Winkel 2007: 59 belajar adalah aktivitas mental, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan
dalam pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap dan bersifat menetap. Namun tidak semua perubahan merupakan hasil dari proses
belajar. Perubahan yang tidak berasal dari proses belajar adalah perubahan akibat kelelahan fisik, menggunakan obat, penyakit parah, dan pertumbuhan
jasmani. Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli, dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah keseluruhan kegiatan psikis dan fisik guna mendapatkan perubahan perilaku yang relatif menetap berdasarkan
pengalaman individu dengan lingkungannya. Pengertian ini menyimpulkan bahwa siswa dikatakan telah melakukan aktivitas belajar jika sudah
mengalami perubahan baik dalam pikiran, maupun tindakan.
2. Ciri-ciri Belajar
Belajar sangat identik dengan kata “perubahan”. Siswa dikatakan telah belajar, jika ia melakukan aktivitas belajar dan mengalami perubahan
dalam dirinya. Siswa yang hanya melakukan aktivitas belajar tanpa diiringi oleh perubahan perilaku belum dapat dikatakan belajar. Menurut Djamarah
2011: 14-15 siswa dikatakan telah belajar jika memiliki ciri-ciri belajar. Ciri-ciri belajar yaitu:
a. Perubahan yang terjadi secara sadar Adanya perubahan yang terjadi secara sadar berarti siswa yang
belajar akan menyadari dan merasakan adanya perubahan dalam dirinya. Misalnya, siswa menyadari bahwa pengetahuannya mengenai suatu hal
tertentu bertambah, kecakapannya bertambah atau kebiasaannya bertambah.
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Perubahan yang terjadi pada proses belajar bersifat fungsional
berarti perubahan yang terjadi dalam diri siswa yang belajar berlangsung secara berkesinambungan dan tidak statis. Perubahan yang terjadi pada
diri siswa akan mempengaruhi perubahan-perubahan yang terjadi berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar
selanjutnya. Misalnya, seorang anak yang sedang belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat
menulis. c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif berarti perubahan-perubahan yang terjadi ketika belajar selalu bertambah dan
tertuju pada hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Semakin besar usaha untuk belajar, semakin besar pula perubahan yang diperoleh. Selain itu,
perubahan dapat dikatakan aktif apabila tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha siswa itu sendiri untuk berubah. Misalnya,
perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara berarti tingkah
laku yang dihasilkan setelah belajar belajar bersifat menetap atau permanen. Misalnya, kecakapan anak dalam memainkan gitar. Anak
yang belajar dan dapat memainkan gitar tidak akan hilang kemampuan yang dimilikinya, melainkan kemampuan bermain gitar yang dimilikinya
akan semakin berkembang bila dilatih terus-menerus. e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah berarti perubahan tingkah laku dalam proses belajar terjadi karena adanya tujuan yang
hendak dicapai. Perubahan dalam belajar tertuju pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya, seorang yang belajar
mengendarai mobil. Sebelum ia menetapkan keinginan untuk dapat mengendarai mobil, orang tersebut sebelumnya sudah menetapkan apa
yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengendarai mobil. f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku berarti perubahan yang dialami individu mempengaruhi perubahan keseluruhan
tingkah laku. Jika siswa belajar mengenai suatu hal, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh seperti sikap,
kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. Misalnya,
seorang anak yang belajar mengendarai sepedah, maka perubahan yang paling nampak adalah keterampilan mengendarai sepedah. Anak yang
belajar mengendarai sepedah tidak akan mempedulikan mengenai bagus atau tidaknya sepedah yang dimiliki. Akan tetapi, jika setelah anak
tersebut dapat mengendarai sepedah, ia akan mengalami perubahan- perubahan yang lainnya, seperti pemahaman tentang cara kerja sepedah,
pengetahuan tentang jenis-jenis sepedah, pengetahuan tentang alat-alat sepedah, maka cita-cita untuk memiliki sepedah yang lebih bagus akan
muncul. Jadi, aspek perubahan yang satu berhubungan erat dengan aspek lainnya.
3. Prinsip-prinsip Belajar