10 ROADMAP PENGEMBANGAN SISTEM DAPODIKMEN TAHUN 2014 - 2019
10
seharusnya masih duduk dibangku kelas XI tiba tiba ikut Ujian Nasional.
Jika data Kemdikbud terpadu, akan sangat mudah untuk melacak kecurangan-kecurangan yang akan terjadi. Dalam hal ini Ditjen
Dikmen bertanggung jawab sebagai pengumpul data dan memastikan bahwa seluruh data individu sekolah saling terkait. PDSP memvalidasi
data dari Ditjen Dikmen tersebut dan Puspendik memanfaatkan data tersebut untuk menetapkan calon peserta Ujian Nasional. Sementara
itu PTK Dikmen memanfaatkannya untuk penerbitan tunjangan sertifikasi.
Secara umum, keterpaduan data akan memudahkan seluruh stakeholder pendidikan dalam merumuskan kebijakan. Dengan
keterpaduan data pokok pendidikan ini akan menuntun kebijakan yang saling sinergi terhadap obyek kebijakan yang sama. Sehingga
motto kita dalam menjaring data berupa Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa, dan Satu Data dapat terwujud.
2.1.3. Efisiensi Pelaksanaan Pendataan
Kegiatan pendataan pada tahun-tahun yang lalu di Kemdikbud membutuhkan biaya yang sangat besar. Komponen pembiayaan
meliputi pencetakan instrumen penjaringan data, pengiriman instrumen ke sekolah, pengolahan data, dan pembuatan publikasi.
Walau biaya yang dikeluarkan sudah besar, tetap saja data yang terkumpul tidak pernah 100. Pernah pada satu tahun pembelajaran
hanya terkumpul 60 data persekolahan.
Ketidakmampuan menjaring data hingga 100 bukanlah masalah aneh. Sepertinya sudah menjadi tradisi dan dijadikan maklum bahwa
data persekolahan tersebut tidak akan pernah terkumpul 100. Selalu saja ada beberapa Provinsi atau KabupatenKota yang datanya
tidak sampai ke pusat. Kendalanya beragam diantaranya, mungkin sekolahnya memang tidak mengisi instrumen, atau dinas tidak
mengirimkan instrumen yang sudah diisi karena ketidak tersediaan anggaran, atau instrumen berhenti di Provinsi karena akan di olah
11
11
sendiri di tingkat Provinsi. Berbagai macam alasan selalu muncul di setiap tahun pendataan.
Belum lagi masalah keterlambatan data. Data yang dikumpulkan tahun ini adalah rekapitulasi data persekolahan tahun lalu. Data
persekolahan tahun ini baru akan diolah tahun depan, begitu seterusnya tiap tahun. Keadaan ini terus berulang karena tidak ada
solusi lain yang lebih cepat untuk mengejar ketertinggalan. Banyak waktu yang dibutuhkan untuk pencetakan instrumen, kemudian
dilanjutkan pengiriman instrumen melalui jasa pengantaran dokumen. Setelah instrumen tiba di sekolah, perlu waktu untuk melakukan
pengisian, kemudian sekolah perlu mengirimkan kembali dokumen yang sudah terisi ke Dinas KabupatenKota. Setelah sampai di Dinas
Pendidikan masih harus menunggu lagi instrumen tersebut tiba di Provinsi. Setelah beberapa waktu barulah instrumen tersebut tiba di
pusat. Biasanya ketika instrumen tiba di pusat, sudah tidak ada waktu lagi untuk mengolah data di tahun berjalan.
Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah peluang yang sangat baik untuk memotong jalur birokrasi dan alur pengiriman data yang selama
ini digunakan. Sehingga efisiensi proses pendataan dapat terwujud baik dari segi waktu maupun anggaran yang dikeluarkan.
2.2 Dasar Hukum