31
31
5. Proses Verval Proses Pembelajaran pada tingkat Entitas Satuan Pendidikan.
6. Proses Verval Data Rangkuman dengan Indikator Makro. 7. Penyusunan Indikator-indikator MakroMikro yang disesuaikan
dengan Target Analisis. 8. Proses Sosialisasi dan Implentasi disesuikan dengan jenis dan
bentuk kebutuhan Informasi.
Tahapan 1 sd 6 merupakan tahapan Pengendalian MutuQuality Control dengan unit pengelolaan: data individual SP, PD, dan PTK
sedangkan tahapan 7 sd 8, merupakan tahapan eksplorasi dengan unit pengelolaan berupa data individual SP, PD, dan PTK dan Rangkuman.
2.3.4. Periode Pemanfaatan Data
Periode pemanfaatan data adalah fase penting dalam pengembangan sistem Dapodikmen. Pada periode ini seluruh unit kerja di lingkungan
Ditjen Dikmen telah menyadari Bahwa pentingnya pemanfaatan yang telah terkumpul dan telah melalui proses verifikasi dan validasi oleh
satuan pendidikan. Dengan telah dimanfaatkan pengumpulan data ini secara bertahap akan mendorong terus kualitas data-data lain yang
ada di Dapodikmen. Pada bagian di bawah ini dijelaskan alur penggunaaan Data dan infomasi di Kemdikbud.
32 ROADMAP PENGEMBANGAN SISTEM DAPODIKMEN TAHUN 2014 - 2019
32
Gambar 9Alur penggunaan data dan informasi
Mengingat Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten, dan Kota sudah tidak lagi melakukan penjaringan data di daerahnya, maka dengan
data yang akan dimanfaatkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten, dan Kota ini juga bisa mendorong laju pengumpulan data
sekolah untuk meningkatkan kualitas data yang ada di kementerian. Beberapa layanan di portal manajemen di unit utama untuk bisa
memantau dan memonitor terus akan capaian yang telah dilakukan sekolah di wilayahnya. Disamping itu ada beberapa validasi dan
Verifikasi data Sekolah dan PTK yang melibatkan Dinas pendidikan kabupatenkota.
PDSP sebagai pengelola data warehouse menyadari akan pemanfaatan data ini sehingga merancang sebuah data backbone yang data
melayani kebutuhan Dinas provinsi dan kabupaten ini secara bertahap dan berjenjang. Tidak semua pemanfaatan data oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten langsung dilayanai oleh Server yang ada di pusat
33
33
mengingat akan beban layanan yang akan semakin berat, namun distribusi data dilakukan ke Dinas Pendidikan Provinsi dan setelah itu
baru Dinas pendidikan provinsi mendistribusikan data ke kabupatenkota yang ada diwilayahnya sebagaimana tergambar pada
gambar 10.
Gambar 10Skema backbone data warehouse
Empat unsur penting agar terbangunnya Backbone Data Warehouse Pendidikan yang berkelanjutan, yaitu terintegrasinya Pusat-Provinsi-
kabupaten-kota dan satuan pendidikan, dalam hal :
34 ROADMAP PENGEMBANGAN SISTEM DAPODIKMEN TAHUN 2014 - 2019
34
1. Data Pendidikan. 2. Komunikasi Pengelola Data.
3. Infrastruktur Sistem. 4. Mekanisme Pengelolaan Data SOP = Standar Operational
Procedure Lebih lanjut unit utama sebagai unit kerja yang diberikan tugas sebagai
pengumpul data, akan mereplikasi database Dapodikmen yang dimilikinya dengan unit kerja terkait. Langkah mereplikasi database
tersebut bertujuan agar unit kerja terkait di lingkungan Ditjen Dikmen memiliki keleluasaan dalam melakukan analisis untuk kebutuhan
internal. Selain itu, langkah ini juga dimaksudkan agar unit terkait tidak lagi memiliki alasan melakukan pengumpulan data sendiri untuk
kebutuhan internal karena seluruh kebutuhan datanya telah terpenuhi oleh sistem Dapodikmen. Kalau ada atribut data yang belum
diakomodir dalam sistem Dapodikmen, unit kerja terkait dapat segera mengusulkan kebutuhan tersebut di masa depan. Ditjen Dikmen akan
mengakomodir kebutuhan tersebut dan memberikan dukungan teknologi sinkronisasi kepada seluruh unit kerja terkait.
Dengan model sinkronisasi database ini memungkinkan unit terkait untuk mengembangkan aplikasi analisis data retrieval yang
outputnya disesuaikan dengan kebutuhan internal. Ketentuan replikasi database sistem Dapodikmen ini berlaku juga untuk dinas pendidikan
Provinsi maupun dinas pendidikan kabupatenkota sehingga mereka juga bisa menganalisis data sesuai dengan kebutuhan lokal dan
mengembangkan aplikasi retrieval. Dalam beberapa hal, Dinas Pendidikan di daerah masing-masing
memiliki akses lebih terhadap sekolah. Ketika data yang tersimpan di sistem Dapodikmen tidak sesuai dengan kondisi lapangan misalnya
jumlah sekolahnya tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan maka
35
35
dinas pendidikan di daerah harus mendorong sekolah untuk melakukan pengiriman data.
Sekolah sebagai sumber data memperoleh banyak keuntungan dengan adanya sistem pendataan ini. Dari sisi pemanfaatan, sekolah dapat
memenuhi kebutuhan datanya menggunakan aplikasi yang terpasang di sistem Dapodikmen. Seluruh warga sekolah dapat memantau
pelaksanaan pendataan bahkan dapat memberikan informasi yang benar jika terjadikesalahan yang tidak disengaja dalam pelaksanaan
pendataan. Sebelum diluncurkannya sistem Dapodikmen ini, tidak semua orang
dapat memperoleh informasi yang benar terkait sekolah. Data hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja sehingga dapat dengan mudah
dimanipulasi untuk kepentingan pribadi. Dengan sistem pendataan sekarang semua pihak dapat mengontrol tentang data yang benar dari
sekolah.Selain itu, ada kalanya sekolah memerlukan informasi mendadak yang harus tersedia dengan cepat. Sistem Dapodikmen ini
akan sangat membantu karena informasinya tersedia secara online. Sistem pendataan ini juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam
rangka memantau pelaksanaan manajemen berbasis sekolah. Masyarakat dapat dengan mudah memperoleh informasi yang benar
terkait sekolah. Jika terjadi ketidakjujuran pihak sekolah, masyarakat dapat dengan mudah menyampaikan informasi tersebut ke
pemerintah melalui situs pendataan maupun portal pendataan. Dengan demikian akan terjadi sinergi yang baik sehingga
diperolehdata dasar yang akurat dan tersedia setiap saat.
36 ROADMAP PENGEMBANGAN SISTEM DAPODIKMEN TAHUN 2014 - 2019
36
2.4 Arah Kebijakan Pengembangan Sistem Dapodikmen 2.4.1. Pengalihan Tugas Pengumpulan Data Ke Unit