2. Dampak Terhadap Lingkungan
Pelepasan makhluk transgenik ke alam bebas akan menimbulkan dampak berupa pencemaran biologi yang bisa lebih berbahaya daripada pencemaran kimia dan nuklir
Khor, 1994. Dengan keberadaan rekayasa genetika, perubahan genotif tidak dirancang secara
alami sesuai dengan kebutuhan dinamika populasi, melainkan menurut kebutuhan pelaku bioteknologi itu. Perubahan drastis ini akan menimbulkan peluang bahaya,
bahkan kehancuran menciptakan makhluk hidup yang seragam bertentangan dengan prinsip di dalam biologi sendiri yaitu keanekaragaman. Dengan demikian
keseragaman akan mengancam kelestarian makhluk hidup itu sendiri.
3. Dampak Terhadap Kesehatan
Produk rekayasa di bidang kesehatan ini memang sudah ada yang menimbulkan masalah yang serius. Contohnya adalah penggunaan insulin hasil rekayasa telah
menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris. Tomat Flavr Savr diketahui mengandung gen resisten terhadap antibiotik. Susu sapi yang disuntik dengan
hormon BHG disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya potensi berbahaya bagi kesehatan manusia.
4. Dampak Terhadap Etika
Menyisipkan gen makhluk hidup lain memiliki dampak etika yang serius. Menyisipkan gen makhluk hidup lain dianggap melanggar hukum alam dan sulit
diterima masyarakat. Mayoritas orang Amerika berpendapat bahwa pemindahan gen itu tidak etis, 90 menentang pemindahan gen manusia ke hewan dan 75
menentang perpindahan gen hewan ke hewan lain.
Bahan pangan transgenik yang tidak berlabel juga membawa konsekuensi bagi penganut agama tertentu. Bagaimana hukumnya bagi penganut agama Islam, kalau
gen babi disisipkan ke dalam buah semangka? Penerapan hak paten pada organisme hasil rekayasa merupakan pemberian hak pribadi atas organisme. Hal ini
bertentangan dengan banyak nilai-nilai budaya yang menghargai nilai instrinsik makhluk hidup.
D. PRODUK BIOTEKNOLOGI MODERN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Melalui bioteknologi telah dikembangkan suatu sistem perbanyakan tanaman secara vegetatif yang lebih cepat dengan cara konvensional dan dengan hasil yang
jauh lebih banyak melalui sistem kultur jaringan. Selain itu dikembangkan juga sistem pertanian tanpa menggunakan lahan atau tanah yaitu melalui sistem hidroponik dan
aeroponik. Produk bioteknologi juga dapat berupa rekayasa genetika.
IPA SMP Kelas IX
103
1. Kultur Jaringan Tissue Culture
Kultur jaringan adalah menambahkan bagian tanaman yang ditumbuhkan dalam media buatan sehingga tumbuh menjadi tanaman sempurna. Teknik ini juga dikenal
dengan nama kultur in vitro. Pada dasarnya, prinsip kultur jaringan tidak berbeda dengan cara reproduksi vegetatif, yaitu menyetek. Masih ingatkah kalian? Pada bab
itu sudah dijelaskan panjang lebar tentang kultur jaringan.
Kultur jaringan digunakan untuk mengatasi kebutuhan pangan yang semakin meningkat. Melalui kultur jaringan dapat diperoleh keuntungan sebagai berikut :
• Dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak dalam waktu singkat.
• Dapat menghasilkan tanaman baru yang
memiliki sifat fisiologi dan morfologi sama persis dengan induknya. Bila induk memiliki buah yang
besar dan manis, maka tanaman hasil kultur jaringan juga memliki buah yang besar dan manis. Hal ini
berbeda dengan reproduksi melalui biji generatif, tanaman baru mungkin menghasilkan buah yang
mutunya lebih rendah dari tanaman induk. •
Dapat menghasilkan tanaman baru yang bebas virus dalam jumlah besar. Misalnya tanaman
anggrek yang tercemar virus masih dapat ditanam. Caranya yaitu dengan mengambil jaringan meristem
yang bebas virus dan ditumbuhkan dengan cara kultur jaringan. Hal ini juga dapat dilakukan pada
tanaman lain.
• Dapat digunakan untuk upaya konservasi tumbuhan langka. Dengan cara kultur
jaringan, tumbuhan langka tertentu dapat dibiakkan lebih banyak.
2. Hidroponik
Hidroponik adalah suatu cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai tempat menanam
tanaman. Makanan tanaman yang ditanam secara hidroponik diperoleh dari air yang mengandung zat-
zat anorganik yang diberikan melalui pipa-pipa air atau dengan cara disiramkan. Untuk menancapkan
tanaman agar tidak mudah roboh, diberi media lain, yaitu pasir, keri-kil, atau batu apung. Apa perbedaan
antara bercocok tanam dengan tanah dan hidroponik? Kalau pada bercocok tanam dengan tanah, zat-zat
makanan diperoleh tanaman dari dalam tanah. Sedangkan hidroponik makanan diperoleh tanaman
dari air yang mengandung zat-zat anorganik.
IPA SMP Kelas IX
104
Sumber: Teknik Kultur Jaringan, Kanisus
Gambar 6.7 Tanaman baru hasil kultur jaringan ditanam di dalam
greenhouse
sumber: Trubus ed.475
Gambar 6.8 Makanan bagi tanaman hidroponik tidak berasal dari tanah,
tetapi dialirkan melalui pipa atau disiramkan
Beberapa keuntungan bercocok tanam secara hidroponik antara lain sebagai berikut.
• Bercocok tanam dengan cara hidroponik tidak bergantung pada luas tanah.
Tempat atau lahan yang lebih sempit dapat ditanami tanaman yang lebih banyak. •
Mineral atau pupuk yang diberikan diperlukan tanaman dapat diperhitungkan dengan cermat sesuai keperluan. Dengan demikian penggunaan pupuk menjadi
lebih efisien. •
Bibit penyakit misalnya bakteri, jamur, dan cacing yang berasal dari tanah dapat dihindari. Sementara itu, hama misalnya serangga, dapat dicegah karena dikelola
secara khusus. •
Gulma, misalnya rumput teki dan alang-alang dapat dicegah keberadaannya. •
Kualitas buah dan tanaman yang dihasilkan lebih baik sehingga meningkatkan produksi panen.
• Tidak tergantung dengan musim karena dikelola secara khusus.
3. Aeroponik
Aeroponik merupakan modifikasi dari sistem hidroponik. Kalau pada hidroponik, media yang digunakan adalah air dan media lain misalnya keri-kil atau pasir, namun
pada aeroponik tidak menggunakan media sama sekali. Akar tanaman diletakkan menggantung dalam suatu wadah yang dijaga kelembabannya. Zat makanan
diperoleh melalui larutan nutrien yang disemprotkan ke bagian akar tanaman.
Sistem aeroponik memiliki kelebihan dibandingkan sistem hidroponik. Pada sistem aeroponik, akar yang menggantung akan lebih banyak menyerap oksigen
sehingga meningkatkan metabolisme dan kecepatan pertumbuhan tanaman. Selain itu tidak ada air yang hilang akibat penguapan. Lihat gambar 6.9 tentang penanaman
dengan sistem aeroponik.
sumber: Trubus ed. 399
Gambar 6.9 a Tanaman Aeroponik b Akar tanaman dibiarkan menggantung dalam suatu wadah
IPA SMP Kelas IX
105
a b