Akibat lain adalah penyimpangan terhadap iklim, ketika musim hujan air hujan akan lebih banyak atau bisa kurang, sebaliknya musim kemarau harusnya kurang hujan, justru
hujan masih banyak. Juga awal, berakhirnya, serta periode musim hujankemarau sering menyimpang dari kebiasaannya. Perubahan temperatur sekecil apapun dalam waktu yang
lama dapat mengubah iklim. Secara global panas akan naik dan hujan lebih banyak turun karena terjadi lebih banyak penguapan. Namun di setiap daerah akan mengalami pengaruh
yang berbeda akibat perubahan iklim tersebut yang tentunya akan memberikan akibat yang berbeda pula.
1. Apakah Pemanasan Global Itu?
Pemanasan global adalah adanya proses
peningkatan suhu
rata-rata atmosfer
, laut
, dan daratan bumi
. Pemanasan Global akan diikuti dengan perubahan iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa
belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim
kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu. Pemanasan global dan perubahan iklim terjadi akibat aktivitas manusia, terutama yang
berhubungan dengan penggunaan bahan bakar minyak bumi dan batu bara serta kegiatan lain yang berhubungan dengan
hutan, pertanian dan peternakan.
Aktivitas manusia di kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan perubahan
komposisi alami atmosfer, yaitu peningkatan jumlah Gas Rumah Kaca. Efek Rumah Kaca menyebabkan terjadinya
akumulasi panas atau energi di atmosfer bumi. Dengan adanya akumulasi yang berlebihan tersebut, iklim melakukan penyesuaian. Penyesuaian yang
dimaksud salah satunya peningkatan temperatur bumi, kemudian disebut pemanasan global dan berubahnya iklim regional, pola curah hujan, penguapan, pembentukan awan atau
perubahan iklim.
Indonesia yang terletak di garis equator, merupakan negara yang akan merasakan dampak perubahan iklim. Dampak
tersebut telah dirasakan yaitu pada 1998 menjadi tahun dengan suhu udara terpanas dan semakin meningkat pada tahun-tahun
berikutnya.
Diperkirakan pada 2070 sekitar 800 ribu rumah yang berada di pesisir harus dipindahkan dan sebanyak 2.000 dari
18.000 pulau di Indonesia akan tenggelam akibat naiknya air laut. Perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global telah menjadi isu besar dunia.
Mencairnya es kutub utara dan kutub selatan yang akan menyebabkan kepunahan habitat di sana merupakan bukti dari pemanasan global. Pemanasan global disebabkan kegiatan manusia
yang mengasilkan emisi gas rumah kaca dari industri, kendaraan bermotor, pembangkit listrik bahkan menggunaan listrik berlebihan.
2. Fenomena Alam yang Mengindikasikan Adanya Pemanasan Global
Akibat pemanasan global, terjadi fenomena-fenomena alam di bumi yang mengancam kehidupan di bumi. Diantaranya yang terparah adalah :
a. Peningkatan suhu muka bumi
22
b. Naiknya permukaan laut lebih cepat
c. Gelombang udara panas dan kekeringan yang
mengakibatkan berkurangnya sumber-sumber air
d. Pergeseran iklim
e. Bencana-bencana alam seperti banjir dan erosi
f. Meningkatnya potensi terjangkitnya penyakit
yang diakibatkan oleh panas dan menyebarnya penyakit menular yang disebabkan oleh serangga dan
tikus di daerah-daerah yang sebelumnya tidak terdapat penyakit tersebut
g. Punahnya berbagai hewan dan tumbuhan yang tidak mampu bertahan akibat
perubahan iklim h.
Perubahan siklus cuaca yang mempengaruhi sektor ekonomi dengan berubahnya jadwal bercocok tanam terutama di negara-negara berkembang karena
belum tersedianya sarana pengairan yang baik. Akibat pemanasan global, permukaan laut Indonesia naik 0,8 cm per tahun dan
berdampak pada tenggelamnya pulau-pulau nusantara hampir satu meter dalam 15 tahun ke depan. Dampak lain dari pemanasan global adalah terjadinya pergeseran iklim dari yang
seharusnya Juni 2006 sudah musim kemarau, Kalimantan dan Sumatra malah masih mengalami banjir besar dan bulan September yang seharusnya sudah dimulai musim hujan
bergeser mulai November. Data dampak pemanasan global lainnya misalnya mencairnya glasier di pegunungan Himalaya, meningkatnya frekuensi badai di Kepulauan Pasifik Selatan,
pemutihan karang secara massal dan berdampak pada kematian di Great Barrier Reef Australia, berkurangnya persediaan air bersih di sungai Mekong dan lain-lain.
Indikasi pemanasan global lain yang begitu jelas dirasakan misalnya kenaikan suhu yang ekstrem beberapa waktu belakangan ini misalnya suhu di Kalimantan yang biasanya
sekitar 35 derajat Celcius naik menjadi 39 derajat Celcius. Di Sumatra, yang biasanya berkisar pada 33-34 derajat naik menjadi 37 derajat, dan di Jakarta yang biasanya 32-34 naik menjadi
36 derajat Celcius. 3. Di manakah Posisi Indonesia dalam Fenomena Alam ?
Akibat tingginya tingkat kebakaran hutan yang terjadi setiap tahun pada puluhan juta hektare areal hutan di Kalimantan, Indonesia menempati urutan keempat penyumbang
pemanasan global saat ini. Kalau kebakaran hutan di Indonesia juga dimasukkan, maka negara kita urutan keempat di dunia memberikan kontribusi pemanasan global. Namun jika
dilihat dari tingkat konsentrasi emisi gas rumah kaca, maupun transportasi, Indonesia masih pada urutan ke-13.
Hutan Indonesia yang sebagian besar berada di Kalimantan yang telah rusak akibat kebakaran, pada tahun 2005 tercatat seluas 28,8 juta hektare. Berkaitan
dengan hal tersebut, negara-negara di dunia yang memiliki kepedulian terhadap perubahan iklim dan pemanasan global tersebut, telah
berupaya membentuk organisasi dunia yang fokus pada upaya penyelamatan bumi dari pemanasan global melalui United Nations
Framework Convention on Climate Change UNFCCC pada tahun 1992 di Rio de Jeneiro. Selanjutnya pada tahun 1997 mengadakan
pertemuan tahunan Conference of Parties COP di Kyoto, Jepang dan melahirkan kesepakatan 189 negara yang dikenal dengan
istilah `Kyoto Protocol to the UNFCCC yang mewajibkan negara maju menurunkan 5,2 gas rumah kaca untuk periode 2008-2012. Jika dilihat dari segi konsentrasi emisi gas rumah kaca,
kewajiban menurunkan emisinya tertinggi adalah Amerika sebanyak 30, menyusul Uni Eropa berkewajiban menurunkan emisinya 24,2, Rusia 17,4, Jepang 8,5, Kanada 3,3
dan Australia 2,1.
23
4. Apa yang harus dilakukan?