commit to user
li Keterkaitan teori belajar Bandura dalam penelitian ini adalah bahwa
dalam pembelajaran kooperatif STAD dan NHT, siswa belajar dalam kelompok- kelompok. Mereka saling berinteraksi dengan teman-temannya selama
pembelajaran berlangsung. Diharapkan perilaku-perilaku positif seperti
bersemangat, tangguh, menerima perbedaan akan berkembang.
e. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktifisme. Pembelajaran kooperatif merupakan
strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota keompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap
siswa sebagai anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar belum
dikatakan selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Sejalan dengan itu menurut Johnson “struktur tujuan koperatif
menciptakan sebuah situasi dimana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka jika kelompok mereka bisa sukses”
Slavin:2008:34. Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai
berikut : 1 Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka adalah satu tim. 2 Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain
dalam kelompoknya, selain tanggung jawab pada diri sendiri dalam menuasai
commit to user
lii materi pelajaran. 3 Para siswa harus berpandangan bahwa mereka memiliki
tujuan yang sama. 4 Para siswa berbagi tugas dan tanggung jawab diantara para anggota kelompok. 5 Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang
akan ikut berpengaruh dalam evaluasi kelompok. 6 Para siswa berbagi kepemimpinan, sementara mereka memperoleh ketrampilan bekerjasam selama
belajar. 7 Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual yang ditangani oleh kelompok kooperatif.
Pada pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok- kelompok yang saling membantu satu dengan yang lainnya. Jumlah kelompok di
dalam kelas disusun berdasarkan jumlah materi yang akan diajarkan oleh guru. Jumlah anggota tiap kelompok merupakan hasil pembagian jumlah siswa dengan
jumlah kelompok. Anggota tiap kelompok memiliki kemampuan yang heterogen. Artinya bahwa anggota tiap kelompok terdiri dari berbagai kemampuan siswa,
jenis kelamin, dan suku. Hal ini dimaksudkan untuk melatih siswa agar dapat menerima perbedaan an siswa dapat bekerja sama dengan teman yang berbeda
latar belakangnya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Deutsch 1949 dan Thomas 1957 ”Ketika para siswa bekerja bersama-sama untuk meraih
sebuah tujuan kelompok, membuat mereka mengekspresikan norma-norma yang baik dalam melakukan apapun
yang diperlukan untuk keberhasilan kelompok”Slavin:2008:35.
Pada pembelajaran kooperatif diajarkan ketrampilan-ketrampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti
menjadi pendengar yang baik. Siswa diberi lembar kegiatan yang berisi
commit to user
liii pertanyaan yang sudah direncanakan untuk diajarkan. Selama belajar kerja
kelompok, tugas setiap anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan dalam memahami materi pelajaran.
Pembelajaran kooperatif juga mempunyai kekurangan jika model ini tidak dikelola dengan baik, yaitu dominasi kelompok oleh siswa yang pandai dan
tidak mempunyai kepedulian terhadap siswa yang kurag pandai. Masalah ini disebut sebagai “difusi tanggung jawab”Slavin:2008:41. Difusi tanggung jawab
ini dapat ditekan dengan cara: setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas unit yang berbeda dalam tugas kelompok dan membuat setiap anggota kelompok
mempunyai tanggung jawab secara individu atas pembelajaran mereka. Dengan kedua cara ini pembelajaran kooperatif dapat dijalankan dengan baik dan akan
menghasilkan hasil yang maksimal.
2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif