observasi serta pemberian kuesioner sebelum dan sesudah treatment juga disajikan dalam bentuk pemaparan kalimat untuk menunjukkan dan
membandingkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi.
6.1 Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X Sebelum Penerapan Metode Mind Mapping
Kegiatan pretest ini sangat penting dilakukan sebagai tahap awal sebelum pelaksanaan treatment dimulai untuk mengetahui kemampuan awal siswa,
khususnya dalam kegiatan menulis karangan narasi sebelum penerapan metode mind mapping. Pada penelitian ini kegiatan observasi dilakukan dengan
pemberian kuesioner sebelum dilakukan pretest. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh informasi mengenai kesan siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris dan minat siswa dalam menulis karangan narasi.
4.1.1 Hasil Kuesioner Pretest Control Group dan Experimental Group
Rangkuman informasi awal berdasarkan hasil penyebaran kuesioner mengenai kemampuan dan minat siswa dalam menulis karangan narasi berbahasa
Inggris adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Pretest Control Group dan Experimental Group No
Kriteria Contro
l Group
Experimental Group
1 Siswa senang melakukan kegiatan menulis
karangan narasi dengan metode ceramah 11,1
13,5 2
Metode ceramah memudahkan siswa untuk menulis karangan narasi
5,6 16,2
3 Metode ceramah memudahkan siswa untuk
mengembangkan isi tulisan sesuai dengan topik 16,6
21,6 4
Mentode ceramah dapat membantu saat menulis kronologis kejadianperistiwa secara terurut
30,5 24,3
5 Menyusun struktur organisasi teks dan kalimat
dengan gramatikal yang benar merupakan hal yang mudah
11,1 11,1
6 Menulis karangan narasi dengan metode
ceramah dapat melatih keterampilan menulis 27,7
27,7 7
Pembelajaran menulis dengan metode ceramah sangat menyenangkan sehingga membuat siswa
bersemangat dalam belajar 19,4
10,8
8 Suasana kelas sangat menyenangkan dan tidak
membosankan 16,6
32,4 Kuesioner pretest yang digunakan ini terdiri atas delapan pertanyaan
yang disebarkan kepada 36 siswa control group dengan hasil sebagai berikut. Sebanyak 11,1 siswa menyatakan senang melakukan kegiatan menulis karangan
narasi dengan metode ceramah, sedangkan 88,9 siswa tidak memiliki pendapat yang sama. Sebanyak 5,6 siswa merasa bahwa metode ceramah memudahkan
mereka untuk menulis karangan narasi, sedangkan 94,4 siswa merasa sebaliknya. Ketika siswa diminta pendapatnya mengenai proses penulisan
karangan narasi, 16,6 siswa menganggap bahwa metode ceramah dapat memudahkan mereka untuk mengembangkan isi tulisan sesuai dengan topik,
30,5 siswa merasa bahwa mentode ceramah dapat membantu saat menulis kronologis kejadianperistiwa secara terurut, dan 11,1 siswa menganggap bahwa
menyusun struktur organisasi teks dan kalimat dengan gramatikal yang benar merupakan hal yang mudah. Di pihak lain, tiap-tiap sebanyak 83,4; 69,5, dan
88,9 siswa tidak memiliki pendapat yang sama terhadap pernyataan yang telah dipaparkan sebelumnya. Sebanyak 27,7 siswa merasa bahwa menulis karangan
narasi dengan metode ceramah dapat melatih keterampilan menulis mereka.
Hanya 19,4 siswa menganggap bahwa pembelajaran menulis dengan metode ceramah sangat menyenangkan sehingga membuat mereka bersemangat dalam
belajar dan 16,6 merasa bahwa suasana kelas sangat menyenangkan dan tidak membosankan. Namun, sebanyak 80,6 dan 83,4 siswa memiliki pendapat
yang berbeda terhadap pernyataan tersebut Hasil kuesioner pretest experimental group yang disebarkan kepada 37
siswa adalah sebagai berikut. Sebanyak 13,5 siswa menyatakan senang melakukan kegiatan menulis karangan narasi dengan metode ceramah, sedangkan
86,5 siswa tidak memiliki pendapat yang sama. Sekitar 16,2 siswa merasa bahwa metode ceramah memudahkan mereka untuk menulis karangan narasi,
sedangkan 83,8 siswa merasa sebaliknya. Ketika siswa diminta pendapat mengenai proses penulisan karangan narasi, 21,6 siswa menganggap metode
ceramah dapat memudahkan mereka untuk mengembangkan isi tulisan sesuai dengan topik, 24,3 siswa merasa bahwa mentode ceramah dapat membantu saat
menulis kronologis kejadianperistiwa secara terurut, dan 11,1 siswa menganggap bahwa menyusun struktur organisasi teks dan kalimat dengan
gramatikal yang benar merupakan hal yang mudah. Sebaliknya, tiap-tiap sebanyak 78,4; 75,7, dan 98,9 siswa tidak memiliki pendapat yang sama terhadap
pernyataan yang telah dipaparkan sebelumnya. Sebanyak 27,7 siswa merasa bahwa menulis karangan narasi dengan metode ceramah dapat melatih
keterampilan menulis mereka. Hanya 10,8 siswa yang menganggap bahwa pembelajaran menulis dengan metode ceramah sangat menyenangkan sehingga
membuat mereka bersemangat dalam belajar dan 32,4 yang merasa bahwa
suasana kelas sangat menyenangkan dan tidak membosankan. Namun, sebanyak 89,2 dan 67,6 siswa memiliki pendapat yang berbeda terhadap pernyataan
tersebut. Pengisian kuesioner ini sangat penting untuk mengetahui respon awal siswa terhadap materi yang diajarkan. Di samping itu, juga untuk mengetahui
kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa ketika mempelajari materi tersebut.
4.1.2 Hasil Pretest Control Group