commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP merupakan penyempurnaan kurikulum berbasis kompetensi KBK sebagai suatu upaya untuk meningkatkan
prestasi siswa didik. KTSP dikembangkan oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau propinsi untuk
pendidikan menengah sesuai dengan relevansinya. KTSP bukanlah kurikulum yang hanya menekankan pada penguasaan materi atau konsep based concept tapi juga
pencapaian kompetensi based competency. Dengan demikian diharapkan pencapaian kompetensi siswa juga meningkat sehingga sesuai dengan standar isi dan
standar kelulusan pada KTSP. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi Fisika
di SMP Negeri 10 Surakarta, Ibu Endang Purwaningsih, S.Pd., beliau mengemukakan bahwa untuk kelas VII.B materi Pemuaian yang lulus hanya 10 dengan batas tuntas
kelulusan dengan nilai 62. Hal ini menunjukkan hasil belajar Fisika siswa rendah dan belum mencapai target standart ketuntasan karena kriteria ideal ketuntasan untuk
masing-masing indikator dalam KTSP adalah 75 . Selain itu, dari beberapa siswa yang kami wawancarai mengemukakan bahwa pembelajaran Fisika dalam
pembelajaran tersebut berlangsung kurang menarik bagi siswa. Terbukti dari observasi yang dilakukan ternyata beberapa siswa asyik bermain sendiri dan hampir
semua siswa bersikap pasif dan kurang banyak bertanya tentang materi yang siswa merasa belum jelas.
Rendahnya hasil belajar siswa diduga karena beberapa faktor diantaranya siswa kurang memperhatikan saat guru mengajar karena pembelajaran Fisika masih
diajarkan secara konvensional. Selain itu pemahaman materi Fisika siswa juga masih rendah karena siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses penemuan suatu
konsep seperti melakukan kegiatan pengamatan, siswa cenderung lebih banyak 1
commit to user 2
menerima informasi Teacher Center sehingga konsep yang didapat siswa tersebut tidak tertanam dalam ingatan siswa. Selama proses pembelajaran siswa seharusnya
ikut dilibatkan secara langsung agar siswa memperoleh pengetahuan dari pengalaman belajarnya.
Pada PP No 19 tahun 2005 pasal 19 ayat 1 dijelaskan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Sedangkan ayat 3 menyatakan bahwa setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien. Untuk itu maka perlu dikembangkan suatu model pengajaran yang menyenangkan, efektif dan efisien.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengatasi kondisi pembelajaran Fisika di atas adalah model pembelajaran kooperatif STAD
Student Teams Achievement Divisons. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar
dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar individual atau kompetitif. Pada model pembelajaran ini, bukan lagi guru yang mendominasi jalannya
pembelajaran Teacher Center tetapi siswa yang dituntut lebih aktif dalam pembelajaran sehingga lebih cenderung ke Student Center.
Perkembangan teknologi yang pesat menghasilkan media pembelajaran yang menarik dan lebih interaktif. Salah satunya dengan memanfaatkan program
Macromedia Flash, tetapi program tersebut jarang dimanfaatkan pada pembelajaran Fisika karena pembuatannya cukup rumit dan membutuhkan banyak waktu.
Pembelajaran yang menggunakan media Flash ini juga membutuhkan persiapan lebih karena harus memakai laptop perangkat komputer dan LCD .
commit to user 3
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan terhadap beberapa hasil penelitian yang sejenis maka dalam mengajarkan mata pelajaran Fisika di kelas VII.B SMP
Negeri 10 Surakarta tim peneliti sepakat untuk menerapkan MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Student Teams Achievement Divisions BERBANTUAN ANIMASI FLASH UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA . B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka masalah dapat diidentifikasi permasalahan yang dihadapi guru IPA Fisika kelas VII.B SMP Negeri
10 Surakarta tahun ajaran 2010 2011 yaitu: 1.
Fisika sebagai salah satu ilmu dalam bidang sains merupakan salah satu mata pelajaran yang sering kali disajikan kurang menarik dalam pembelajaran.
2. Pembelajarann Fisika jarang disajikan secara Student Centre dan lebih cenderung
disajikan secara Teacher Centre. 3.
Model Pembelajaran kooperatif masih jarang digunakan dalam pembelajaran Fisika.
4. Kurang tepatnya model pembelajaran Fisika dalam menyampaikan materi tertentu
selama ini menyebabkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa kurang optimal.
5. Pemanfaatan program Macromedia Flash belum dilakukan guru dalam
pembelajaran Fisika.
C. Pembatasan Masalah