Prinsip-prinsip Belajar Tujuan Belajar

seorang anak yang belajar mengendarai sepedah, maka perubahan yang paling nampak adalah keterampilan mengendarai sepedah. Anak yang belajar mengendarai sepedah tidak akan mempedulikan mengenai bagus atau tidaknya sepedah yang dimiliki. Akan tetapi, jika setelah anak tersebut dapat mengendarai sepedah, ia akan mengalami perubahan- perubahan yang lainnya, seperti pemahaman tentang cara kerja sepedah, pengetahuan tentang jenis-jenis sepedah, pengetahuan tentang alat-alat sepedah, maka cita-cita untuk memiliki sepedah yang lebih bagus akan muncul. Jadi, aspek perubahan yang satu berhubungan erat dengan aspek lainnya.

3. Prinsip-prinsip Belajar

Belajar merupakan aktivitas yang di dalamnya terdapat prinsip- prinsip yang harus dipahami dan dilaksanakan guna mencapai tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa prinsip belajar yang perlu diperhatikan agar kegiatan belajar dapat menimbulkan perubahan yang positif. Prinsip-prinsip belajar menurut Mustaqim 2008: 69 yaitu: a. Belajar akan berhasil jika disertai kemauan dan tujuan tertentu b. Belajar akan lebih berhasil jika disertai tindakan, latihan, dan pengulangan c. Belajar akan berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan aktivitas belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya d. Belajar akan berhasil jika bahan yang sedang dipelajari dipahami lebih dalam, bukan sekedar menghafal fakta e. Proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain f. Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri siswa g. Ulangan dan latihan sangat diperlukan, akan tetapi harus didahului oleh pemahaman

4. Tujuan Belajar

Aktivitas yang berlangsung dalam proses belajar selalu memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan yang hendak dicapai ketika belajar sangat penting untuk diperhatikan agar kegiatan belajar memiliki dampak positif bagi individu yang belajar. Menurut Sadirman 2011: 26 tujuan yang hendak dicapai dalam belajar yaitu: a. Mendapatkan pengetahuan Proses mendapatkan pengetahuan dalam belajar ditandai dengan berpikir. Kemampuan berpikir tidak dapat dikembangkan jika kemampuan itu tidak didukung oleh bahan pengetahuan. Aktivitas berpikir, menjadikan siswa memiliki pengetahuan dan mengembangkan suatu pengetahuan melalui proses belajar. Pengetahuan dapat diperoleh siswa ketika belajar dengan mendengarkan guru yang sedang mengajar, membaca buku-buku pelajaran yang dianjurkan oleh guru, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dan lain sebagainya. Salah satu contohnya yaitu seorang anak yang sedang belajar matematika mengenai rumus untuk mengetahui luas persegi panjang. Anak yang sedang mempelajari rumus matematika harus berpikir bagaimana cara untuk dapat mempergunakan rumus luas persegi panjang. Pemahaman akan cara menggunakan rumus tersebut didapatkan oleh anak itu dengan cara memperhatikan guru yang sedang menjelaskan, dan berlatih mengerjakan soal. b. Penanaman konsep dan keterampilan Penanaman konsep dalam belajar sangat dipengaruhi oleh keterampilan yang dimiliki oleh siswa. Penanaman konsep dapat terjadi jika siswa memiliki keterampilan yang bersifat jasmani keterampilan gerak dan fungsi dari anggota tubuh maupun rohani penghayatan, kreativitas, dan merumuskan suatu konsep. Jadi proses penanaman konsep dalam belajar dapat berlangsung dengan baik jika didukung oleh keterampilan yang baik pula. Keterampilan yang baik dapat dimiliki siswa dengan melatih kemampuan yang dimiliki, seperti mengungkapkan perasaan melalui tulisan atau lisan. Misalnya, seorang arsitektur, harus memiliki kreativitas dan perhitungan yang tepat dalam menciptakan sebuah rancangan rumah atau bangunan. Hasil rancangan bangunan yang dihasilkan dapat terealisasikan jika didukung kemampuan motorik yang dimiliki arsitek yaitu kemampuan untuk menggambar atau menggunakan program komputer tertentu yang dapat membuat sebuah desain bangunan. c. Pembentukan sikap Pembentukan sikap dalam belajar sangat memerlukan kecakapan siswa dalam mengarahkan diri, motivasi diri dan berpikir dengan menggunakan sebuah model pribadi yang baik, seperti guru. Guru sebagai model tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendidik yang memberikan nilai-nilai positif kepada siswa. Penanaman nilai-nilai yang positif oleh guru akan menjadikan siswa memiliki sikap yang baik pula. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menanamkan nilai-nilai yang baik kepada siswa yaitu diskusi, demonstrasi, sosiodrama. Aktivitas belajar yang menghasilkan suatu perubahan akan berlangsung secara terus-menerus. Perubahan yang dialami oleh siswa sebagai hasil dari belajar dapat berupa tingkah laku, kebiasaan, pengetahuan, dan keterampilan. Perubahan yang positif dapat terjadi jika kegiatan belajar sejalan dengan prinsip-prinsip belajar dan tujuan belajar. Namun jika kegiatan belajar yang telah dilakukan tetap memunculkan adanya siswa yang tidak dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik, maka bisa dikatakan bahwa siswa tersebut mengalami kesulitan belajar.

B. Kesulitan Belajar