Tabel 2 Skor item positif skala Kecerdasan Emosi
Respon Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Tabel 3 Skor item negatif skala Kecerdasan Emosi
Respon Skor
Sangat Setuju 1
Setuju 2
Tidak Setuju 3
Sangat Tidak Setuju 4
Tabel 4 Distrubusi item skala kecerdasan emosi untuk uji coba
No. Aspek
Nomor Item Jumlah
Favorabel Unfavorable
1 Mempersepsi emosi
3, 6, 8, 27, 33, 52, 58, 60
7. 11, 12, 20, 28, 35, 55, 59
16 2
Menggunakan emosi 5, 13, 14, 25, 26, 29, 30, 57
2, 22, 23, 37, 46, 48, 49, 53
16 3
Memahami dan menganalisa emosi
15, 36, 38, 40, 41, 45,
47, 50 16, 17, 18,
19, 44, 56, 63, 64
16 4
Mengatur dan meregulasi emosi
4, 9, 10, 21, 34, 43, 51, 61
1, 24, 31, 32, 39, 42, 54, 62
16 32
32 64
G. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR
1. Validitas
Validitas atau kesahihan adalah sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur Siregar, 2013. Suatu instrumen
pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau mencapai tujuan pengukuran
yang dikehendaki dengan tepat Azwar, 2003. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis validitas, yaitu validitas isi dan validitas
konstruk. Validitas isi adalah analisis logis atau empiris terhadap seberapa
memadai isi tes mewakili ranah isi serta seberapa relevan ranah isi tersebut sesuai dengan interpretasi skor tes yang dimaksudkan. Isi tes mengacu
pada tema-tema, pilihan kata, serta format atau bentuk item, tugas, atau pertanyaan yang digunakan dalam tes. Validitas isi lazim diperoleh
melalui penilaian pakar atau ahli terhadap kesesuaian antara bagian-bagian tes dan konstruk yang diukur Supratiknya, 2014.
Dalam penelitian ini, validitas isi diperoleh melalui penilaian Dosen Pembimbing Skripsi, lulusan S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
dan beberapa orang awam. Penilaian oleh dosen pembimbing skripsi dilakukan selama proses pembuatan skala meliputi format skala, format
dan pemilihan kata dalam setiap item, serta kesesuaian item dengan indikator-indikator kecerdasan emosi. Selain itu, penilaian efektivitas dan
pemahaman kalimat setiap item dilakukan oleh lulusan S1 Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia serta beberapa orang awam. Penilaian dilakukan dengan meminta revisi dan saran untuk kalimat setiap item yang
dibuat. Validitas konstruk adalah penilaian tentang sejauh mana item-item
dan komponen-komponen dalam tes saling berhubungan sedemikian rupa sesuai dengan konstruk yang diukur. Pengujian ini terkait dengan
konsistensi internal atau homogenitas tes. Konsistensi internal atau homogenitas tes yang tinggi dipandang merupakan bukti yang kuat bahwa
tes tersebut mengukur sebuah konstruk yang memang hendak diukur oleh peneliti Supratiknya, 2014.
Validitas konstruk dalam penelitian ini dilakukan melalui perhitungan korelasi item total. Korelasi item total menggambarkan
tentang hubungan antara masing-masing item dengan skor total tes sebagai kriteria internal Supratiknya, 2014. Perhitungan korelasi item total ini
peneliti jabarkan lebih detail pada bagian Seleksi Item.
2. Seleksi Item
Seleksi item dilakukan dengan menghitung korelasi item total dari 64 item yang terdapat pada skala kecerdasan emosi yang digunakan saat
tryout . Perhitungan korelasi item total dapat menunjukkan item-item yang
paling baik mengukur konstruk atau isi yang sedang diukur. Semakin tinggi korelasi antara skor item dan skor total skala, semakin baik juga
item yang bersangkutan. Item-item yang berkorelasi negatif dan
berkorelasi positif, tetapi nilainya rendah dengan skor total harus digugurkan. Sebagai patokan, semua item yang berkore
lasi ≥ 0,20 dengan skor total layak dipertahankan Supratiknya, 2014.
Tryout dilakukan pada tanggal 28 September
– 3 Oktober 2015 dengan melibatkan 50 mahasiswai Kampus III Universitas Sanata Dharma
dengan rentang usia 17-18 tahun. Dari 50 data tryout yang ada, terdapat dua data yang tidak dapat diolah lebih lanjut karena skala tidak diisi
dengan lengkap. Dari 64 item yang diuji, didapatkan 32 item yang baik r
it
≥ 0,2 dan 32 item yang gugur r
it
0,2. Adapun 32 item yang gugur, yaitu item nomor 3, 5, 6, 7, 13, 15, 17, 21, 23, 24, 25, 27, 30, 32, 33, 37, 38, 39, 40,
41, 43, 44, 45, 46, 48, 50, 51, 54, 56, 58, 61, dan 62. Berikut adalah distribusi item skala kecerdasan emosi yang gugur :
Tabel 5 Distribusi item skala kecerdasan emosi yang gugur
No. Aspek
Nomor Item Jumlah
Favorable Unfavorable
1 Mempersepsi emosi
3, 6, 8, 27, 33, 52,
58, 60 7, 11, 12, 20,
28, 35, 55, 59 16
2 Menggunakan emosi
5, 13, 14, 25, 26, 29,
30, 57 2, 22, 23,
37, 46, 48, 49, 53
16 3
Memahami dan menganalisa emosi
15, 36, 38, 40,
41, 45, 47, 50
16, 17, 18, 19, 44, 56,
63, 64 16
4 Mengatur dan
meregulasi emosi 4, 9, 10, 21,
34, 43, 51, 61
1, 24, 31, 32, 39, 42,
54, 62 16
32 32
64
item yang gugur
Setelah itu, peneliti menghitung kembali korelasi item total dari 32 item yang baik r
it
≥ 0,2. Dari 32 item yang diuji, didapatkan 2 item yang gugur r
it
0,2, yaitu item nomor 8 dan 36. Dari sisa 30 item yang baik, untuk menyetarakan jumlah item setiap aspek, maka peneliti memilih
tujuh item dengan korelasi item total terbaik dari setiap aspek. Dengan demikian, bentuk final skala kecerdasan emosi yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari 28 item. Berikut ini distribusi item bentuk final skala kecerdasan emosi :
Tabel 6 Distribusi item bentuk final skala kecerdasan emosi
No. Aspek
Nomor Item Jumlah
Favorable Unfavorable
1 Mempersepsi emosi
3, 26 6, 7, 12, 23, 25
7 2
Menggunakan emosi 8, 14, 24
2, 13, 20, 22 7
3 Memahami dan
menganalisa emosi 17, 19
9, 10, 11, 27, 28
7 4
Mengatur dan meregulasi emosi
4, 5, 16, 21 1, 15, 18
7 11
17 28
3. Reliabilitas
Reliabilitas adalah sejauh mana konsistensi hasil pengukuran apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan alat pengukuran yang sama pula Siregar, 2013. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan
pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap ada toleransi terhadap
perbedaan-perbedaan kecil di antara hasil beberapa kali pengukuran.
Apabila perbedaan yang ada sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan alat pengukuran dikatakan sebagai
tidak reliabel Azwar, 2003. Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan dalam koefisien
reliabilitas r
xx’
yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00
berarti semakin tinggi pula reliabilitas alat ukur. Sebaliknya, semakin rendah koefisien reliabilitas mendekati angka 0, berarti semakin rendah
pula reliabilitas alat ukur Azwar, 2009. Menurut Guilford dalam Kelin, 1986 dalam Supratiknya, 2014, koefisien minimum yang dipandang
memuaskan untuk reliabilitas tes adalah 0,70. Secara psikometrik, reliabilitas menunjuk pada dua ciri dalam tes,
salah satunya adalah konsistensi internal. Konsistensi internal adalah konsistensi antar bagian-bagian dalam tes. Salah metode untuk
mengestimasi konsistensi internal adalah dengan menggunakan rumus alpha Cronbach
Supratiknya, 2014. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji reliabilitas
konsistensi internal dengan metode alpha Cronbach. Metode alpha cronbach
ini akan menghasilkan koefisien reliabilitas alpha. Perhitungan koefisien reliabilitas alpha dalam penelitian ini dilakukan melalui program
SPSS for windows versi 16.00 .
Bentuk final skala kecerdasan emosi yang terdiri dari 28 item memiliki koefisien reliabilitas alpha 0,733. Hal ini menunjukkan bahwa