Teori Belajar Piaget Kajian Teori

commit to user xlii stimulus-stimulus respon conditioning dan keluarga Gestald-field yang meliputi teori- teori kognitif”. Jadi secara umum teori belajar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu teori perilaku dan teori Gestalt kongitif. Teori kognitif dipelopori oleh Piaget, Ausubel dan Gagne. C.Asri Buduningsih 2005 : 51 menyatakan bahwa pengertian “belajar menurut teori kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur “. Jadi setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Prases belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru mampu menyesuaikan dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang. Menurut Agus Suprijono 2009:22 “Dalam perspektif teori kognitif, belajar merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata hampir dalam setiap belajar”. Perilaku indiviu bukan semata-mata respon terhadap yang ada melainkan yang lebih penting karena dorongan mental yang diatur oleh otaknya. Belajar adalah proses mental yang aktif untuk mencapai , mengingat dan menggunakan pengatahuan. Belajar adalah perseptual. Tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi dan pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Teori kognitif menekankan belajar sebagai proses internal. Belajar adalah aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.

1. Teori Belajar Piaget

commit to user xliii Menurut Piaget dalam Mohamad Surya 2003 :56 “Perkembangan kognitif merupakan suatu proses dimana kemajuan ivdividu melalui suatu rangkaian yang secara kualitatif berbeda dalam berpikir. Hal yang diperoleh dalam satu peringkat merupakan dasar bagi peringkat berikutnya “. Dan menurut Piget dalam C. Asri Budiningsih 2005 : 35 “ Perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem saraf “. Perkembangan kognitif yang terbentuk adalah melalui interaksi yang konstan antara individu dengan lingkunngannya sehingga terjadi dua proses yaitu organisasi dan adaptasi. Organisasi merupakan proses penataan segala sesuatu yang ada di lingkungan sehingga dikenal oleh individu. Sedangkan adaptasi merupakan proses terjadinya penyesuaian antara individu dan lingkungannya. Adaptasi terjadi dalam dua bentuk yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses menerima dan mengubah dengan dirinya, sedangkan akomodasi adalah proses individu mengubah dirinya agar bersesuaian dengan apa yang diterima dari lingkungannya. Asimilasi dan akomodasi akan terjadi apabila seseorang mengalami konflik kognitif atau sesuatu ketidakseimbangan antara apa yang telah diketahui dengan apa yang dilihat atau dialaminya sekarang. Interaksi individu dengan lingkungan dikendalikan oleh adanya prinsip keseimbangan yaitu upaya individu agar memperoleh keadaan seimbangan antara keadaan dirinya dengan yang datang dari lingkungan. Dari interaksi dengan lingkungannya akan memperoleh pengetahuan dengan asimilasi, akomodasi dan dikendalikan oleh prinsip keseimbangan. Pada masa bayi dan anak – anak pengetahuan bersifat subyektif commit to user xliv dan akan berkembang menjadi obyektif apabila sudah mencapai perkembangan remaja dan dewasa. Piaget dalam Ratna Wilis Dahar 1989 dan Asri Budiningsih 2005 membagi tahap – tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat, yaitu: 1. Tahap Sensori-Motor umur 0-2 tahun, 2. Tahap Pra-operasional umur 2-78 tahun, 3. Tahap Operasional Konkret umur 78-1112 tahun dan 4. Tahap Operasional Formal umur 1112-18 tahun. Paul Suparno dalam Agus Suprijono 2009:23 menggambarkan perkembangan kognitif Piaget adalah sebagai berikut : Tabel 2.2. Perkembangan Kognitif Piaget TAHAP UMUR CIRI POKOK PERKEMBANGAN SENSORIMOTOR 0-2 tahun Berdasarkan tindakan langkah demi Langkah PRAOPERASIONAL 2-7 tahun Penggunaan symbolbahasa Tanda Konsepintuitif OPERASI KONKRET 8-11 tahun Pakai aturan jelaslogis Reversible dan kekekalan OPERASI FORMAL 11 tahun ke atas Hipotesis Abstrak Deduktif dan induktif Logis dan Probabilitas Menurut Piaget, pada tahap sensori motor anak mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik dan motorik. Anak mengenal lingkungan dengan indera penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan dan menggerak- gerakkannya. Pada tahap pra-operasional anak mengendalikan diri pada persepsi commit to user xlv tentang realitas. Ia telah mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi, membuat gambar dan menggolong-golongkannya. Pada tahap operasi konkret anak dapat mengembangkan pikiran logis. Ia dapat mengikuti pikiran logis, walau kadang-kadang memecahkan masalah secara trial and error . Ia dapat mengerti setiap langkah dari transformasi secara keseluruhan, bukan bagian demi bagian. Ia sudah dapat mengerti adanya konsep kekekalan dari sutu obyek. Anak menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang konkret, masih mengalami kesulitan untuk memecahkan persoalan yang mempunyai banyak variable. Pada tahap operasi formal anak dapat berpikir abstrak seperti orang dewasa. Anak dapat berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan proposisi-proposisi dan hipotesis serta dapat mengambil kesimpulan yang umum dari kejadian –kejadian yang khusus. Ia dapat berpikir fleksibel dan efektif, mampu berhadapan dengan persoalan yang kompleks. Mampu berpikir secara abstraksi rafleksif yaitu abstraksi yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan matematis logis. Perkembangan kognitif yang digambarkan Piaget merupakan proses adaptasi intelektual. Adaptasi ini merupakan proses yang melibatkan skemata, asimilasi, akomodasi dan equilibration. Skemata adalah struktur kognitif berupa ide, konsep dan gagasan. Asimilasi adalah proses perubahan apa yang dipahami sesuai dengan struktur kognitif skemata yang ada sekarang. Asimilasi adalah proses pengintegrasian informasi baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimiliki individu. Akomodasi adalah proses penyesuain struktur kognitif ke dalam situasi baru. Equlibration adalah pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur commit to user xlvi keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi. Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif sangat berpengaruh terhadap perkembangan bahasa seseorang. Siswa SMK termasuk dalam tahap perkembangan kognitif operasional formal. Beberapa karakteristik perkembangan kognitif pada tahap ini adalah: 1. Siswa sudah dapat berfikir adolensi, yaitu masa dimana ia dapat merumuskan banyak alternatif hipotesis dalam menanggapi masalah, tetapi ia belum mempunyai kemampuan untuk menerima atau menolak hipotesis. 2. Siswa sudah mulai mampu berpikir secara proporsional yaitu berpikir yang tidak hanya terbatas pada peristiwa – peristiwa konkret saja, 3. Siswa mampu berpikir kombinatorial, yaitu yang meliputi kombinasi benda – benda, gagasan – gagasan yang abstrak dan konkret dengan menggunakan pola pikir kemungkinan. 4. Siswa mampu berpikir reflektif, yaitu berpikir kembali pada satu seri operasional mental, atau sudah mampu berpikir tentang berikutnya.

2. Teori Belajar Ausubel

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

Pengaruh strategi pemecahan masalah “ideal” dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa

1 10 208

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN STRATEGI NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENTDIVISION (STAD) Studi Komparasi Penggunaan Strategi Numbered Heads Together (NHT) Dan Strategi Student Teams Achievementdivision (STAD) Terhadap Hasi

0 3 16

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN STRATEGI NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT Studi Komparasi Penggunaan Strategi Numbered Heads Together (NHT) Dan Strategi Student Teams Achievementdivision (STAD) Terhadap Hasil Belajar Te

0 2 13

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN METODE KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

4 18 99

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAIN (SFAE) DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISSION (STAD)

0 0 7