Definisi Emosi KECERDASAN EMOSI

4. Faktor-faktor Kecerdasan Emosi

Berdasarkan uraian yang disampaikan Goleman 1995 dalam bukunya Emotional Intelligence, pada dasarnya, terdapat dua faktor yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan emosi seseorang, yaitu 1 Faktor internal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu, yaitu aktivitas otak emosional emotional brain meliputi sistem limbik, area neokorteks dan prefrontal, serta amygdala. Beberapa bagian otak yang penting untuk kehidupan emosional adalah bagian yang paling lambat matang. Ketika area sensorik matang selama masa kanak-kanak awal dan sistem limbik matang saat pubertas, lobus frontal, tempat kontrol emosi, pemahaman, dan respon artistik masih terus berkembang hingga usia 16 sampai dengan 18 tahun. 2 Faktor eksternal. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu seperti kebiasaan dan interaksi langsung dengan orang lain, termasuk di dalamnya pola asuh orangtua dan lingkungan sosial individu. Anak terus belajar berbagai informasi tentang emosi dari lingkungannya, yaitu orangtua hingga seiring bertambah usia dan pergaulan anak masuk ke sekolah, bertemu teman, dst.

5. Aspek-aspek Kecerdasan Emosi

Berdasarkan definisi kecerdasan emosi yang dirumuskan oleh Salovey dan Mayer dalam Mayer Salovey, 1997; Salovey dan Grewal, 2005, keduanya mencetuskan teori Four Branch Model on Emotional Intelligence yang membagi kecerdasan emosi ke dalam empat area. Keempat area tersebut disusun dari area dengan proses psikologis yang lebih rendah menuju area dengan proses psikologis yang lebih tinggi. Keempat area tersebut, sebagai berikut : 1. Mempersepsi emosi perceiving emotion Kemampuan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi emosi pada wajah, gambar, suara, atau artifak Salovey dan Grewal, 2005. Kemampuan ini mulai dipelajari sejak masih bayi, dimulai dengan mengidentifikasi keadaan emosi pada diri sendiri dan orang lain serta belajar untuk membedakan emosi-emosi yang ada. Individu yang matang secara emosi dapat dengan teliti memantau perasaan yang terjadi di dalam dirinya Mayer Salovey, 1997. Lebih jauhnya, individu menyadari mood yang sedang ia alami dan pikiran-pikirannya terkait mood tersebut Goleman, 1995. Anak yang berkembang dengan sesuai akan mulai mampu untuk mengevaluasi di mana saja emosi dapat diekspresikan, baik pada orang lain, arsitektur, maupun hasil karya seni Mayer Salovey, 1997. Selanjutnya, individu juga mampu untuk mengekspresikan perasaan secara akurat serta mampu mengekspresikan kebutuhan yang mengikuti perasaan yang ada. Hal ini terjadi karena individu yang pandai secara emosi mengetahui ekspresi dan manifestasi emosi