Keterkaitan Pengembangan Sistem Dapodikmen dengan PMU 12 Tahun

73 73 Berikut ini adalah gambar diagram akses Call Center. Gambar 21Diagram Akses Call Center

2.6 Keterkaitan Pengembangan Sistem Dapodikmen dengan PMU 12 Tahun

Pendidikan Menengah Universal adalah program pendidikan yang memberikan layanan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara Republik Indonesia untuk mengikuti pendidikan menengah yang bermutu. Tujuan Pendidikan Menengah Universal adalah memberikan layanan, perluasan, dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan menengah yang bermutu bagi setiap warga negara Indonesia dengan sasaran siswa usia 16 tahun sampai dengan 18 tahun yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah dan mempercepat 74 ROADMAP PENGEMBANGAN SISTEM DAPODIKMEN TAHUN 2014 - 2019 74 pencapaian angka partisipasi kasar APK pendidikan menengah menjadi 97 pada tahun 2020. Untuk memberikan layanan pendidikan yang berkualitas, diperlukan beberapa langkah, mulai dari menilai kondisi awal layanan yang sudah ada, dilanjutkan dengan memberikan perlakuan-perlakuan yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi yang diharapkan. Enam prinsip dasar implementasi Pendidikan Menengah Universal sebagai berikut: Gambar 22Prinsip Dasar Implementasi PMU Seluruh prinsip dasar implementasi dalam bagan di atas sangat erat kaitannya dengan dukungan data yang akurat. Bahkan beberapa diantaranya membutuhkan kualitas data yang lebih baik. Jika pada hal yang lain dapat dipenuhi dengan data agregat, khusus untuk implementasi PMU ini banyak yang membutuhkan data detil individu. Sebagai gambaran, untuk mempertahankan mutu pendidikan dibutuhkan penambahan daya tampung. Untuk dapat menambah daya tampung diperlukan informasi detil tentang banyaknya rombel, banyaknya siswa, dan banyaknya ruang kelas yang dimiliki oleh individu sekolah. 75 75 Selanjutnya untuk melihat tingkat kebekerjaan lulusan, memerlukan data individu lulusan agar dapat merunut dimana tempat mereka bekerja setelah lulus. Jika data yang dimiliki bersifat agregat, sangat tidak mungkin dapat diketahui tingkat kebekerjaannya. Pada masa awal pelaksanaan pendataan di Kemdikbud, pendataan dilaksanakan dengan hanya mendata agregat. Guru hanya didata berdasarkan jumlahnya menurut jenis kelamin maupun jenis mata pelajaran yang diampu. Kondisi ini menjadi penyebab sempitnya cakupan analisis yang bisa di hasilkan. Pada masa itu hanya bisa menampilkan berapa jumlah guru di Indonesia dikategorikan berdasarkan jenis kelamin dan mata pelajaran yang diampu, padahal kebutuhannya lebih dari hanya sekedar rekapitulasi seperti di atas. Ketika sistem dapodikmen dirancang, diutarakan beberapa permintaan dimana data yang dihasilkan dapodikmen harus dapat digunakan untuk menerbitkan surat keputusan tunjangan profesi. Permintaan ini memiliki konsekuensi bahwa data yang dijaring dalam sistem dapodikmen harus bersifat detil. Selain menjelaskan tentang biodata guru, juga harus disertai dengan aktivitaspenugasan mengajar. Selain itu, data guru juga harus dikaitkan dengan satuan pendidikan dan siswa yang diajarnya. Ini berkaitan dengan keingintahuan apakah nilai yang dicapai oleh seorang siswa berkaitan dengan kompetensi gurunya. Beberapa pertanyaan lain juga dikemukakan terkait Bantuan Siswa Miskin BSM. Jika data yang dikelola oleh dapodikmen bersifat data agregat siswa, sudah dapat dipastikan tidak akan dapat menjawab dengan tepat berapa jumlah siswa miskin di seluruh Indonesia. Bisa jadi jumlah total siswa miskin yang disampaikan oleh sekolah dalam bentuk jumlahnya saja sangat tidak akurat. 76 ROADMAP PENGEMBANGAN SISTEM DAPODIKMEN TAHUN 2014 - 2019 76 Secara umum dapat disimpulkan bahwa keberhasilan program Wajib Belajar 12 tahun sangat dipengaruhi oleh perencanaan program dan anggaran yang baik sehingga tujuan program tersebut dapat tercapai. Kegiatan perencanaan tersebut dapat dikatakan baik apabila kegiatan tersebut berlandaskan data yang valid dan akurat serta tepat waktu. Dapodikmen merupakan suatu terobosan pemerintah dalam rangka menyediakan data valid dan akurat serta tepat waktu untuk kepentingan program Wajib Belajar 12 tahun. 77 77

BAB III KONDISI UMUM SISTEM DAPODIKMEN

3.1 Kondisi Saat ini 3.1.1. Aplikasi Aplikasi Sistem Dapodikmen terbagi menjadi tiga bagian yaitu aplikasi Front End, aplikasi Sinkronisasi dan aplikasi Back End. Aplikasi FrontEnd Aplikasi FrontEnd atau yang lebih dikenal di operator sekolah sebagai aplikasi dapodikmen adalah penyatuan aplikasi pendataan dilingkungan ditjen dikmen dengan arah satu aplikasi bisa digunakan untuk SMASMKSMALB. Pengiriman data dengan menggunakan PAS SMASMKSMALB tidak akan hilang dan dimigrasikan ke server baru dapodikmen untuk bisa digenerate oleh sekolah sebagai data awal aplikasi atau prefill. Sekolah yang telah melakukan pengiriman data dapodikmen dengan menggunakan PAS, maka diaplikasi dapodikmen sekolah melanjutkan dengan validasi dan update data sesuai dengan kondisi yang ada saat ini. Namun jika sekolah sebelumnya belum melakukan pengiriman data ke server maka akan entri data dimulai dari awal mulai dari profil sekolah, Sarana Prasarana, PTK dan Peserta didik. Aplikasi Dapodikmen sebelum disosialisasikan kepada sekolah terlebih dahulu disosialisasikan pada Dinas Pendidikan KabupatenKota dan Dinas pendidikan Provinsi pada saat kegiatan Verifikasi data pokok pendidikan menengah tahun 2014. Hal ini dilakukan agar Dinas Pendidikan KabupatenKota bisa melakukan pendampingan dan monitoring aplikasi dapodikmen ke sekolah dengan cepat dan mudah.