commit to user
liii pertanyaan yang sudah direncanakan untuk diajarkan. Selama belajar kerja
kelompok, tugas setiap anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan dalam memahami materi pelajaran.
Pembelajaran kooperatif juga mempunyai kekurangan jika model ini tidak dikelola dengan baik, yaitu dominasi kelompok oleh siswa yang pandai dan
tidak mempunyai kepedulian terhadap siswa yang kurag pandai. Masalah ini disebut sebagai “difusi tanggung jawab”Slavin:2008:41. Difusi tanggung jawab
ini dapat ditekan dengan cara: setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas unit yang berbeda dalam tugas kelompok dan membuat setiap anggota kelompok
mempunyai tanggung jawab secara individu atas pembelajaran mereka. Dengan kedua cara ini pembelajaran kooperatif dapat dijalankan dengan baik dan akan
menghasilkan hasil yang maksimal.
2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah: setiap anggota kelompok mempunyai peran yang penting, terjadi interaksi langsung di antara siswa, setiap
anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman dalam kelompoknya, guru membantu mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
interpersonal kelompok dan guru berinteraksi dengan kelompok belajar siswa bila diperlukan saja.
Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif adalah: penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu dan kesempatan
yang sama untuk mencapai keberhasilan. Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok
commit to user
liv diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas criteria yang telah ditentukan.
Keberhasilan kelompok juga ditentukan oleh penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antarpersonal yang saling
mendukung, saling membantu dan saling peduli. Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari setiap anggota kelompok.
Pertanggungjawaban individu menitikberatkan pada aktivitas setiap anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban dari
setiap anggota kelompok juga dijadikan modal untuk menghadapi tes dan tugas- tugas lainnyasecara mandiri tanpa bantuan teman dalam kelompoknya.
Pembelajaran kooperatif menggunakan metode scoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang
terdahulu. Dengan menggunakan metode scoring ini setiapsiswa baik yang berprestasi rendah, sedang atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk
berhasil dan melakukan yang terbaik untuk kelompoknya. Roger dan David Johson dalam Agus Suprijono 2009:58, menyatakan:
Lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan adalah: Positif interdepence saling ketergantungan positif, Personal
responsibility tanggung jawab perseorangan, Face to face promotive interaction interaksi promotif, Interpersonal skill komunikasi
antaranggota dan Group processing pemrosesan kelompok.
Unsur pertama adalah saling ketergantungan positif. Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban
kelompok, yaitu mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok dan menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang
ditugaskan tersebut. Beberapa cara membangun saling ketergantungan positif
commit to user
lv adalah menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya terintegrasi dalam
kelompok, mengusahakan agar setiap anggoata kelompok mendapatkan penghargaan yang sama jika kelompok mereka berhasil mencapai tujuan,
mengatur sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik dalam kelompok mendapat sebagian dari keseluruhan tugas kelompok. Artinya mereka belum dapat
menyelesaiakan tugas sebelum mereka menyatukan tugas mereka menjadi satu. Setiap peserta didik ditugasi dengan tugas peran yang saling mendukung dan
saling berhubungan, saling melengkapi, dan saling terikat dengan peserta didik lain dalam kelompok.
Unsur kedua adalah tanggung jawab individual. Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tanggung
jawab individu adalah kunci untuk menjaminsemua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajr bersama. Artinya setelah mengikuti kelompok belajar bersama,
anggota kelompok harus dapat menyelesaiakan tugas yang sama. Beberapa cara menumbuhkan tanggung jawab individu adalah kelompok belajar jangan terlalu
besar, melakukan assemen terhadap setiap siswa, memberi tugas kepada siswa, yang dipilih secara random untuk mempresentasikan hasil kelompoknya kepada
guru maupun kepada seluruh peserta didik, mengamati setiap kelompok dan mencatat frukuensi individu dalam membantu kelompok , menugasi seorang
peserta didik untuk berperan sebagai pemeriksa dikelompoknya dan menugasi peserta didik mengajari temannya.
Unsur ketiga adalah interaksi promotif. Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri-ciri interaksi promotif adalah:
commit to user
lvi a.Saling membantu secara efektif dan efisien b. Saling member informasi
dan sarana yang diperlukan c. Memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien d. Saling mengingatkan e. Saling membantu dalam
merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi f. Saling percaya
g. Saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.
Agus Suprijono, 2009:60
Unsur keempat adalah ketrampilan sosial. Untuk mengkoordinasikan kegiatan peserta dalam pencapaian tujuan peserta didik harus saling mengenal dan
mempercayai, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius, saling menerima dan saling mendukung serta mampu menyelesaikan secara konstruktif.
Unsur kelima adalah pemrosesan kelompok. Pemrosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasikan dari urutan
atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Siapa di antara anggota kelompok yang saling membantu dan siapa yang tidak membantu.
Tujuan pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan
kelompok. Ada dua pemrosesan yaitu kelompok kecil dan kelas secara keseluruhan.
3 . Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang merupakan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu diorientasikan
pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu: “hasil belajar akademik, penerimaan
terhadap keagaman dan pengembangan ketrampilan sosial” Ibrahim dkk, 2007 dalam Trianto:2007:44.
commit to user
lvii Penjelasan dari tiga jenis tujuan tersebut di atas adalah sebagai berikut:
hasil belajar akademik. Dalam pembelajarn kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial juga memperbaiki prestasi belajar siswa. Beberapa ahli
berpendapat bahwa ini unggul dalam memahami konsep-konsep yang sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa struktur model penghargaan
kooperatif telah dapat meningkatkan niali siswa pada pembelajaran akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Disamping mengubah
norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat member keuntungan baik pada siswa kelompok bawah, menengah atau atas yang
bekerja bersama-sama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Penerimaan terhadap keragaman atau perbedaan individu. Tujuan kedua
pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial dan kemampuan. Pembelajaran
kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi yang berbeda untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik
dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
Pengembangan ketrampilan sosial. Tujuan pembelajaran kooperatif yang ketiga adalah mengajarkan kepada siswa ketrampilan untuk bekerja sama dengan
teman-teman dalam kelompoknya dan saling berkolaborasi. Ketrampilan- ketrampilan sosial penting dimiliki oleh siswa karena pada saat ini banyak
terdapat anak muda yang masih kurang ketrampilan sosialnya.
commit to user
lviii Pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa
atau peserta didik juga harus mempelajari ketrampilan khusus yang disebut ketrampilan kooperatif. Ketrampilan kooperatif berfungsi untuk melancarkan
hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membangun tugas anggota kelompok selama kegiatan tersebut berlangsung.
Ketrampilan kooperatif tingkat awal meluputi menggunakan kesepakatan. menghargai kontribusi, mengambil giliran dalam berbagi tugas, berada dalam
kelompok, berada dalam tugas,mendorong partisipasi dan menghormati perbedaan individu. Ketrampilan tingkat menengah meliputi menunjukkan penghargaan dan
simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima oleh orang lain, mendengarkan dengan seksama dan arif, bertanya, membuat
ringkasan, menafsirkan, mengorganisir dan mengurangi ketegangan. Ketrampilan tingkat mahir meliputi mengolaborasi, memeriksa dengan cermat, menanyakan
kebenaran, menetapkan tujuan dan berkompromi.
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams - Achievement Division