Di awal proses pembelajaran guru menjelaskan pada siswa mengenai Guru memberikankan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal- Kemudian penulis mengadakan posttest di mana siswa diminta menulis Selama proses berlangsung, gu

me a ticket for running the red light and for failing to produce my driving license and paper. That was the experience that I have never forget.

4.2.4. Pertemuan Keempat

Pertemuan keempat pada 12 September 2015, dengan alokasi waktu 2x45 menit. Pada tahap ini siswa diberikan posttest membuat mind mapping secara individu dan mengembangkannya ke dalam karangan naras dengan topik Bad Experience. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pertemuan keempat adalah sebagai berikut.

1. Di awal proses pembelajaran guru menjelaskan pada siswa mengenai

tujuan kegiatan posttest yang akan dilaksanakan.

2. Guru memberikankan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-

hal yang belum mereka pahami terkait dengan posttest yang akan diberikan.

3. Kemudian penulis mengadakan posttest di mana siswa diminta menulis

karangan narasi dengan topik Bad Experience kemudian mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi pada lembar kerja yang telah disediakan.

4. Selama proses berlangsung, guru dan penulis berkeliling mendatangi tiap-

tiap siswa untuk mengontrol hasil kerja siswa.

5. Pada akhir pembelajaran, guru menginformasikan kepada siswa bahwa

pertemuan selanjutnya merupakan pertemuan terakhir di mana penulis hanya akan memberikankan kuesioner posttest kepada siswa. Adapun Langkah-langkah pembuatan mind mapping yang dilakukan oleh siswa pada saat posttest adalah sebagai berikut. 1. Siswa menuliskan central topic dari karangan yang akan dibuat. Central topic ini bisa berupa judul karangan, diletakkan ditengah kertas berupa foto atau gambar berwarna sehingga menarik perhatian pembaca. 2. Kemudian membuat basic ordering ideas untuk central topik yang telah dipilih. Semua basic ordering ideas merupakan cabang utama dari central topik dan dibuat dengan warna yang berbeda untuk membedakan tiap-tiap unsur yang dicantumkan. Basic ordering ideas di sini berupa unsur 5WH what, why, where, when, who, dan how dari karangan yang akan dibuat. 3. Selanjutnya siswa melengkapi setiap basic ordering ideas dengan cabang- cabang kecil yang berisi data-data pendukung yang terkait. Data yang dibuat berupa kata kunci yang merupakan pengembangan ide dari tiap-tiap basic ordering ideas. Cabang-cabang ini dibuat sewarna dengan tiap-tiap basic ordering ideas, hanya saja garis yang digambarkan lebih tipis. 4. Setelah itu siswa melengkapi setiap cabang dengan image, baik berupa gambar, simbol, kode, daftar, grafik, maupun garis penghubung bila ada basic ordering ideas yang saling terkait satu dengan lainnya. Image yang dibuat sesuai dengan kreativitas siswa. Penambahan image ini membuat mind mapping menjadi lebih menarik sehingga lebih mudah dimengerti dan diingat oleh siswa. 5. Setelah siswa selesai membuat mind mapping, barulah siswa mengembangkan mind mapping tersebut menjadi sebuah karangan narasi yang utuh. Pengembangan isi karangan disesuaikan dengan poin-poin yang telah dibuat dalam mind mapping tersebut. Selama posttest berlangsung siswa tampak antusias dalam mengaplikasikan metode mind mapping yang telah diapelajari sebelumnya. Mind mapping yang dibuat oleh siswa tampak bervariasi dan menarik karena dilengkapi dengan image sesuai dengan kreativitas siswa. Berdasarkan pengamatan, dengan adanya mind mapping sebagai acuan, siswa tampak lebih mudah menuangkan pokok pikiran ke dalam karangan secara lebih terstruktur. Unsur-unsur narasi dalam karangan yang dibuat siswa tampak lebih lengkap dan pengembangan isi karangan lebih luas apabila dibandingkan dengan hasil karangan saat pretest.

4.2.5. Pertemuan Kelima