalah tabel yang memuat KD, konsep dan aitem soal yang terdapat dalam instrumen soal uraian. Pada instrumen soal uraian terdapat 3 KD, 3 konsep yaitu konsep pesawat sederhana, sifat cahaya, dan pelapukan, serta terdapat 5 aitem soal. Persentase miskonsepsi siswa pada instrumen soal uraian dapat dilihat pada gambar 4.22 . Gambar 4.22 Persentase Miskonsepsi Siswa pada Soal Uraian Berdasarkan gambar 4.22 persentase tertinggi miskonsepsi siswa pada instrumen soal uraian terjadi pada aitem 2 yaitu tentang konsep pelapukan, siswa yang mengalami miskonsepsi ada 78,28. Persentase terendah terdapat pada aitem soal 3 yaitu 30,77 yang membahas tentang konsep pesawat sederhana jenis bidang miring. Berikut ini persentase miskonsepsi siswa pada instrumen soal uraian akan dianalisis secara lebih spesifik dengan menampilkan beberapa jawaban miskonsepsi dari siswa. Analisis dilakukan berdasarkan konsep yang dibahas pada soal tersebut. 1 Konsep Pesawat Sederhana Materi pesewat sederhana pada IPA Fisika kelas V semester 2 mencakup tentang tuas, bidang miring, katrol, dan roda berporos. Soal uraian tentang pesewat sederhana dalam penelitian ini diwakili oleh dua soal, yaitu aitem soal 1 tentang tuas dan aitem soal 3 tentang bidang miring. a Aitem Soal 1 Konsep yang dibahas pada aitem soal 1, yaitu tentang pesawat sederhana. Cara peneliti untuk mengetahui konsep dasar tentang pesawat sederhana jenis tuas terhadap siswa SD kelas V semseter 2 dengan memberikan pertanyaan sebagai berikut ini: “Mengapa alat pemecah biji dan tang digolongkan ke dalam jenis pengungkit atau tuas yang berbeda? Jelaskan”. Tabel 4.4 berikut ini adalah penjelasan beberapa jawaban siswa tentang pesawat sederhana jenis tuas. Tabel 4.4 Data Miskonsepsi Siswa tentang Konsep Pesawat Sederhana Jenis Tuas No. Jawaban Jumlah Persentase Keterangan 1. Gambar a merupakan pengungkit jenis kedua yang memiliki ciri beban berada diantara posisi kuasa dan titik tumpu. Gambar b merupakan pengungkit jenis pertama yang memiliki ciri titik tumpu berada antara beban dan kuasa. 152 68,78 Siswa tidak mengalami miskonsepsi 68,78 2. Alat A digunakan untuk memecah kemiri, sedangkan alat B digunakan untuk memasang sekrup atau memasang paku 21 9,50 Siswa yang mengalami miskonsepsi No. Jawaban Jumlah Persentase Keterangan 3. Karena alat tersebut beda jenis pengungkit 22 9,95 32,22 5. Gambar A jenis pengungkit ke III dan gambar B jenis pengungkit ke II 10 4,52 7. Tidak termasuk dalam konteks 8 3,62 8. Tidak menjawab 3 1,36 9. Karena benda tersebut berbeda bentuk 3 1,36 11. Gamabr A jenis pengungkit golongan I: TT diantara TB dan TK. Gambar B jenis pengungkit golongan II: TB diantara TT dan TK 2 0,90 Jumlah 221 100 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak mengalami miskonsepsi, karena 152 siswa dengan persentase 68,78 telah menjawab sesuai dengan konsep yang benar. Konsep yang benar mengenai perbedaan dari alat pemecah biji gambar a dan tang gambar b, yaitu gambar a merupakan pengungkit jenis kedua yang memiliki ciri beban berada diantara posisi kuasa dan titik tumpu, sedangkan gambar b merupakan pengungkit jenis pertama yang memiliki ciri titik tumpu berada antara beban dan kuasa. Siswa dikatakan mengalami miskonsepsi jika menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai dengan konsep atau tidak mendapatkan nilai 4. Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa persentase terbanyak siswa yang mengalami miskonsepsi ada 22 siswa atau 9,95. Siswa mengalami miskonsepsi paling banyak terjadi, karena siswa menjawab perbedaan kedua alat tersebut adalah beda jenis pengungkit. Jawaban tersebut dapat digolongkan menjadi salah satu jawaban miskonsepsi, karena jawaban tersebut belum menjawab pertanyaan pada soal ini. Seharusnya dijelaskan perbedaan letak titik tumpu, titik beban, dan titik kuasnya serta golongan jenis pengungkit dari kedua gambar tersebut. Ada 8 siswa atau 3,62 siswa menjawab tidak sesuai dengan konteks dan 3 siswa atau 1,36 siswa tidak menjawab. b Aitem Soal 3 Aitem soal 3 membahas tentang konsep pesawat sederhana jenis bidang miring. Soal yang terdapat pada aitem soal ini adalah “Mengapa jalan di daerah pegunungan dibuat berkelok- kelok?”. Konsep yang tepat terhadap pertanyaan di atas adalah jalan dibuat berkelak-kelok dengan memanfaatkan prinsip cara kerja bidang miring, hal tersebut dikarenakan agar orang dapat dengan mudah mencapai tempat ketinggian tertentu dengan tenaga yang lebih kecil dan pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak. Tabel 4.5 di bawah ini menyajikan data miskonsepsi siswa kelas V SD Negeri semester 2 se-Kecamatan Ngemplak tentang konsep pesawat sederhana jenis bidang miring. Tabel 4.5 Data Miskonsepsi Siswa tentang Konsep Pesawat Sederhana Jenis Bidang Miring No. Jawaban Jumlah Persentase Keterangan 1. Jalan berkelok-kelok memanfaatkan cara kerja bidang miring. Karena agar orang dapat dengan mudah mencapai tempat ketinggian tertentu dengan tenaga yang lebih kecil. Karena dengan dibuat berkelok-kelok pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak. 153 69,23 Siswa tidak mengalami miskonsepsi 69,23 2. Karena menggunakan bidang miring 22 9,95 Siswa yang mengalami miskonsepsi 3. Agar mesin motor tidak cepat panas 2 0,90 4. Karena agar tidak tergelincir 27 12,22 No. Jawaban Jumlah Persentase Keterangan 5. Karena memperbesar gaya gesek 2 0,90 30,77 6. Tidak termasuk dalam konteks 9 4,07 7. Karena dipegunungan banyak batu-batuan 1 0,45 8. Karena jalan dipegunungan sangat miring, naik 3 1,36 9. Karena untuk mengurangi kecepatan 1 0,45 10. Tidak menjawab 1 0,45 Jumlah 221 100 Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sebanyak 153 siswa atau 69,23 siswa tidak mengalami miskonsepsi karena dapat memberikan uraian jawaban sesuai dengan konsep yang benar. Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa siswa yang paling banyak mengalami miskonsepsi karena menjawab jalan di pegunungan dibuat berkelak- kelok supaya tidak mudah tergelincir ada 27 siswa atau 12,22. Alasan supaya tidak tergelincir dikatak miskonsepsi, karena supaya tidak tergenlincir dapat disiasati dengan memperbesar gaya gesek ban dengan jalan raya. Siswa yang menjawab tidak sesuai dengan konteks ada 9 siswa atau 4,07 dan 1 siswa atau 0,45 siswa tidak menjawab. 2 Konsep tentang Pelapukan Nomor butir soal uraian tentang konsep pelapukan diwakili oleh satu butir soal, yaitu aitem soal 2. Materi konsep pelapukan yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui miskonsepsi pada konsep pelapukan adalah dengan memberikan pertanyaan berikut ini “Jelaskan perbed aan antara batuan beku dengan batuan sedimen”. Tabel 4.6 di bawah ini menyajikan data miskonsepsi siswa kelas V SD Negeri se- Kecamatan Ngemplak tentang konsep pelapukan. Tabel 4.6 Data Miskonsepsi Siswa tentang Konsep Pelapukan. No. Jawaban Jumlah Persentase Keterangan 1. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai. 48 21,72 Siswa tidak mengalami miskonsepsi 21,72 2. Batuan beku terbentuk dari magma yang membeku, sedangkan batuan sedimen terbentuk dari proses pengendapan magma. 96 43,44 Siswa yang mengalami miskonsepsi 78,28 3. Batuan beku terbentuk dari pengendapan lumpur dan mineral, sedangkan batuan sedimen terbentuk dari proses pengendapan magma. 1 0,45 4. Batuan beku berwarna putih, sedangkan batuan sedimen berwarna hijau 1 0,45 5. Batuan beku terbentuk karena lava yang membeku, sedangkan batuan sedimen terbentuk karena mengalami peningkatan tekanan atau suhu 45 20,36 6. Batuan beku akan membeku lalu mengendap menjadi batuan sedimen 6 2,71 7. Batuan beku dapat dibuat aksesoris, sedangkan batuan sedimen dipergunakan untuk bahan bangunan 1 0,45 8. Batuan beku terbentuk karena magma yang membeku dipermukaan bumi. Batuan sedimen terbentuk karena magma yang membeku di dalam perut bumi 2 0,90 9. Batuan beku: batuan alami. Batuan sedimen: batuan yang membeku 4 1,81 10. Tidak termasuk dalam konteks 10 4,52 11. Tidak menjawab 2 0,90 12. Batuan beku: batuan yang sulit dipecahkan. Batuan sedimen: batuan yan mudah dipecahkan 3 1,36 13. Batuan beku: berasal dari tumbuhan dan hewan yang membusuk. Batuan sedimen: berasal dari magma yang membeku 2 0,90 Jumlah 221 100 Konsep yang benar mengenai perbedaan batuan beku dan batuan sedimen, yaitu batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku, sedangkan batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai. Tabel 4.6 menunjukkan bahwa siswa yang tidak mengalami miskonsepsi ada 48 siswa atau 21,72 siswa yang sudah mampu membedakan antara batuan beku dan sedimen sesuai dengan konsep yang benar. Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa persentase miskonsepsi terbanyak yakni 43,44 atau 96 siswa menjawab bahwa batuan beku terbentuk dari magma yang membeku, sedangkan batuan sedimen terbentuk dari proses pengendapan magma . Sebanyak 4,52 atau 10 siswa menjawab tidak sesuai dengan konteks dan 0,90 atau 2 siswa tidak menjawab. 3 Konsep Sifat-sifat Cahaya Instrumen soal uraian yang membahas tentang konsep sifat-sifat cahaya ada 2 aitem soal, yaitu aitem soal 4 dan 5. Konsep yang dibahas pada aitem soal 4 yaitu tentang sifat-sifat bayangan pada cermin dan aitem soal 5 membahas tentang sifat-sifat cahaya. a Aitem Soal 4 Aitem soal 4 membahas tentang konsep sifat-sifat yang dibentuk oleh cermin. Cara peneliti untuk mengetahui adanya miskonsepsi pada aitem soal ini, yaitu dengan memberikan pertanyaan berikut ini “Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik? Jelaskan jawabanmu”. Persentase miskonsepsi pada aitem soal 4 disajikan pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Data Miskonsepsi tentang Konsep Sifat-sifat Cahaya sifat bayangan pada cermin cekung. No. Jawaban Jumlah Persentase Keterangan 1. Tidak karena sifat bayangan dibentuk oleh cermin cekun bergantung pada letak benda di depan cermin. jika benda terletak diantara F fokus dan P pusat kelengkungan dan seterusnya, maka bayangan yang terbentuk nyata, terbalik. Jika benda terletak diantara O pusat optis dan F maka bayangan terletak di belakang cermin, maya, diperbesar, dan tegak. 60 27,15 Siswa tidak mengalami miskonsepsi 27,15 2. Cerimin cekung tidak terbalik 5 2,26 Siswa yang mengalami miskonsepsi 72,85 3. Nyata dan terbalik 19 8,60 4. Tidak masuk konteks 40 18,10 5. Ya, karena bayangan sama dengan aslinya 2 0,90 6. Ya, karena cermin cekung melengkung dan bayangannya selalu terbalik 22 9,95 7. Karena bayangannya memantul 2 0,90 8. Semu, diperkecil, terbalik 48 21,72 9. Tidak, karena cermin cekung ada 2 macam 1 0,45 10. Cahaya merambat lurus 2 0,90 11. Tidak menjawab 5 2,26 12. Tidak, karena cermin cekung memberkecil bayangan 3 1,36 13. Karena cermin cekung terbentuk dari cermin cekung 7 3,17 14. Ya, karena cermin cekung kacanya diperbesar 1 0,45 15. Ya, karena permukaannya cekung 2 0,90 16. Tidak, karena bayangan akan terbalik jika kita menjauhi cermin saja 1 0,45 17. Ya, karena jarak bayangan dengan cermin tidak sama 1 0,45 Jumlah 221 100 Konsep yang benar mengenai pertanyaan yang ada di atas, yaitu bahwa bayangan yang dibentuk cermin cekung tidak selalu terbalik, karena sifat bayangan dibentuk oleh cermin cekun bergantung pada letak benda di depan cermin. Jika benda terletak diantara F fokus dan P pusat kelengkungan dan seterusnya, maka bayangan yang terbentuk nyata, terbalik. Jika benda terletak diantara O pusat optis dan F maka bayangan terletak di belakang cermin, maya, diperbesar, dan tegak. Berdasarkan tabel 4.7 ada 27,15 siswa atau 60 siswa yang tidak mengalami miskonsepsi, karena siswa sudah mampu memberikan jawaban sesuai dengan konsep yang benar. Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa persentase yang paling banyak mengalami miskonsepsi, karena menjawab semu, diperkecil, dan terbalik yang menjawab ada 48 siswa atau 21,72. Siswa yang menjawab tidak sesuai dengan konsep ada 40 siswa atau 18,10 dan siswa yang tidak menjawab ada 5 siswa yaitu dengan persentase 2,26. b Aitem Soal 5 Aitem soal 5 membahas tentang konsep sifat-sifat cahaya. Cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui adanya miskonsepsi pada aitem ini, yaitu dengan memberikan pertanyaan berikut ini “Mengapa pensil pada gambar tampak seperti patah?”. Persentase miskonsepsi aitem soal 5 disajikan pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Data Miskonsepsi tentang Sifat-sifat Cahaya No. Jawaban Jumlah Persentase Keterangan 1. Cahaya datang dari zat yang lebih rapat benda di air menuju ke udara kurang rapat dibiaskan menjauhi garis normal. 148 66,97 Siswa tidak mengalami miskonsepsi 66,79 2. Karena pensil dimasukkan ke dalam air yang tidak penuh 35 15,84 Siswa yang mengalami miskonsepsi 33,21 3. Karena ada gaya pegas 1 0,45 4. Karena bayangan air lebih padat dan pesil akan terlihat bengkok itu yang dimaksud gaya gravitasi yang disebut bayangan 1 0,45 5. Karena cahaya tidak merambat lurus 3 1,36 No. Jawaban Jumlah Persentase Keterangan 6. Karena pensil dilihat dari jauh 1 0,45 7. Karena adanya gaya gesek 2 0,90 8. Karena merambat dari zat yang rapat ke zat yang rapat 1 0,45 9. Karena terkena pantulan 5 2,26 10. Karena terkena garis normal 2 0,90 11. Karena dibiaskan mendekati garis normal 9 3,62 12. Tidak termasuk dalam konteks 4 1,81 13. Karena cahaya dapat ditembus 2 0,90 14. Karena pensil panjang 1 0,45 15. Karena pensil dibiasan dari zat yang kurang rapat menuju zat yang lebih rapat 4 1,81 16. Karena air mempunyai zat yang rapat 1 0,45 17. Karena cahaya menembus gelas dan diteruskan ke benda beningair 1 0,45 18. Karena cahaya dapat dibelokkan 1 0,45 Jumlah 221 100 Konsep yang benar dari pensil yang dimasukkan dalam gelas berisi air akan tampak patah, karena cahaya datang dari zat yang lebih rapat benda di air menuju ke udara kurang rapat dibiaskan menjauhi garis normal sehingga pensil yang dimasukkan ke dalam air berisi air akan nampak patah. Berdasarkan tabel 4.8 siswa yang tidak mengalami miskonsepsi berjumlah 148 siswa dengan persentase 66,97. Siswa yang tidak mengalami miskonsepsi, karena sudah mampu memberikan jawaban sesuai dengan konsep yang benar. Tabel 4.8 menunjukkan bahwa 35 siswa atau 15,84 siswa berada pada persentase miskonsepsi paling banyak karena menjawab bahwa pensil yang dimasukkan ke dalam gelas berisi air nampak seperti patah, karena gelas tidak diisi air dengan penuh. Ada 4 siswa atau 1,81 siswa menjawab tidak sesuai dengan konteks.

B. Pembahasan