23
23
memperoleh data lain selain dapodikmen. Langkah ini justru kontra produktif. Bahkan beberapa satuan pendidikan mempertanyakan
kenapa masih ada instrumen-instrumen lain selain aplikasi dapodikmen yang disebarkan oleh unit kerja yang berada di bawah
unit kerja Ditjen Dikmen. Setelah melalui proses koordinasi yang panjang, periode ini diakhiri
dengan proses satu pemahaman tentang pentingnya penyatuan sumber data untuk pelaksanaan program kerja Kementerian.
Beberapa unit kerja mulai memberikan dukungannya untuk segera mewujudkan cita-cita bersama yaitu
“Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Data”
2.3.3. Periode Integrasi Sistem
Periode integrasi sistem terjadi ketika seluruh unit kerja telah menyadari tentang betapa pentingnya penyatuan sumber data di
lingkungan Kemdikbud. Dengan satu sumber data, seluruh program kerja yang disusun akan lebih fokus dan tepat sasaran.
Ada beberapa keunggulan lain jika sistem integrasi data di lingkungan Kemdikbud dilakukan diantaranya :
1. Sistem yang dapat menyelaraskan data yang berasal dari sejumlah sumber kedalam sebuah bentuk representasi.
2. Adanya kebutuhan untuk saling bekerjasama antar unit utama di Kemdikbud.
3. Terjadinya pengolahan data antar sistem informasi tiap unit utama sehingga untuk melengkapi suatu informasi yang
dibutuhkan pertukaran data dengan sistem informasi yang lain.
24 ROADMAP PENGEMBANGAN SISTEM DAPODIKMEN TAHUN 2014 - 2019
24
Pada tahap awal, PDSP memaparkan tentang strategi integrasi. Masing-masing unit kerja diminta untuk memahami posisinya dalam
strategi integrasi. Penyatuan data membutuhkan teknologi, model database, dan sinergi alur kerja yang sama. Pada periode ini, seluruh
tim data di masing-masing unit kerja lebih intensif melakukan koordinasi dipimpin oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan PDSP.
Gambar 3Posisi Masing masing Direktorat Jenderal pada Pendataan
Pada tahap berikutnya, masing-masing unit kerja diminta untuk menyamakan struktur database. Tujuannya agar proses integrasi
berjalan mulus. Proses penyamaan database berpengaruh besar terhadap implementasi di lapangan. Perubahan database
berpengaruh besar terhadap aplikasi penjaringan data front end, aplikasi sinkronisasi, dan database server di datacenter masing-masing
unit kerja.
Penyamaan struktur databasedi lingkungan Kemdikbudini memperhatikan prinsip “Single Source Of Data”. Bila Ada unit kerja
dan atau unit terkait yang membutuhkan atribut tertentu yang belum ada dalam struktur database di Kemdikbud ini untuk bisa mengajukan
permohonan kepada PDSP untuk bisa segera ditindaklanjuti dan
25
25
dikoordinasikan.Berikut aliran “Si ngle Source Of Data” dimodelkan
pada gambar di bawah ini.
Gambar 4 Konsep penyatuan data dari hasil pengumpulan pendataan
Jika Proses Pengumpulan data sudah menggunakan strutur database yang sama dan masing masing Direktorat Jenderal telah berhasil
mengumpulkan data mendekati 100, maka transformasi data untuk integrasi antar unit utama di Kemdikbud dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
26 ROADMAP PENGEMBANGAN SISTEM DAPODIKMEN TAHUN 2014 - 2019
26
Gambar 5 Sistem Integrasi Data Kemdikbud
Ditjen Dikmen melakukan proses penyamaan database secara bersamaan dengan penerbitan versi baru aplikasi Dapodikmen dan
aplikasi Sinkronisasi. Harapannya, prosesnya tidak mengganggu proses pengumpulan data. Pada tahap ini, server pusat data terpaksa
harus dimatikan karena proses penyamaan database memerlukan waktu yang cukup lama.
Proses penyamaan database juga diikuti dengan proses penyamaan data referensi. Data referensi yang paling dicermati adalah data
referensi operasional, dimana beberapa data referensi ini belum tersedia secara nasional. Dibutuhkan upaya yang cukup besar supaya
seluruh data referensi operasional ini menjadi tersedia. Tahap berikutnya, PDSP mengembangkan mekanisme pengiriman data
dari unit utama ke server PDSP manjadi Operasional Data Store ODS.
27
27
Mekanisme ini dilanjutkan dengan mekanisme lain yang muaranya adalah untuk pemanfaatan data secara bersama-sama oleh seluruh
unit kerja di Kemdikbud.
Gambar 6Klasifikasi data warehouse dan ODS
Membahas tentang pemanfaatan data yang dilakukan secara bersama-sama, secara umum sistem yang dibangun dibedakan
menjadi 4 kelompok besar: 1.
BI Bisnis Intelligent : merupakan proses yang sudah mengikutsertakan dengan pimpinan Pusat dan Daerah dalam
menyusun strategi, prioritas, dan arahtarget pengelolaan pendidikan.
2. EIS Executive Information System :
Sistem informasi yang
berisi capain dan sebaran program dengan menggunakan
28 ROADMAP PENGEMBANGAN SISTEM DAPODIKMEN TAHUN 2014 - 2019
28
indikator-indikator makro yang telah didefinisikan terlebih dahulu.
3. DSS Decision Support System : Sistem penunjang keputusan
yang dibedakan menjadi tiga sub sistem, yaitu 1. ODS Operational Data Store: Sistem yang memiliki fungsi
kompilasi dan verifikasi-validasi data transaksi 2. DW Data Warehousesebagai integrated database
3. Analytical Systemsebagai fungsi penelusuran analisis dengan menggunakan mathematical analysis, statistical analysis dan
spatial analysis. 4.
Transactionalmenyatakan sistem pengumpulan data dilakukan melalui transaksi program bantuan yang diberikan oleh
kemdikbud dengan data dari sekolah.
Dari Klasifikasi sistem Data Warehouse dan ODS ada Data Referensi Pendidikan sebagai fungsi integrator semua programpembangunan
pendidikan pada entitas data Satuan Pendidikan NPSN, Peserta Didik NISN,Pendidik dan Tenaga KependidikanNUPTK.
Sedangkan Data Master Satuan Pendidikan sebagai fungsi integrator
semua program pembangunan pendidikan pada satuan pendidikan yang meliputi 3 unsur yaitu tabular, Citra dan Spasial.
29
29
Gambar 7Data Referensi Pendidikan sebagai fungsi integrator
Pengelolaa Data Warehouse oleh PDSP untuk integrasi sistem di Kemdikbud perlu mengantisipasi apabila ada lonjakan akses
pengumpulan data dan pemanfaatan dalam waktu yang bersamaan sehingga harus didukung dengan infrastruktur yang handal dan SDM
yang memadai. Ketersediaan infrastruktur dan SDM ini akan sangat berpengaruh pada layanan telah dirancang sebelumnya dengan
kondisi yang normal. Salah satu contoh untuk Verifikasi dan validasi peserta didik yang
harus dilakukan persiswa oleh operator sekolah dengan mencari sampai 5x dengan membandingkan data yang ada di server PDSP
dengan jumlah akses yang besar membuat performa server terkadang
30 ROADMAP PENGEMBANGAN SISTEM DAPODIKMEN TAHUN 2014 - 2019
30
tidak bisa di akses, dan prosesnya menjadi sangat lama sekali. Atau disaat Sekolah sudah melakukan upate data di aplikasi namun di verval
peserta didik masih belum update. Hal ini yang terkadang menimbukan pertanyaan oleh sebagian operator Sekolah datanya
tidak sama dengan yang ada di ODS.
Gambar 8Konsep Pengelolaan Data Warehouse
Keterangan
1. Satu Sumber Data: Dapodikdas, Dapodikmen, Dapodik Paudni 2. Operational Data StoreODS, berfungsi melakukanSinkronisasi
dengan Sumber Data dan Quality Control QC Data Entitas. 3. Data Entitas terdiri atas Peserta Didik, Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, dan Satuan Pendidikan. 4. Proses Verifikasi Validasi Verval Data Entitas.
31
31
5. Proses Verval Proses Pembelajaran pada tingkat Entitas Satuan Pendidikan.
6. Proses Verval Data Rangkuman dengan Indikator Makro. 7. Penyusunan Indikator-indikator MakroMikro yang disesuaikan
dengan Target Analisis. 8. Proses Sosialisasi dan Implentasi disesuikan dengan jenis dan
bentuk kebutuhan Informasi.
Tahapan 1 sd 6 merupakan tahapan Pengendalian MutuQuality Control dengan unit pengelolaan: data individual SP, PD, dan PTK
sedangkan tahapan 7 sd 8, merupakan tahapan eksplorasi dengan unit pengelolaan berupa data individual SP, PD, dan PTK dan Rangkuman.
2.3.4. Periode Pemanfaatan Data