purposive sampling . Purposive sampling merupakan metode penetapan
responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu Siregar, 2013. Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan dua kriteria untuk
penetapan responden, yaitu : 1 Remaja laki-laki atau perempuan dengan rentang usia 13 - 18 tahun,
2 Memiliki satu atau lebih akun SJS.
E. PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian ini didahului dengan uji coba skala tryout. Uji coba skala dilakukan untuk mendapatkan sejumlah masukan awal terkait alat ukur yang
digunakan dalam penelitian. Selain itu, data hasil tryout juga digunakan untuk menentukan item-item yang baik dan buruk, yang layak untuk digunakan
sebagai alat ukur yang valid dan reliabel dalam pengambilan data yang sesungguhnya Supratiknya, 2014. Tryout dilakukan di Universitas Sanata
Dharma dengan responden dari kalangan mahasiswai dengan menyebarkan skala yang terdiri dari 64 item dan lembar aktivitas SJS.
Setelah hasil tryout diolah, peneliti kemudian menyusun skala final Kecerdasan Emosi yang terdiri dari 28 item yang baik dan membuat lembar
aktivitas SJS. Peneliti melakukan pengambilan data pada dua SMP dan dua SMA di Yogyakarta, yaitu SMP Kanisius Gayam, SMP Pangudi Luhur, SMA
BOPKRI I, dan SMA BOPKRI II. Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner yang terdiri dari Skala
Kecerdasan Emosi dan Lembar Aktivitas SJS. Sebelum mengisi skala dan
lembar aktivitas SJS, siswai terlebih dahulu membaca informed consent yang berisi tentang pernyataan persetujuan untuk melakukan pengisian data
terhadap kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini. Responden yang setuju untuk melakukan pengisian data diminta untuk membubuhkan tanda
tangan pada lembar informed consent. Sebelum menandatangani informed consent, peneliti terlebih dahulu
menjelaskan cara pengisian lembar aktvitas SJS. Lembar aktivitas SJS dibawa pulang oleh responden selama satu hari, 24 jam agar diisi setiap kali
responden mengakses akun jejaring sosial yang mereka miliki. Oleh karena itu, lembar aktivitas ini dikumpulkan kembali pada peneliti selang dua hari setelah
pengisian skala. Setelah semua responden memahami cara pengisian lembar aktivitas SJS, peneliti mengarahkan responden untuk beralih pada skala
kecerdasan emosi. Setelah
responden menandatangi
informed consent
, peneliti
mengarahkan responden untuk mengisi identitas diri dan data terkait SJS. Setelah itu, peneliti memandu responden untuk membaca instruksi pengerjaan.
Kemudian, responden mengisi 28 item yang tersedia di dalam skala. Setelah selesai mengisi, responden langsung mengumpulkan kembali skala pada
peneliti ke depan kelas.
F. METODE PENGUMPULAN DATA
1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian Noor, 2012.
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket.
Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab. Sifat pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner atau angket dapat bersifat terbuka atau tertutup dan dapat
diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet. Selain itu, teknik pengumpulan jenis ini tepat digunakan bila
jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas Sugiyono, 2011.
Terdapat empat komponen inti dari sebuah kuesioner Sugiyono, 2011, yaitu :
1. Adanya subjek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan penelitian,
2. Adanya ajakan, yaitu permohonan dari peneliti kepada responden untuk turut serta mengisi atau menjawab kuesioner secara aktif dan
objektif, 3. Adanya petunjuk pengisian kuesioner yang mudah mengerti dan tidak
multitafsir memunculkan persepsi yang beragam,
4. Adanya pertanyaan atau pernyataan beserta tempat untuk mengisi jawaban, baik secara tertulis maupun terbuka.
2 Alat Pengumpulan Data
a. Intensitas Penggunaan SJS Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan self report yang
diisi oleh responden untuk mengetahui intensitas penggunaan SJS. Self report
yang akan peneliti cantumkan adalah durasi penggunaan dalam setiap kali penggunaan SJS selama satu hari. Intensitas penggunaan
SJS didapat dari hasil penjumlahan durasi dalam setiap penggunaan SJS selama satu hari.
Peneliti membuat self report penggunaan SJS dalam bentuk tabel sebanyak 24 baris. Setiap baris mewakili jam dalam satu hari. Setiap
baris “jam” terdiri dari dua belas kolom yang dibagi per rentang waktu
lima menit. Pengisian tabel dilakukan dengan men-checklist kolom yang ada sesuai dengan lamanya responden mengakses SJS dalam
setiap kali penggunaan SJS selama satu hari. Peneliti menyebut self report dalam bentuk tabel ini sebagai
lembar aktivitas SJS. Rancangan final lembar aktivitas SJS ini dibuat setelah melalui dua kali tahap survei terhadap beberapa mahasiswai
Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma dan expert judgement dari dosen pembimbing skripsi.