Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 terhadap Wawasan Lingkungan Hidup

ANALISIS KEBIJAKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP

A. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 terhadap Wawasan Lingkungan Hidup

Pengembangan kompetensi kurikulum berwawasan lingkungan hidup meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Pengembangan kurikulum berwawasan lingkungan hidup perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal, penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum berwawasan lingkungan hidup, pendalaman dan perluasan materi. 1. Tantangan Internal Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. SDM usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun, apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan. 2. Tantangan Eksternal Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka. Untuk mengaitkan sesi sebelumnya ke sesi selanjutnya dapat dilakukan aktifitas berikut. Bandingkan kompetensi kurikulum berwawasan lingkungan hidup terkait KI dan KD pada tabel berikut : 11 “Pendekatan saintifik melalui mengamati,menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan mengomunikasikan dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna”. Hand Out 1 LK 1.1. Modul No. Kurikulum 2006 yang Berwawasan Lingkungan Hidup Kurikulum 2013 yang Berwawasan Lingkungan Hidup MANAJEMEN IMPLEMENTASI LINGKUNGAN HIDUP PROGRAM CITARUM BESTARI DI SATUAN PENDIDIKAN Pendahuluan Kompetensi manajerial merupakan kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah dalam mewujudkan setiap program sekolah. Termasuk di dalamnya dalam mengelola kegiatan kurikulum yang berwawasan lingkungan hidup. Lebih jauh terukur dalam implementasinya. Ruang lingkup kurikulum yang berwawasan lingkungan hidup lebih ditekankan kepada Program Citarum Bestari. Adapun langkah-langkah manajerial untuk implementasi kurikulum lingkungan hidup meliputi kegiatan p rencanaan, pelaksanaan, ê evaluasi dan pengawasan. Kompetensi yang dicapai 1. Memahami konsep manajemen implementasi lingkungan hidup Program Citarum Bestari di satuan pendidikan 2. Menyusun rancangan perencanaan Implementasi Program Citarum Bestari dalam program sekolah 3. Memahami strategi dalam Implementasi Program Citarum Bestari secara efektif dan efisien Tujuan Secara khusus setelah mengikuti sesi ini peserta diharapkan mampu : 1. Memahami konsep manajemen implementasi lingkungan hidup Program Citarum Bestari di satuan pendidikan 2. Menyusun rancangan perencanaan Implementasi Program Citarum Bestari dalam program sekolah 3. Memahami straegi dalam Implementasi Program Citarum Bestari secara efektif dan efesien Pertanyaan Kunci No Pertanyaan Jawaban 1. Mengapa perlu memahami konsep manajemen implementasi lingkungan hidup Program Citarum Bestari di satuan pendidikan? 2 Bagaimana menyusun rancangan perencanaan Implementasi Program 12 No Pertanyaan Jawaban Citarum Bestari dalam program sekolah? 3 Bagaimana menyusun strategi dalam Implementasi Program Citarum Bestari secara efektif dan efesien Alat dan Bahan • FlipchartKertas Plano • Spidol • Projektor • Ice Breaker • Soft Copy Kebijakan • Hand out 2.1. Waktu Sesi ini berlangsung selama 90 menit. Fasilitator dapat mengikuti urutan waktu yang ditetapkan secara fleksibel. Ringkasan Sesi I Introduction C Connection A Aplication R Reflection E Extension 5 menit 20 menit 45 menit 10 menit 10 menit Pada awal sesi ini fasilitator dapat mengawali dengan ice breaker. Menjelasan latar belakang, tujuan, dan hasil belajar, serta pertanyaan kunci Fasilitator melakukan brainstorming tentang kompetensi terkait manajemen program lingkungan hidup yang didasarkan pada Program Citarum Bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan handout 2.1 dan dilanjutkan dengan presentasi masing-masing kelompok Menanyakan kepada peserta mengenai ketercapaian tujuan sesi ini. Memberikan kesempatan kepada peserta yang ingin menyampaikan pertanyaan atau tanggapan. Fasilitator memberikan tugas mandiri kepada peserta 13 Catatan Fasilitator Sesi ini merupakan sesi pengantar untuk modul ini. Maka sepanjang sesi ini Fasilitator perlu untuk memastikan bahwa peserta memahami manajemen implementasi lingkungan hidup Program Citarum Bestari di satuan pendidikan . Lakukan aktivitas seperti brainstorming untuk memaksimalkan pemahaman mereka. Bestari. Rincian Langkah – langkah Kegiatan Introduction 5 menit 1. Pada awal sesi satu ini fasilitator melakukan ice breaker. 2. Fasilitator menyampaikan tujuan, hasil belajar dan pertanyaan kunci. Menjelaskan tentang indikator keberhasilan jika peserta telah mampu menjawab pertanyaan kunci. 3. Menyampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini. Connection 20 menit Fasilitator melakukan brainstorming tentang bagaimana menyusun program sekolah yang memuat implementasi Program Citarum Bestari pada satuan pendidikan. Application 45 menit 1. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 kelompok 2. Mintalah kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan hand out 2.1 3. Minta kepada para peserta untuk menuliskan hasil diskusi kelompok pada kertas plano atau flipchart. 4. Setiap kelompok menempelkan kertas plano tersebut pada dinding tempat yang disediakan. 5. Minta kepada setiap wakil kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok lain kurang lebih 5 menit. 6. Beri kesempatan kepada kelompok lain menanggapi. 7. Fasilitator memberikan umpan balik dan penegasan tentang: Regulasi terkait implementasi kurikulum berwawasan lingkungan hidup. Reflection 10 menit Menanyakan kepada peserta mengenai ketercapaian tujuan sesi ini. Memberikan kesempatan kepada peserta yang ingin menyampaikan pertanyaan Extension 5 menit Di luar sesi, peserta diminta mempelajari kembali semua materi yang ada di hand out. PESAN KUNCI Pada dasarnya Program Citarum Bestari merupakan program yang harus diimplementasikan terhadap kegiatan berwawasan lingkungan hidup di satuan pendidikan. 14 Ice Breaker ini bertujuan untuk mendapatkan motivasi diri. Ice breaker dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut : 1. Peserta diberikan kertas kosong yang masing-masing kertas berisi huruf-huruf yang terdiri atas suku kata CITARUM. Contoh kertas bertuliskan huruf C. 2. Peserta berkelompok berdasarkan huruf yang dimilikinya. 3. Setelah berkelompok, peserta dalam kelompok menuliskan kondisi Sungai Citarum dengan sebuah kalimat yang berawalan huruf tersebut. Contoh jika mendapat huruf C, menuliskan kalimatnya, “Cerita sebuah sungai besar di Jawa Barat” 4. Fasilitator memberikan penghargaan kepada peserta yang mampu merangkai dalam kalimat-kalimat yang sempurna. MANAJEMEN IMPLEMENTASI LINGKUNGAN HIDUP PROGRAM CITARUM BESTARI DI SATUAN PENDIDIKAN A. Perencanaan Implementasi Program Lingkungan Hidup Program Citarum Bestari Tataran implementasi Program Citarum Bestari diawali dengan sebuah perencanaan program melalui analisis konteks payung hukum kurikulum yang diberlakukan dan program pemerintah yang dicanangkan sehingga tertuang dalam perencanaan sekolah Dokumen 1 KTSP dan RKAS yang memuat pengembangan program sekolah dan alokasi anggaran untuk pengembangan program 8 SNP yang mengintegrasikan Program Citarum Bestari. Dalam kegiatan perencanaan ini satuan Pendidikan harus melakukan revisi dokumen 1 KTSP dan perubahan alokasi anggaran RKAS di awal tahun pelajaran. B. Pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup Program Citarum Bestari Implementasi Program Citarum Bestari dikembangkan d ri : a 1. Dokumen 1 KTSP Inovasi pembelajaran yang mengintegrasikan materi tentang masalah dan penanggulangan sampah, limbah domestik, ir, dan perilaku hidup bersih dan Sehat a PHBS. Kegiatan ini meliputi antara lain : a Ânalisis SK KD mulok PLH yang diintegrasikan dalam tema-tema pembelajaran di sekolah. b Mengembangan Kurikulum mulok PLH Pergub 25 Tahun 2007 ke dalam indikator pencapaian kompetensi yang bermuara pada tema-tema yang dipetakan sesuai dengan tingkatan kelas. c Pemilihan model-model pembelajaran yang efektif dengan mengintegrasikan materi Citarum Bestari pada PLH ke dalam pembelajaran tematik d Menentukan jenis dan rubrik penilaian proseshasil pembelajaran yang menekankan pada aspek sikap dan keterampilan. 2. Dokumen RKAS. Penyususnan RKAS mengalokasikan anggaranbiaya untuk kegiatan pembiasaan budaya sekolah dalam mengembangkan Program Citarun Bestari masalah dan penanggulangan sampah, limbah domestik, ir, dan perilaku hidup bersih dan sehat a 15 Hand Out 2 PHBS yang dituangan dalam bentuk kegiatan dan alokasi anggaran minimal pada 8 SNP jika sekolah tersebut mengembangan program unggulan tertentu. C. Pengawasan Implementasi Program Lingkungan Hidup Program Citarum Bestari Kegiatan pengawasan dimaksudkan untuk penjaminan keberlangsungan program. Pengawasan dapat dilakukan oleh penanggung jawab program kegiatan di sekolah tersebut, pengawas sekolah yang ikut serta membina pengembangan program ataupun oleh instansi yang terkait secara terprogram dan berkelanjutan. D. Penilaian Implementasi Program Lingkungan Hidup Program Citarum Bestari Produk penilaian minimal meliputi aspek 3P penampilan, pelayanan, dan prestasi sebagai outputnya. Kegiatan ini dapat dílakukan : 1. Di setiap akhir tahun oleh kepala sekolah sebagai penilaian kêtercapaian program. 2. Melalui event lomba-lomba yang berkaitan dengan program pengembangan lingkungan hidup Program Citarum Bestari. 16 Modul 3 MASALAH LINGKUNGAN DAN KEHIDUPAN Pendahuluan Kehidupan yang dijalani manusia sangat bersinggungan dengan lingkungan hidup di sekitarnya. Hubungan keduanya menyebabkan adanya sebuah interaksi. Interaksi yang dibangun sudah sepantasnya harus saling menguntungkan. Manusia dapat hidup dengan baik jika lingkungan yang ditempatinya pula baik. Keterkaitan keduanya menjadikan pengaruh terhadap aspek sebab dan akibatnya. Karena itu, masalah lingkungan hidup yang menjadi fenomena kehidupan saat ini tidak terlepas dari unsur yang dibangun oleh manusia sebagai faktor penentu utamanya. Masalah lingkungan hidup yang terjadi saat ini, harus direspon bahkan diupayakan solusinya oleh manusia itu sendiri. Kompetensi yang dicapai 1. Mengidentifikasi masalah lingkungan hidup yang menjadi fenomena kehidupan 2. Menjelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan tersebut Tujuan Secara khusus setelah mengikuti sesi ini peserta diharapkan mampu : Mengidentifikasi masalah lingkungan hidup yang menjadi fenomena kehidupan dan mengupayakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasinya. Pertanyaan Kunci No Pertanyaan Jawaban 1. Apa yang menjadi masalah lingukungan hidup dan menjadi fenomena kehidupan manusia saat ini? 2 Apa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan hidup saat ini? Alat dan Bahan • FlipchartKertas Plano 17 Catatan Fasilitator Sesi ini merupakan sesi pengantar untuk modul ini. Maka sepanjang sesi ini Fasilitator perlu untuk memastikan bahwa peserta memahami masalah lingkungan hidup yang menjadi fenomena kehidupan. Lakukan aktivitas seperti brainstorming untuk memaksimalkan pemahaman mereka. • Spidol • Projektor • Ice Breaker • Soft Copy Kebijakan • Hand out 3.1. Waktu Sesi ini berlangsung selama 90 menit. Fasilitator dapat mengikuti urutan waktu yang ditetapkan secara fleksibel. Ringkasan Sesi I Introduction C Connection A Aplication R Reflection E Extension 5 menit 20 menit 45 menit 10 menit 10 menit Pada awal sesi ini fasilitator dapat mengawali dengan ice breaker. Menjelasan latar belakang, tujuan, dan hasil belajar, serta pertanyaan kunci Fasilitator melakukan brainstorming tentang kompetensi terkait masalah lingkungan hidup yang menjadi fenomena kehidupan saat ini. Bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan handout 3.1 dan dilanjutkan dengan presentasi masing-masing kelompok Menanyakan kepada peserta mengenai ketercapaian tujuan sesi ini. Memberikan kesempatan kepada peserta yang ingin menyampaikan pertanyaan atau tanggapan. Fasilitator memberikan tugas mandiri kepada peserta Rincian Langkah – langkah Kegiatan Introduction 5 menit 1. Pada awal sesi satu ini fasilitator melakukan ice breaker. 2. Fasilitator menyampaikan tujuan, hasil belajar dan pertanyaan kunci. Menjelaskan tentang indikator keberhasilan jika peserta telah mampu menjawab pertanyaan kunci. 3. Menyampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini. Connection 20 menit Fasilitator melakukan brainstorming tentang regulasi terkait masalah lingkungan hidup yang menjadi fenomena kehidupan saat ini. Application 45 menit 1. Fasilitator membagi peserta menjadi kelompok berdasarkan jumlah materi pada hand out. 2. Mintalah kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan hand out 3.1 18 3. Minta kepada para peserta untuk menuliskan hasil diskusi kelompok pada kertas plano atau flipchart. 4. Setiap kelompok menempelkan kertas plano tersebut pada dinding tempat yang disediakan. 5. Minta kepada setiap wakil kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok lain kurang lebih 5 menit. 6. Beri kesempatan kepada kelompok lain menanggapi. 7. Fasilitator memberikan umpan balik dan penegasan tentang: Regulasi terkait implementasi kurikulum berwawasan lingkungan hidup. Reflection 10 menit Menanyakan kepada peserta mengenai ketercapaian tujuan sesi ini. Memberikan kesempatan kepada peserta yang ingin menyampaikan pertanyaan Extension 5 menit Di luar sesi, peserta diminta mempelajari kembali semua materi yang ada di handout. PESAN KUNCI Pada dasarnya masalah lingkungan hidup yang menjadi fenomena kehidupan saat ini banyak terkontribusi oleh ulah manusia. Ketergantungan pada manusia itu pula untuk mengupayakan langkah-langkah pemecahannya. Ice Breaker ini bertujuan untuk mendapatkan motivasi. Misalnya game dengan langkah-langkah berikut : 1. Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok. 2. Pada setiap kelompok dibagikan kertas bagan masalah dan solusi. 3. Setiap kelompok diberikan tema tentang masalah lingkungan yang menjadi fenomena saat ini. Sebagai contoh, satu kelompok diberi tema “AIR” 4. Peserta dengan kelompoknya menuliskan permasalahan dan upaya yang dapat dilakukan untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. waktu dibatasi. 5. Setiap kelompok menempelkan hasil tulisannya pada media yang disediakan. 19 Permasalahan Dampak Tema A I R Upaya yang dapat dilakukan Gambar Tema 6. Fasilitator mengumumkan kelompok yang memiliki ketepatan dalam menuangkan gagasan dalam tulisan yang dibuat. MASALAH LINGKUNGAN DAN KEHIDUPAN A. PENGANTAR MODUL TINJAUAN TENTANG MASALAH LINGKUNGAN HIDUP Ruang tempat manusia hidup sangat bersinggungan dengan lingkungan hidup. Interaksi yang terjadi antara keduanya selalu terus berlangsung sesuai kodratnya. Keterkaitan keduanya menjadikan pengaruh terhadap aspek sebab dan akibatnya. Sebagai contoh kegiatan manusia mempengaruhi lingkungan hidup, mulai dari kegiatan metabolisme manusia bernafas serta buang air besar dan kecil, sampai pada kegiatan dengan menggunakan teknologi modern, pengoperasian pabrik dan mengendarai mobil. Sebaliknya perubahan pada lingkungan hidup, baik karena proses alamiah, seperti letusan gunung berapi dan perubahan iklim dalam siklus alamiah, maupun karena perilaku manusia, seperti pembakaran bahan bakar minyak, juga akan mempengaruhi manusia. Keberadaan lingkungan hidup berlangsung secara dinamis, bukan statis. Lingkungan hidup terus-menerus mengalami perubahan. Begitu juga kondisi makhluk hidup dengan terus- menerus mengadaptasikan diri pada perubahan lingkungan hidup itu sendiri. Sifat dinamis lingkungan hidup mencakup pula perubahan kecil-kecil yang terjadi terus-menerus dalam jangka waktu panjang dan menghasilkan efek kumulatif yang besar. Perubahan kecil demikian tidak terekam dalam pengalaman, karena efeknya yang kecil. Orang baru merasakannya pada waktu efek kumulatifnya cukup besar untuk dirasakan. Lihatlah pada proses peladang berpindah. Karena jumlah penduduk bertambah, jangka waktu antara membiarkan hutan beristirahat dan tumbuh kembali dengan pembukaan hutan makin pendek. Hutan tidak lagi mempunyai cukup waktu untuk beristirahat dan tumbuh kembali. Terjadilah kerusakan hutan yang makin lama makin parah. Tidak mudah untuk mencari jalan keluar dari masalah lingkungan hidup. Kelakuan manusia harus diubah dengan membangun kesadarannya. Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan pada lingkungan hidup yang mempunyai dampak negatif pada manusia. Kerusakan bukanlah konsep absolut, melainkan sebuah konsep relatif. Sebuah perubahan dapat menguntungkan orang tertentu dan merugikan orang lain. Misalnya, membuat sebuah bendungan, mengubah sebuah bentang alam dari lahan pertanian, hunian, prasarana jalan, sungai dan semak-belukar menjadi sebuah danau. Perubahan itu merugikan penduduk setempat, karena mereka kehilangan tempat tinggalnya, sawah dan prasarana jalan, sementara mereka tidak dapat keuntungan apa-apa, seperti listrik dan air irigasi. Mereka menyebutnya kerusakan. Karena itu pembangunan bendungan selalu ditentang oleh penduduk setempat. Sebaliknya penduduk di hilir mendapat keuntungan, karena air irigasinya lebih terjamin dan terlindung dari banjir. Penduduk kota dan para industriawan juga mendapat keuntungan pasokan listrik yang lebih besar dan lebih terpercaya. Bagi mereka perubahan lingkungan hidup karena pembangunan bendungan bukanlah kerusakan. Karena itu, salah satu jalan keluar untuk membangun kesadaran adalah dengan lebih menekankan pendidikan lingkungan hidup melalui proses pendidikan. Lebih utama dengan menggunakan pendekatan fenomena kehidupan sehari-hari. Pendidikan lingkungan hidup 20 Hand Out 3 menjadi sangat penting karena pendidikan lingkungan mempunyai dampak positif bagi pembangunan karakter dan mental Ladalam mengenal dan bersahabat dengan alam sekitarnya termasuk di dalamnya manusia, air, udara, tanaman, binatang, dan sampah. Dalam pembangunan karakter ini memang memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, perlu adanya konsistensi para pembuat kebijakan dan pelaksana di bawahnya untuk menjadikan budaya cinta lingkungan menjadi karakter sebuah bangsa. Konsep lingkungan hidup atau green education hendaknya dimaknai bukan hanya sebagai wacana kurikulum yang pada akhirnya akan terjebak menjadi konsep hapalan atau kognisi. Pendidikan lingkungan hidup seharusnya menjadi implementasi dari bentuk kepedulian terhadap lingkungan sebagai manifestasi rasa syukur atas karunia yang diberikan Allah SWT melalui alam semesta sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Pendidikan lingkungan hidup diharapkan dapat menciptakan manusia-manusia masa depan yang lebih memuliakan diri dan lingkungannya. Dapat menyeimbangkan antara kebutuhan hidupnya dan kewajibannya dalam menjaga dan memelihara alam ini. Manusia yang bertanggung jawab sehingga dapat menikmati kehidupan yang sehat secara fisik maupun mental berkat berinteraksi dengan alam.

B. PEMANASAN GLOBAL