menjelaskan bahwa menulis adalah menuturkan atau melukiskan lambang- lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa dan dapat dipahami oleh
seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut
kalau mereka memahami bahasa gambar dan grafik Tarigan, 2008:21. Hal ini sejalan dengan permasalahan dalam tulisan ini, yaitu bagaimana sebuah peta
konsep mind mapping yang berisi lambang-lambang serta pokok pikiran suatu tema dapat dikembangkan menjadi sebuah karangan narasi yang baik dan
terstruktur.
3.2.2 Karangan Narasi
Keraf 2007:136 mengemukakan bahwa narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan sejelas-jelasnya kepada pembaca
mengenai suatu peristiwa yang telah terjadi. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan
menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu. Karangan narasi adalah sebuah karangan yang menceritakan suatu
rangkaian kejadian yang disusun secara urut sesuai dengan urutan waktu. Jadi, narasi merupakan sebuah karangan yang dibuat berdasarkan urutan waktu
kejadian. Sejalan dengan hal tersebut Slamet 1996:103 mengungkapkan bahwa karangan narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu
peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya suatu hal.
Menurut Sujanto 1988:111, karangan narasi merupakan jenis paparan yang biasa digunakan oleh para penulis untuk menceritakan rangkaian kejadian atau
peristiwa-peristiwa yang berkembang melalui waktu. Adapun ciri-ciri karangan narasi adalah menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan, dirangkai dalam
urutan waktu, berusaha menjawab pertanyaan mengenai apa yang terjadi, dan mengandung konflik Keraf, 2007:136.
Konsep narasi yang digunakan sebagai acuan dalam tesis ini adalah konsep yang dikemukakan oleh Keraf 2007. Keraf 2007:136 menjelaskan
bahwa karangan narasi adalah sebuah karangan yang menggambarkan sejelas- jelasnya kepada pembaca mengenai suatu peristiwa yang telah terjadi dan
menceritakan suatu rangkaian kejadian yang disusun secara urut sesuai dengan urutan waktu.
3.2.3 Mind mapping
Salah satu metode pembelajaran yang telah terbukti mampu mengoptimalkan hasil pembelajaran adalah metode peta pikiran atau dikenal
dengan mind mapping. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Buzan pada awal tahun 1970-an. Buzan 2008:4 mengungkapkan bahwa mind mapping
adalah suatu cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harafiah yang memetakan pikiran. Memetakan pikiran secara umum berarti menggabungkan
antara teks dan gambar dalam sebuah bentuk jaringan sehingga mudah dipahami, menarik, dan pasti mudah diingat. Dilihat dari pengertian tersebut, mind mapping
dapat juga dimanfaatkan dalam pembelajaran menulis terutama untuk menulis sebuah karangan. Karena dalam menulis karangan, kreativitas dan imajinasi
sangat diperlukan untuk mengembangkan idegagasan menjadi kalimat-kalimat yang menarik. Imajinasi dan kreativitas merupakan ranah kerja otak kanan. Hal ini
sesuai dengan pemaparan Buzan 2008:60, bahwa mind mapping merupakan
suatu teknik grafik yang sangat ampuh dan menjadi kunci yang universal untuk membuka potensi dari seluruh otak karena menggunakan seluruh keterampilan
yang terdapat pada bagian neokorteks dari otak atau yang lebih dikenal sebagai otak kiri dan otak kanan. Mind mapping melibatkan kedua sisi otak karena mind
mapping menggunakan gambar, warna dan imajinasi wilayah otak kanan bersama dengan angka, kata, dan logika wilayah otak kiri.
Silberman 1996 mengungkapkan bahwa mind mapping atau pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap pelajar untuk menghasilkan gagasan,
mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru. Mind mapping merupakan cara yang sangat baik untuk menghasilkan dan menata gagasan
sebelum mulai menulis Hernowo, 2003:12. Mind mapping dapat digunakan sebagai salah satu cara yang tepat untuk merangkum dan menguasai materi
pelajaran Dengan meminta pelajar membuat mind mapping maka akan memungkinkan mereka untuk mendeskripsikan dengan jelas apa yang telah
dipelajari atau apa yang tengah direncanakan. Dengan demikian, saat menuangkannya dalam bentuk tulisan akan lebih terstruktur dan sistematis.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa mind mapping adalah suatu metode yang mengajarkan cara memetakan sebuah informasi yang
digambarkan ke dalam bentuk cabang-cabang pikiran dengan berbagai imajinasi kreatif. Konsep mind mapping yang digunakan sebagai acuan pada tesis ini adalah
konsep yang dikemukakan oleh Buzan 2008. Dari konsep tersebut telah dijelaskan bahwa mind mapping adalah suatu cara memetakan sebuah informasi
yang digambarkan ke dalam bentuk cabang-cabang pikiran dengan berbagai
imajinasi kreatif Buzan, 2008:9. Hal ini sejalan dengan pokok permasalahan dalam tulisan ini, yakni bagaimanakah mind mapping tersebut dapat membantu
mengembangkan keterampilan menulis karangan narasi siswa.
3.3 Landasan Teori