Deskripsi Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

70

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Responden a. Jenis Kelamin Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden SMK I II III No Jenis Kelamin f fr f fr f fr 1 Laki-Laki 83 98,8 31 100 47 100 2 Perempuan 1 1,2 0 0 0 Jumlah 84 100 31 100 47 100 SMK Total IV V VI No Jenis Kelamin f fr f fr f fr f fr 1 Laki-Laki 104 100 11 100 64 100 340 99,7 2 Perempuan 0 0 0 0 0 0 1 0,3 Jumlah 104 100 11 100 64 100 341 100 Keterangan SMK: I = SMK Marsudi Luhur II Yogyakarta II = SMK Negeri 2 Yogyakarta III = SMK Perindustrian Yogyakarta IV = SMK Tamansiswa Yogyakarta V = SMK BOPKRI 4 Yogyakarta VI = SMK Negeri 3 Yogyakarta f = Frekuensi fr = Frekuensi Relatif Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah responden berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 340 siswa 99,7 dan perempuan sebanyak 1 siswa 0,3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini adalah laki-laki. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 b. Pekerjaan Orang Tua Tabel 4.2 Pekerjaan Orang Tua Responden SMK I II III No Pekerjaan Orang Tua f fr f fr f fr 37 44,05 13 41,3 34 72,34 15 17,86 3 9,86 6 12,77 6 7,14 7 22,58 3 6,38 1 Ayah a. Petani, Buruh, dan pedagang b. Pegawai Swasta, Guru Swasta, dan Karyawan Swasta c. Pegawai Negeri, Guru Negeri, dan ABRIPOLRI d. Lain-lain 26 30,95 8 25,81 4 8,51 jumlah 84 100 31 100 47 100 25 29,76 12 38,71 18 38,29 6 7,14 1 3,23 1 2,13 7 8,32 2 6,45 2 4,26 2 Ibu a. Petani, Buruh, dan pedagang b. Pegawai Swasta, Guru Swasta, dan Karyawan Swasta c. Pegawai Negeri, Guru Negeri, dan ABRIPOLRI d. Lain-lain 46 54,76 16 51,61 26 55,32 Jumlah 84 100 31 100 47 100 SMK IV V VI No Pekerjaan Orang Tua f fr f fr f fr 46 44,23 2 18,18 32 50 18 17,31 1 9,09 4 6,25 8 7,69 1 9,09 6 9,38 1 Ayah e. Petani, Buruh, dan pedagang f. Pegawai Swasta, Guru Swasta, dan Karyawan Swasta g. Pegawai Negeri, Guru Negeri, dan ABRIPOLRI h. Lain-lain 32 30,77 7 63,64 22 34,37 Jumlah 104 100 32 30,77 25 39,06 5 4,81 2 18,18 0 0 1 0,96 0 0 3 4,69 2 Ibu e. Petani, Buruh, dan pedagang f. Pegawai Swasta, Guru Swasta, dan Karyawan Swasta g. Pegawai Negeri, Guru Negeri, dan ABRIPOLRI h. Lain-lain 66 63,46 9 81,82 36 56,25 Jumlah 104 100 11 100 64 100 Keterangan SMK: I = SMK Marsudi Luhur II Yogyakarta II = SMK Negeri 2 Yogyakarta III = SMK Perindustrian Yogyakarta 72 IV = SMK Tamansiswa Yogyakarta V = SMK BOPKRI 4 Yogyakarta VI = SMK Negeri 3 Yogyakarta f = Frekuensi fr = Frekuensi Relatif Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jenis pekerjaan ayah responden sebagian besar adalah petani, buruh dan pedagang sebanyak 164 orang 48,09 dan jenis pekerjaan ibu responden sebagian besar adalah ibu rumah tangga sebanyak 199 orang 58,36. 2. Deskripsi Variabel Penelitian a. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Berikut ini disajikan tabel deskripsi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan lampiran 6 hal 165 : Tabel 4.3 Deskripsi Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan SMK I II III IV No Interval f fr f Fr f fr f fr 1 ≥ 86 14 16,67 4 12,90 7 14,89 7 6,73 2 75 – 85 47 55,95 15 48,38 23 48,94 59 56,73 3 67 – 74 17 20,24 10 32,26 12 25,53 32 30,77 4 60 – 66 6 7,14 1 3,23 5 10,64 6 5,77 5 ≤ 59 0 0 1 3,23 0 0 0 0 Jumlah 84 100 31 100 47 100 104 100 SMK V VI Total No Interval f fr f Fr f fr Kategori 1 ≥ 86 3 27,27 11 17,19 46 13,49 Sangat Baik 2 75 – 85 7 63,64 33 51,56 184 53,96 Baik 3 67 – 74 13 20,31 84 24,63 Cukup 4 60 – 66 1 9,09 7 10,94 26 7,62 Buruk 5 ≤ 59 1 0,3 Sangat Buruk Jumlah 11 100 64 100 341 100 Keterangan SMK: I = SMK Marsudi Luhur II Yogyakarta II = SMK Negeri 2 Yogyakarta III = SMK Perindustrian Yogyakarta IV = SMK Tamansiswa Yogyakarta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 V = SMK BOPKRI 4 Yogyakarta VI = SMK Negeri 3 Yogyakarta f = Frekuensi fr = Frekuensi Relatif Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa jumlah reponden yang menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sangat baik adalah 46 siswa 13,49, 184 siswa 53,96 menyatakan baik, 84 siswa 24,63 menyatakan cukup baik, 26 siswa 7,62 menyatakan buruk, dan 1 siswa 0,3 menyatakan sangat buruk. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan adalah baik. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 77,72 , median = 78 , modus = 78 , dan standar deviasi = 7,30. b. Kecerdasan Emosional Berwirausaha Berikut ini disajikan tabel deskripsi kecerdasan emosional berwirausaha lampiran 6 hal 165 : Tabel 4.4 Deskripsi Kecerdasan Emosional Berwirausaha SMK I II III IV No Interval f fr F fr f fr f fr 1 ≥ 82 20 23,81 2 6,45 6 12,76 17 16,35 2 72 – 81 42 50 16 51,61 18 38,30 45 43,27 3 64 – 71 13 15,48 9 29,03 18 38,30 36 34,61 4 57 – 63 9 10,71 3 9,68 5 10,64 6 5,77 5 ≤ 56 1 3,23 Jumlah 84 100 31 100 47 100 104 100 SMK Total V VI No Interval f fr F fr f fr Kategori 1 ≥ 82 4 36,36 12 18,75 61 17,89 Sangat Tinggi 2 72 – 81 4 36,36 33 51,56 158 46,33 Tinggi 3 64 – 71 3 27,28 14 21,87 93 27,27 Cukup 4 57 – 63 5 7,82 28 8,21 Rendah 5 ≤ 56 1 0,3 Sangat Rendah Jumlah 11 100 64 100 341 100 74 Keterangan SMK: I = SMK Marsudi Luhur II Yogyakarta II = SMK Negeri 2 Yogyakarta III = SMK Perindustrian Yogyakarta IV = SMK Tamansiswa Yogyakarta V = SMK BOPKRI 4 Yogyakarta VI = SMK Negeri 3 Yogyakarta f = Frekuensi fr = Frekuensi Relatif Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa jumlah reponden yang menyatakan bahwa kecerdasan emosional berwirausaha sangat tinggi adalah 61 siswa 17,89, 158 siswa 46,33 menyatakan tinggi, 93 siswa 27,27 menyatakan cukup tinggi, 28 siswa 8,21 menyatakan rendah, dan 1 siswa 0,3 menyatakan sangat rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan kecerdasan emosional berwirausaha adalah tinggi. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 74,11 , median = 74 , modus = 72 , dan standar deviasi = 7,6. c. Kultur Keluarga 1 Power Distance Berikut ini disajikan tabel deskripsi kultur keluarga dimensi power distance lampiran 6 hal 166: Tabel 4.5 Deskripsi Kultur Keluarga Pada Dimensi Power Distance SMK I II III IV No Interval f fr f fr f fr f fr 1 ≥ 14 32 38,10 8 25,81 22 46,81 50 48,08 2 12 - 13 41 48,81 14 45,16 15 31,91 39 37,5 3 11 6 7,14 1 3,23 6 12,77 9 8,65 4 9 - 10 4 4,76 7 22,57 4 8,51 6 5,77 5 ≤ 8 1 1,19 1 3,23 0 0 Jumlah 84 100 31 100 47 100 104 100 75 SMK Total V VI No Interval f fr f fr f fr Kategori 1 ≥ 14 2 18,18 19 29,69 133 39,00 Sangat keci 2 12 - 13 7 63,64 30 46,87 146 42,82 Kecil 3 11 0 0 8 12,5 30 8.80 Sedang 4 9 - 10 1 9,09 7 10,94 29 8,50 Besar 5 ≤ 8 1 9,09 3 0,88 Sangat besar Jumlah 11 100 64 100 341 100 Keterangan SMK: I = SMK Marsudi Luhur II Yogyakarta II = SMK Negeri 2 Yogyakarta III = SMK Perindustrian Yogyakarta IV = SMK Tamansiswa Yogyakarta V = SMK BOPKRI 4 Yogyakarta VI = SMK Negeri 3 Yogyakarta f = Frekuensi fr = Frekuensi Relatif Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa jumlah reponden yang menyatakan bahwa power distance jarak kekuasaan dalam keluarga sangat kecil adalah 133 siswa 39, 146 siswa 42,82 menyatakan kecil, 30 siswa 8,8 menyatakan sedang, 19 siswa 8,5 menyatakan besar, dan 3 siswa 0,88 menyatakan sangat besar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan jarak kekuasaan pada kultur keluarga mereka terkategorikan kecil. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 13,94, median = 13, modus = 12, dan standar deviasi = 1,69. 2 Collectivism vs Individualism Berikut ini disajikan tabel deskripsi kultur keluarga dimensi collectivism vs individualism lampiran 6 hal 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 Tabel 4.6 Deskripsi Kultur Keluarga Pada Dimensi Collectivism vs Individualism SMK I II III IV No Interval f fr f fr F fr f fr 1 ≥ 24 16 19,05 11 35,48 0 46,81 3 48,08 2 21 – 23 25 29,76 13 41,94 6 31,91 21 37,5 3 19 – 20 22 26,19 6 19,35 15 12,77 28 8,65 4 17 – 18 15 17,86 17 8,51 32 5,77 5 ≤ 16 6 7,14 1 3,23 9 0 20 Jumlah 84 100 31 100 47 100 104 100 SMK Total V VI No Interval f fr f fr F fr Kategori 1 ≥ 24 5 45,45 11 17,19 46 13,5 Sangat individualis 2 21 – 23 4 36,37 27 42,19 96 28,15 Individualis 3 19 – 20 1 18 28,12 90 26,39 Sedang 4 17 – 18 9,09 3 4,69 67 19,65 Kolektif 5 ≤ 16 1 9,09 5 7,81 42 12,31 Sangat kolektif Jumlah 11 100 64 100 341 100 Keterangan SMK: I = SMK Marsudi Luhur II Yogyakarta II = SMK Negeri 2 Yogyakarta III = SMK Perindustrian Yogyakarta IV = SMK Tamansiswa Yogyakarta V = SMK BOPKRI 4 Yogyakarta VI = SMK Negeri 3 Yogyakarta f = Frekuensi fr = Frekuensi Relatif Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa jumlah reponden yang menunjukkan bahwa 46 siswa 13,5 berasal dari keluarga dengan dimensi sangat individualis, 96 siswa 28,15 berasal dari keluarga dengan dimensi individualis, 90 siswa 26,39 terkategorikan sedang, 67 siswa 19,65 berasal dari keluarga dengan dimensi kolektif , dan 42 siswa 12,31 berasal dari keluarga dengan dimensi sangat kolektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berasal dari keluarga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 dengan dimensi individualis. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 19,97, median = 20, modus = 20, dan standar deviasi = 3,02. 3 Masculinity vs Femininity Berikut ini disajikan tabel deskripsi kultur keluarga dimensi masculinity vs femininity lampiran 6 hal 166: Tabel 4.7 Deskripsi Kultur Keluarga Pada Dimensi Masculinity vs Femininity SMK I II III IV No Interval f fr f fr F fr f fr 1 ≥14 23 27,38 8 25,81 6 12,77 21 20,19 2 12 – 13 36 42,86 15 48,39 23 48,94 44 42,31 3 11 15 17,86 4 12,9 11 23,4 19 18,27 4 9 – 10 10 11,9 4 12,9 7 14,89 17 16,34 5 ≤ 8 0 0 0 0 0 0 3 2,89 Jumlah 84 100 31 100 47 100 104 100 SMK Total V VI No Interval f fr f fr F fr Kategori 1 ≥14 3 27,22 6 12,77 93 27,27 Sangat Maskulin 2 12 – 13 7 63,64 23 48,94 144 42,23 Maskulin 3 11 0 11 23,4 58 17,01 Sedang 4 9 – 10 1 9,09 7 14,89 43 12,61 Feminin 5 ≤ 8 0 0 0 0 3 0,88 Sangat Feminin Jumlah 11 100 64 100 341 100 Keterangan SMK: I = SMK Marsudi Luhur II Yogyakarta II = SMK Negeri 2 Yogyakarta III = SMK Perindustrian Yogyakarta IV = SMK Tamansiswa Yogyakarta V = SMK BOPKRI 4 Yogyakarta VI = SMK Negeri 3 Yogyakarta f = Frekuensi fr = Frekuensi Relatif Tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa 93 siswa 27,27 berasal dar keluarga dengan dimensi sangat maskulin, 144 siswa 42,23 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 berasal dari keluarga dengan dimensi maskulin, 58 siswa 17,01 terkategorikan sedang, 43 siswa 12,61 berasal dari keluarga dengan dimensi feminin, dan 3 siswa 0,88 berasal dari keluarga dengan dimensi sangat feminin. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berasal dari keluarga dengan dimensi maskulin. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 12,38, median = 12, modus = 12, dan standar deviasi = 1,73. 4 Uncertainty Avoidance Berikut ini disajikan tabel deskripsi kultur keluarga dimensi uncertainty avoidance lampiran 6 hal 166: Tabel 4.8 Deskripsi Kultur Keluarga Pada Dimensi Uncertainty Avoidance SMK I II III IV No Interval f fr f fr F fr f fr 1 ≥ 10 36 42,86 16 52,62 21 44,68 58 55,77 2 9 30 35,71 9 29,03 17 36,17 30 28,85 3 8 14 16,67 4 12,9 8 17,02 14 13,46 4 77 3 3,57 2 6,45 0 0 2 1,92 5 ≤ 6 1 1,19 0 0 1 2,13 0 Jumlah 84 100 31 100 47 100 104 100 SMK Total V VI No Interval f fr f fr F fr Kategori 1 ≥ 10 7 63,64 39 60,94 177 51,91 Sangat Lemah 2 9 2 18,18 17 26,56 105 30,79 Lemah 3 8 1 9,09 6 9,38 47 13,78 Sedang 4 77 1 9,09 1 1,56 9 2,64 Kuat 5 ≤ 6 1 1,56 3 0,88 Sangat Kuat Jumlah 11 100 64 100 341 100 Keterangan SMK: I = SMK Marsudi Luhur II Yogyakarta II = SMK Negeri 2 Yogyakarta III = SMK Perindustrian Yogyakarta IV = SMK Tamansiswa Yogyakarta 79 V = SMK BOPKRI 4 Yogyakarta VI = SMK Negeri 3 Yogyakarta f = Frekuensi fr = Frekuensi Relatif Tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa jumlah reponden yang menyatakan bahwa uncertaity avoidance dalam keluarga sangat lemah adalah 177 siswa 51,91, 105 siswa 30,79 menyatakan lemah, 47 siswa 13,78 menyatakan sedang, 9 siswa 2,64 menyatakan kuat, dan 3 siswa 0,88 menyatakan sangat kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan uncetainty avoidance pada kultur keluarga mereka terkategorikan sangat lemah. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 9,59, median = 10, modus = 9, dan standar deviasi = 1,22. d. Kultur Sekolah 1 Power Distance Berikut ini disajikan tabel deskripsi kultur sekolah dimensi power distance lampiran 6 hal 167: Tabel 4.9 Deskripsi Kultur Sekolah Pada Dimensi Power Distance SMK I II III IV No Interval f fr f fr f fr f fr 1 ≥ 31 9 10,71 11 35,48 1 2,13 9 8,65 2 27 – 30 41 48,82 8 25,81 14 29,79 42 40,38 3 24 – 26 24 28,57 10 32,26 19 40,42 36 34,62 4 21 – 23 9 10,71 2 6,45 12 25,53 16 15,39 5 ≤ 20 1 1,19 0 0 1 2,13 1 0,96 Jumlah 84 100 31 100 47 100 104 100 80 SMK Total V VI No Interval f fr f fr f fr Kategori 1 ≥ 31 3 27,28 11 17,18 44 12,9 Sangat keci 2 27 – 30 5 45,45 31 48,44 141 41,35 Kecil 3 24 – 26 1 9,09 15 23,44 105 30,79 Sedang 4 21 – 23 2 18,18 7 10,94 48 14,08 Besar 5 ≤ 20 3 0,88 Sangat besar Jumlah 11 100 64 100 341 100 Keterangan SMK: I = SMK Marsudi Luhur II Yogyakarta II = SMK Negeri 2 Yogyakarta III = SMK Perindustrian Yogyakarta IV = SMK Tamansiswa Yogyakarta V = SMK BOPKRI 4 Yogyakarta VI = SMK Negeri 3 Yogyakarta f = Frekuensi fr = Frekuensi Relatif Tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa jumlah reponden yang menyatakan bahwa power distance jarak kekuasaan dalam sekolah sangat kecil adalah 44 siswa 12,9, 141 siswa 41,35 menyatakan kecil, 105 siswa 30,79 menyatakan sedang, 48 siswa 14,08 menyatakan besar, dan 3 siswa 0,88 menyatakan sangat besar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan jarak kekuasaan pada kultur sekolah terkategorikan kecil. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 26,80, median = 27, modus = 27, dan standar deviasi = 3,09. 2 Collectivism vs Individualism Berikut ini disajikan tabel deskripsi kultur sekolah dimensi collectivism vs individualism lampiran 6 hal 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 Tabel 4.10 Deskripsi Kultur Sekolah Pada Dimensi Collectivism vs Individualism SMK I II III IV No Interval f fr f fr F fr f fr 1 ≥ 21 13 15,48 2 6,45 2 4,26 10 9,62 2 18 – 20 38 45,24 15 48,39 20 42,55 42 40,38 3 16 – 17 22 26,19 11 35,48 15 31,91 40 38,46 4 14 – 15 9 10,71 3 9,68 8 17,02 11 10,58 5 ≤ 13 2 2,38 0 0 2 4,26 1 0,96 Jumlah 84 100 31 100 47 100 104 100 SMK Total V VI No Interval f fr f fr F fr Kategori 1 ≥ 21 2 18,18 6 9,38 35 10,26 Sangat individualis 2 18 – 20 4 36,37 28 43,75 147 43,11 individualis 3 16 – 17 3 27,27 21 32,81 112 32,84 Sedang 4 14 – 15 1 9,09 8 12,5 40 11,74 Kolektif 5 ≤ 13 1 9,09 1 1,56 7 2,05 Sangat kolektif Jumlah 11 100 64 100 341 100 Keterangan SMK: I = SMK Marsudi Luhur II Yogyakarta II = SMK Negeri 2 Yogyakarta III = SMK Perindustrian Yogyakarta IV = SMK Tamansiswa Yogyakarta V = SMK BOPKRI 4 Yogyakarta VI = SMK Negeri 3 Yogyakarta f = Frekuensi fr = Frekuensi Relatif Tabel 4.11 diatas menunjukkan bahwa jumlah reponden yang menunjukkan bahwa 35 siswa 10,26 berasal dari sekolah dengan dimensi sangat individualis, 147 siswa 43,11 berasal dari keluarga dengan dimensi individualis, 112 siswa 32,84 terkategorikan sedang, 40 siswa 11,74 berasal dari sekolah dengan dimensi kolektif , dan 7 siswa 2,05 berasal dari sekolah dengan dimensi sangat kolektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berasal dari sekolah dengan dimensi individualis. Hal ini didukung oleh hasil 82 perhitungan nilai mean = 17,71, median = 18, modus = 18, dan standar deviasi = 2,09. 3 Masculinity vs Femininity Berikut ini disajikan tabel deskripsi kultur sekolah dimensi masculinity vs femininity lampiran 6 hal 167: Tabel 4.11 Deskripsi Kultur Sekolah Pada Dimensi Masculinity vs Femininity SMK I II III IV No Interval F fr f fr F fr f fr 1 ≥ 10 27 32,14 12 38,70 21 44,68 49 47,12 2 9 39 46,43 9 29,03 14 29,79 31 29,81 3 8 11 13,1 8 25,81 11 23,4 14 13,46 4 77 1 1,19 1 3,23 0 0 8 7,69 5 ≤ 6 6 7,14 1 3,23 1 2,13 2 1,92 Jumlah 84 100 31 100 47 100 104 100 SMK Total V VI No Interval f fr f fr F fr Kategori 1 ≥ 10 2 18,18 34 53,12 145 42,52 Sangat Maskulin 2 9 5 45,46 19 29,69 117 34,33 Maskulin 3 8 2 18,18 10 15,63 56 16,43 Sedang 4 77 1 9,09 0 0 11 3,23 Feminin 5 ≤ 6 1 9,09 1 1,56 12 3,58 Sangat Feminin Jumlah 11 100 64 100 341 100 Keterangan SMK: I = SMK Marsudi Luhur II Yogyakarta II = SMK Negeri 2 Yogyakarta III = SMK Perindustrian Yogyakarta IV = SMK Tamansiswa Yogyakarta V = SMK BOPKRI 4 Yogyakarta VI = SMK Negeri 3 Yogyakarta f = Frekuensi fr = Frekuensi Relatif Tabel 4.12 diatas menunjukkan bahwa 145 siswa 42,52 berasal dari sekolah dengan dimensi sangat maskulin, 117 siswa 34,33 berasal dari sekolah dengan dimensi maskulin, 56 siswa 16,43 terkategorikan sedang, 11 siswa 3,23 berasal dari sekolah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 dengan dimensi feminin, dan 12 siswa 3,58 berasal dari sekolah dengan dimensi sangat feminin. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berasal dari sekolah dengan dimensi sangat maskulin. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 9,37, median = 9, modus = 9, dan standar deviasi = 1,41. 4 Uncertainty Avoidance Berikut ini disajikan tabel deskripsi kultur sekolah dimensi uncertainty avoidance lampiran 6 hal 167: Tabel 4.12 Deskripsi Kultur Sekolah Pada Dimensi Uncertainty Avoidance SMK I II III IV No Interval F fr f fr F fr f fr 1 ≥ 10 18 21,43 9 29,03 11 23,4 29 27,88 2 9 18 21,43 6 19,35 11 23,4 30 28,85 3 8 14 16,67 12 38,71 15 31,92 29 27,88 4 77 10 11,9 3 9,68 5 10,64 12 11,54 5 ≤ 6 24 28,57 1 3,23 5 10,64 4 3,85 Jumlah 84 100 31 100 47 100 104 100 SMK Total V VI No Interval f fr f fr F fr Kategori 1 ≥ 10 4 36,37 20 31,25 91 26,69 Sangat Lemah 2 9 3 27,27 19 29,69 87 25,51 Lemah 3 8 3 27,27 17 26,565 90 26,39 Sedang 4 77 1 9,09 5 7,81 36 10,56 Kuat 5 ≤ 6 3 4,69 37 10,85 Sangat Kuat Jumlah 11 100 64 100 341 100 Keterangan SMK: I = SMK Marsudi Luhur II Yogyakarta II = SMK Negeri 2 Yogyakarta III = SMK Perindustrian Yogyakarta IV = SMK Tamansiswa Yogyakarta V = SMK BOPKRI 4 Yogyakarta VI = SMK Negeri 3 Yogyakarta f = Frekuensi fr = Frekuensi Relatif 84 Tabel 4.13 diatas menunjukkan bahwa jumlah reponden yang menyatakan bahwa uncertaity avoidance dalam sekolah sangat lemah adalah 91 siswa 26,69, 87 siswa 25,51 menyatakan lemah, 90siswa 26,39 menyatakan sedang, 36 siswa 10,56 menyatakan kuat, dan 37 siswa 10,85 menyatakan sangat kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan uncetainty avoidance pada kultur sekolah terkategorikan sangat lemah. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 8,53, median = 9, modus = 8, dan standar deviasi = 1,56. e. Bakat Kewirausahaan Berikut ini disajikan tabel deskripsi bakat kewirausahaan lampiran 6 hal 167 : Tabel 4.13 Deskripsi Bakat Kewirausahaan SMK I II III IV No Interval F fr f fr F fr f fr 1 ≥ 117 11 13,09 6 19,35 1 2,13 5 4,81 2 101 – 116 47 55,95 16 51,61 19 40,43 69 66,34 3 91 – 100 17 20,24 8 25,81 22 46,8 26 25 4 81 – 89 9 10,72 1 3,23 5 10,64 4 3,85 5 ≤ 80 0 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah 84 100 31 100 47 100 104 100 SMK Total V VI No Interval f fr f fr F fr Kategori 1 ≥ 117 1 9,09 8 12,5 32 9,38 Sangat tinggi 2 101 – 116 6 54,55 35 54,69 192 56,3 Tinggi 3 91 – 100 4 36,36 18 28,12 95 27,87 sedang 4 81 – 89 3 4,69 22 6,45 Rendah 5 ≤ 80 Sangat rendah Jumlah 11 100 64 100 341 100 Keterangan SMK: I = SMK Marsudi Luhur II Yogyakarta II = SMK Negeri 2 Yogyakarta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 III = SMK Perindustrian Yogyakarta IV = SMK Tamansiswa Yogyakarta V = SMK BOPKRI 4 Yogyakarta VI = SMK Negeri 3 Yogyakarta f = Frekuensi fr = Frekuensi Relatif Tabel 4.15 diatas menunjukkan bahwa jumlah reponden yang menyatakan bahwa bakat kewirausahaan sangat tinggi adalah 32 siswa 9,38, 192 siswa 56,3 menyatakan tinggi, 95 siswa 27,87 menyatakan cukup tinggi, 22 siswa 6,45 menyatakan rendah, dan 0 siswa 0 menyatakan sangat rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bakat kewirausahaan adalah tinggi. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 104,93, median = 105, modus = 104, dan standar deviasi = 8,94.

B. Pengujian persyaratan analisis

Dokumen yang terkait

Hubungan kultur keluarga dan kultur sekolah dengan minat siswa berwirausaha : studi kasus pada siswa kelas X SMK Negeri I Depok, Sleman.

0 1 161

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei siswa-siswi kelas tiga SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Kulon Progo, ...

0 1 246

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survei pada siswa-siswa SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman - Yogyakarta.

0 0 265

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei Siswa-siswi pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Bantul, Propinsi DIY.

0 0 235

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei siswa-siswi pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Sleman, Propinsi DIY.

0 1 234

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei siswa-siswi pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Sleman, Propinsi DIY -

0 0 232

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei Siswa-siswi pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Bantul, Propinsi DIY -

0 0 233

Pengaruh pelaksanaan diklat terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survey pada siswa-siswa kelas 2 pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kotamadya Yogyakarta, Propinsi DIY -

0 0 185

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei siswa-siswi kelas tiga SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Kulon Progo, ... -

0 0 244

Hubungan kultur keluarga dan kultur sekolah dengan minat siswa berwirausaha : studi kasus pada siswa kelas X SMK Negeri I Depok, Sleman - USD Repository

0 0 159