Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

39 present, in putting old things together in new ways, or in taking something simple or better ”. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa: a. Kreatifitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada. b. Hasil kerja sama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara yang baru. c. Menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik. 3. Bakat kewirausahaan Pendidikan di sekolah dapat membantu siswa untuk mengembangkan bakat, termasuk bakat kewirausahaan. Bakat kewirausahaan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencapai peluang untuk menuju sukses, yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih. Perlu adanya pelatihan dan pengembangan agar bakat kewirausahaan seseorang dapat berkembang terutama pada siswa di sekolah.

F. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Diklat Terhadap Kecerdasan Emosional Berwirausaha Ditinjau dari Kultur Keluarga. Pelaksanaan pembelajarandiklat adalah proses kegiatan belajar peserta diklat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, untuk mencapai penguasaan kompetensi. Proses pembelajaran di sekolah dan di 40 dunia usaha dimaksudkan untuk mengembangkan potensi akademis keterampilan, dan kepribadian siswa. Pelaksanaan pembelajarandiklat yang baik akan meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Hal ini disebabkan para siswa berinteraksi baik dengan teman maupun pekerja sehingga mau tidak mau harus mampu mengerti dan mengendalikan emosi. Derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha siswa diduga kuat berbeda pada kultur keluarga yang berbeda. Kultur keluarga adalah kebiasaan-kebiasaan dan kebudayaan keluarga akan menjadi pola pikir tersendiri yang digunakan sebagai dasar seseorang bertindak dan mengambil keputusan. Pada kultur keluarga yang bercirikan jarak kekuasaan power distance kecil tampak dari berani mengatakan yang benar, menghormati secara formal dan mengakui perbedaan, dan tidak tergantung pada orang tua, maka derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha akan lebih tinggi dibandingkan pada jarak kekuasaan yang besar. Hal ini disebabkan adanya sikap mandiri di dalam keluarga sehingga siswa mampu mengembangkan diri dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Sedangkan pada jarak kekuasaan power distance besar tampak dari otoritas orang tua berpengaruh terus menerus sepanjang hidup, ketaatan kepada norma keluarga, dan bergantung pada orang lain, maka siswa kurang mampu mengembangkan pendidikan dan pelatihan sehingga kecerdasan emosional berwirausahanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 rendah. Hal ini disebabkan siswa menjadi terkekang karena pengaruh orang tua yang otoriter. Pada kultur keluarga yang bercirikan individualism tampak dari demokratis dalam keluarga, mampu mengelola keuangan, tidak diwajibkan mengikuti perayaan atau pesta dalam keluarga, dan merasa bersalah jika melanggar peraturan, maka derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha akan lebih tinggi dibandingkan pada collectivism. Hal ini disebabkan adanya demokrasi dalam keluarga sehingga siswa mampu mengaplikasikannya dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. Sementara yang bercirikan collectivism tampak dari kesetiaan pada kelompok, upacara keagamaan yang tidak boleh dilupakan, merasa malu jika melanggar peraturan, dan keluarga menjadi tempat bersatunya anggota keluarga, maka siswa kurang mampu mengembangkan diri dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan, sehingga kecerdasan emosional berwirausaha akan rendah. Hal ini disebabkan siswa tidak mau membuka diri dengan kelompok lain. Pada kultur keluarga yang bercirikan masculinity tampak dari adanya jarak antara orang tua dan anak, perbedaan peran orang tua, dan suka tantangan, maka derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha akan lebih tinggi dibandingkan pada femininity. Hal ini disebabkan dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan siswa dapat lebih kreatif dan inovatif. Sedangkan yang bercirikan femininity tampak dari peran wanita yang lebih rendah dari pria dan belajar bersama menjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 rendah hati, maka siswa kurang mampu mengembangkan diri dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Hal ini disebabkan dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan siswa kurang terbuka dalam pergaulan sehingga kecerdasan emosional berwirausahanya rendah. Pada kultur keluarga yang bercirikan uncertainty avoidance lemah yang tampak pada mampu bertoleransi terhadap situasi yang tidak pasti, dan memiliki aturan, maka derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha akan lebih tinggi dibandingkan pada uncertainty avoidance kuat. Hal ini disebabkan siswa mempunyai inisiatif saat menghadapi kesulitan dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Sedangkan pada uncertainty avoidance kuat tampak dari keluarga menjadi tempat belajar dan kurang mampu menghadapi situasi yang tidak pasti, maka siswa kurang mampu mengembangkan pendidikan dan pelatihan sehingga kecerdasan emosional berwirausahanya rendah. Hal ini disebabkan siswa menjadi pesimis dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. 2. Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Diklat Terhadap Kecerdasan Emosional Berwirausaha Ditinjau dari Kultur Sekolah. Pelaksanaan pembelajarandiklat adalah proses kegiatan belajar peserta diklat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, untuk mencapai penguasaan kompetensi. Proses pembelajaran di sekolah dan di dunia usaha dimaksudkan untuk mengembangkan potensi akademis, keterampilan, dan kepribadian siswa. Pelaksanaan pembelajarandiklat 43 yang baik akan meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Hal ini disebabkan para siswa berinteraksi baik dengan teman maupun pekerja sehingga mau tidak mau harus mampu mengerti dan mengendalikan emosi. Derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha siswa diduga kuat berbeda pada kultur sekolah yang berbeda. Kultur sekolah merupakan faktor esensial dalam membentuk siswa menjadi manusia yang optimis, berani tampil, berperilaku kooperatif, kecakapan personal dan akademik. Pada kultur sekolah yang bercirikan jarak kekuasaan power distance kecil yang tampak dari perlakuan guru terhadap siswa sama, proses pembelajaran terpusat pada siswa, dan kesempatan bertanya, maka derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha akan lebih tinggi dibandingkan dengan jarak kekuasaan power distance besar. Hal ini disebabkan siswa dapat bebas dalam mengemukakan pendapat. Sedangkan pada jarak kekuasaan power distance besar yang tampak dari adanya komunikasi satu arah di kelas, kurang berani mengembangkan kemampuan dan bakat, dan adanya hukuman fisik jika melanggar peraturan, maka siswa dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan kurang baik sehingga kecerdasan emosional berwirausahanya rendah. Hal ini disebabkan proses pembelajaran didominasi oleh guru. Pada kultur sekolah yang bercirikan individualism yang tampak dari kebebasan mengungkapkan pendapat, penyelesaian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 tugas dari guru, tingkat penerimaan diri oleh orang lain, dan sikap positif dalam mengerjakan tugas, maka derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha akan lebih tinggi dibandingkan collectivism. Hal ini disebabkan adanya kemandirian dan siswa mempunyai tujuan berprestasi dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Sementara yang bercirikan collectivism yang tampak dari kurang berani dalam mengungkapkan pendapat dan tergantung pada orang lain, maka siswa dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan kurang baik sehingga kecerdasan emosional berwirausahanya rendah. Hal ini disebabkan siswa kurangnya kemampuan beradaptasi saat melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Pada kultur sekolah yang bercirikan masculinity yang tampak dari suka kompetisi dan berorientasi pada prestasi, maka derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha akan lebih tinggi dibanding femininity. Hal ini disebabkan adanya kompetensi guru yang tinggi. Sedangkan yang bercirikan femininity yang tampak dari lebih mengutamakan kinerja kelompok dan kurang berani mengambil resiko, maka siswa dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan akan kurang baik, sehingga kecerdasan emosional berwirausaha rendah. Hal ini disebabkan terbatasnya lingkup pergaulan. Pada kultur sekolah yang bercirikan uncertainty avoidance lemah yang tampak dari kejelasan guru dalam menerangkan materi pelajaran dan kedekatan hubungan antara guru, siswa, dan orang tua, maka derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha akan lebih tinggi dibandingkan uncertainty avoidance kuat. Hal ini disebabkan siswa mau menerima kekurangan guru dalam pelaksanakan pendidikan dan pelatihan. Sedangkan uncertainty avoidance kuat tampak dari siswa menganggap guru selalu benar dan menolak kekurangan guru, maka siswa dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan kurang baik sehingga kecerdasan emosional berwirausaha rendah. Hal ini disebabkan siswa menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada guru. 3. Pengaruh Pelaksanaan Pendididkan dan Pelatihan Diklat Terhadap Kecerdasaan Emosional Berwirausaha Ditinjau dari Bakat Kewirausahaan. Pelaksanaan pembelajarandiklat adalah proses kegiatan belajar peserta diklat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, untuk mencapai penguasaan kompetensi. Proses pembelajaran di sekolah dan di dunia usaha dimaksudkan untuk mengembangkan potensi akademis, keterampilan, dan kepribadian siswa. Pelaksanaan pembelajarandiklat yang baik akan meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Hal ini disebabkan para siswa berinteraksi baik dengan teman maupun pekerja sehingga mau tidak mau harus mampu mengerti dan mengendalikan emosi. Derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha siswa diduga kuat berbeda pada bakat kewirausahaan yang berbeda. Bakat kewirausahaan adalah kemampuan untuk kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya 46 untuk mencapai peluang untuk menuju sukses, yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih. Pada siswa yang berbakat derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha akan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak berbakat. Hal ini tampak dari ciri kreatif, berani menanggung risiko, inovatif, mampu bekerjasama dalam kelompok, percaya diri, mampu mengatur kehidupannya sendiri, mudah menyesuaikan diri, knowledgeable, versatile, more carrier oriented and prepared, memiliki kemampuan manajerial yang baik, good characteristics, managerial style, desire for growth, desire for profits, restleness, dan pengendali aktivitas yang baik, sehingga ciri-ciri tersebut mendukung siswa dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan dengan baik.

G. Perumusan Hipotesis

Dokumen yang terkait

Hubungan kultur keluarga dan kultur sekolah dengan minat siswa berwirausaha : studi kasus pada siswa kelas X SMK Negeri I Depok, Sleman.

0 1 161

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei siswa-siswi kelas tiga SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Kulon Progo, ...

0 1 246

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survei pada siswa-siswa SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman - Yogyakarta.

0 0 265

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei Siswa-siswi pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Bantul, Propinsi DIY.

0 0 235

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei siswa-siswi pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Sleman, Propinsi DIY.

0 1 234

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei siswa-siswi pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Sleman, Propinsi DIY -

0 0 232

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei Siswa-siswi pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Bantul, Propinsi DIY -

0 0 233

Pengaruh pelaksanaan diklat terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survey pada siswa-siswa kelas 2 pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kotamadya Yogyakarta, Propinsi DIY -

0 0 185

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei siswa-siswi kelas tiga SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Kulon Progo, ... -

0 0 244

Hubungan kultur keluarga dan kultur sekolah dengan minat siswa berwirausaha : studi kasus pada siswa kelas X SMK Negeri I Depok, Sleman - USD Repository

0 0 159