Uji Asumsi Klasik HASIL DAN PEMBAHASAN

87 5 4 4 5 5 3 5 5 4 40 88 4 4 4 4 4 4 5 5 4 38 89 4 4 4 3 4 3 4 3 4 33 90 4 4 3 3 3 3 3 3 5 31 91 4 4 4 5 4 4 5 4 3 37 92 5 4 5 4 4 3 4 4 4 37 93 5 3 4 4 3 3 4 4 4 34 94 4 4 4 4 4 3 4 4 5 36 95 5 5 5 5 5 4 5 5 5 44 96 5 5 5 5 5 4 5 5 5 44 97 4 3 3 4 3 3 4 4 4 32 98 4 4 4 4 5 3 4 5 5 38 99 4 3 4 3 4 4 4 4 4 34 100 5 5 4 5 4 4 5 4 5 41 Sumber : Hasil data primer, 2014

4.9 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan melalui perhitungan regresi dengan SPSS 16.0 yang dideteksi melalui 2 pendekatan grafik yaitu analisa grafik histogram dan analisa grafik normal p-plot yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Berikut ini penjelasan dari grafik-grafik tersebut : 1 Grafik Histogram Berikut ini dapat bahwa data berdistribusi normal, hal tersebut dapat dilihat dari grafik histogram yang berbentuk lonceng, grafik tersebut tidak miring kesamping kiri maupun kanan seperti yang terlihat pada Gambar 4.11 berikut : Universitas Sumatera Utara Sumber : hasil penelitian, 2014 data diolah Gambar 4.11 : Uji Normalitas 2 Grafik Normal p-plot Berikut ini dapat dilihat data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal seperti terlihat pada Gambar 4.12 berikut: Sumber : hasil penelitian, 2014 data diolah Gambar 4.12 : Uji Normalitas Uji kenormalan menggunakan uji kolmogorov smirnov karena skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert dan data yang digunakan merupakan data ordinal. Pada output SPSS dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov diketahui bahwa nilai asymp sig 2-tailed adalah Universitas Sumatera Utara bentuk produk 0.348, rasa produk 0.285, penyajian produk 0.104 dan word of mouth 0.209 yaitu lebih besar dari alpha 0.05 maka dapat dikatakan bahwa nilai residual terstandarisasi dan data memenuhi asumsi normalitas. Hasil Uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran 4. 2. Uji Multikolinearitas Deteksi multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 5 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0.1. Nilai VIF digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas. Jika nilai VIF lebih besar dari 5, maka variabel bebas tersebut memiliki hubungan linear dengan variabel bebas yang lain di dalam model multikolinear. Bentuk produk X 1 , rasa produk X 2 , dan penyajian produk X 3 masing-masing memiliki nilai 1.493 1.389 dan 1.486. Semua nilai variabel bebas tersebut berada di bawah 5. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas bentuk produk X 1 , rasa produk X 2 , dan penyajian produk X 3 tersebut tidak multikolinear atau tidak memiliki hubungan linear satu sama lain. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Lampiran 4. 3. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas dilakukan melalui perhitungan regresi dengan SPSS yang dideteksi melalui analisa grafik plot bahwa dapat dilihat data tidak terdapat pola yang jelas, serta titik- titik menyebar dibawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y seperti terlihat pada Gambar 4.13 berikut: Universitas Sumatera Utara Sumber : hasil penelitian, 2014 data diolah Gambar 4.13 : Uji Heterokedastisitas Pada diagram pencar diatas menunjukkan pada model regresi linear berganda tidak terdapat heteroskedastisitas. Gambar diatas memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola yang teratur, serta tersebar disegala arah, baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. dengan demikian maka “tidak terjadi heterokedastisitas”. Hasil uji dapat di lihat pada lampiran 4.

4.5 Uji Regresi Linear Berganda

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Sabun Sunlight Cair Pada Konsumen Rumah Tangga Di Kelurahan Helvetia Tengah Medan

26 311 107

Analisis Keunikan Produk Yang Mempengaruhi Terciptanya Word of Mouth Pada Produk Es krim Magnum Classic (Studi Kasus Pada Mahasiswa FISIP USU)

1 45 84

Analisis Karakteristik Yang Mempengaruhi Terciptanya Word Of Mouth Pada Usaha Es Dawet Cah Mbanjar Medan (Studi Kasus Pada Mahasiswa FISIP USU)

1 57 88

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Diferensiasi Produk, Word Of Mouth, dan Citra Merek Terhadap Proses Keputusan Pembelian Smartphone Merek Xiaomi Di Wilayah Tangerang Selatan

4 43 170

Analisis Pengaruh Inovasi Produk, Persepsi Harga, Lokasi dan Word Of Mouth Terhadap Proses Keputusan Pembelian Venus Bakery (Studi Kasus Pada Konsumen Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur)

0 17 203

PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN RUMAH BURGER MEDAN.

0 5 23

PENGARUH CITRA MEREK DAN NILAI EMOSIONAL TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN RUMAH BURGER MEDAN.

0 2 29

Pengaruh Keunikan Produk Terhadap Terciptanya Word of Mouth pada Produk Burger (Studi pada Usaha “Rumah Burger” Jln. Medan Area Selatan – Medan)

0 0 18

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Produk - Pengaruh Keunikan Produk Terhadap Terciptanya Word of Mouth pada Produk Burger (Studi pada Usaha “Rumah Burger” Jln. Medan Area Selatan – Medan)

0 1 30

Pengaruh Keunikan Produk Terhadap Terciptanya Word of Mouth pada Produk Burger (Studi pada Usaha “Rumah Burger” Jln. Medan Area Selatan – Medan)

1 0 14