Sinkronisasi Sebagai Metode Distribusi Kodifikasi pada Primary Key

101 95 1 Performanya tinggi: pemrosesan query lebih cepat. 2 Kehandalan: karena data disimpan diberbagai piranti atau node, jika satu node mengalami crash maka tidak menyebabkan node yang lain tidak bisa diakses. 3 Ekspansi mudah: dapat disesuaikan dengan mudah sesuai dengan berkembangnya ukuran basisdata.

4.1.8. Sinkronisasi Sebagai Metode Distribusi

Instruksi Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2011 telah memerintahkan masing-masing sekretariat direktorat jenderal untuk melaksanakan pendataan. Hal ini tidak lain karena direktorat jenderal mempunyai legitimasi yang sangat baik untuk meminta data yang benar ke satuan pendidikan-satuan pendidikan di bawah binaannya. Masing-masing ditjen mempunyai basisdata pendataannya sendiri. Untuk memenuhi presyaratan kondisi “Single Source” tersebut, mutlak diperlukan adanya satu mekanisme sinkronisasi. Gambar 35 menunjukkan basisdata tunggal yang “berevolusi” menjadi lima basisdata, tetapi secara logis harus dapat dianggap sebagai satu basisdata. Sinkronisasi dilakukan dalam skema terpusat dengan PDSP sebagai pusatnya. Tanpa menentukan pusat, sangatlah tidak efisien apabila direktorat jenderal melakukan sinkronisasi secara bilateral, karena akan butuh 6 kanal sinkronisasi antar Direktorat Jenderal. 102 ROADMAP PENGEMBANGAN SISTEM DAPODIKMEN TAHUN 2014 - 2019 96 Gambar 35 Evolusi dari basisdata ideal, menjadi 5 basisdata yang tersinkronisasi melalui basisdata PDSP.

4.1.9. Kodifikasi pada Primary Key

Nilai dari primary key pada basisdata Dapodik dibuat sesuai dengan aturan kodifikasi. Dimana kodifikasi primary key tersebut dibuat berdasarkan tingkat ketergantugan data dan laju perubahan data. Berdasarkan tingkat ketergantungan data dengan data lain serta laju perubahan data, data dibagi menjadi 4 kuadran. 1 Kuadran I: Data yang independen dan jarang berubah. Contoh: Agama, Jenjang Pendidikan, Jenis Kelamin. 2 Kuadran II: Data yang dependen dan jarang berubah. Contoh: Mata Pelajaran, Jenis Sarana, Kemampuan Ekonomi. 3 Kuadran III: Data yang independen dan laju perubahannya cepat. Contoh: Program Studi. 4 Kuadran IV: Data yang dependen dan laju perubahannya cepat. Contoh: Peserta Didik, PTK. 103 97 Untuk data yang jarang berubah, data yang berada pada kuadran I dan II, pembuatan primary key dengan menggunakan aturan sebagai berikut: 1 Kode sependek mungkin tetapi masih dapat menampung penambahan di kemudian hari. 2 Meaningful, agar memudahkan verifikasi semua perangkat lunak yang dibangun dengan mengacu data referensi. 3 Tertib urutan, agar memudahkan pencetakan atau pelaporan. Contoh: primary key untuk Agama adalah berupa angka. “1” untuk agama Islam, ”2” untuk agama Kristen, ”3” untuk agama Katolik, dan seterusnya. Untuk data yang laju perubahannya cepat, data yang berada pada kuadran III dan IV, pembuatan primary key dengan menggunakan aturan sebagai berikut: 1 Kode meaningless. 2 Verifikasi duplikasi menggunakan atribut-atribut selain kode. Jenis primary key yang sesuai adalah dengan menggunakan GUID Globally Unique Identifier. GUID adalah sebuah susunan angka yang bersifat pseudo-random acak-semu yang bisa digunakan untuk primary key. GUID biasanya ditulis dalam bilangan heksadesimal dengan panjang hingga 128 bit 16-byte. Sehingga jumlah maksimum dari GUID yang dapat dibuat adalah 2 128 . Jumlah tersebut cukup banyak untuk dijadikan sebagai primary key. Contoh: primary key dari 104 ROADMAP PENGEMBANGAN SISTEM DAPODIKMEN TAHUN 2014 - 2019 98 peserta didik adalah “ID peserta didik” dengan tipe data GUID, maka contoh nilainya “3F2504E0-4F89-11D3-9A0C-0305E82C3301”.

4.1.10. Topologi Relasional