jenis terdapat variasi atau perbedaan yang terdapat pada jenis tersebut. Misalnya populasi kupu-kupu Biston betularia ada dua jenis yaitu kupu-kupu bersayap gelap
dan kupu-kupu bersayap terang. Individu atau anggota populasi yang memiliki sifat sesuai dengan lingkungannya
dan menang dalam persaingan akan terus hidup dan bereproduksi sehingga bertambah banyak, sebaliknya individu atau anggota populasi yang memiliki sifat
kurang sesuai dengan lingkungannya akan semakin berkurang. Sebelum revolusi industri di Inggris, populasi kupu-kupu Biston betularia yang
bersayap cerah lebih banyak daripada populasi kupu-kupu Biston betularia yang bersayap gelap. Hal ini terjadi karena sebelum revolusi industri lingkungan lebih cerah, sehingga
kupu-kupu bersayap cerah lebih dapat menyesuaikan diri adaptif daripada kupu-kupu bersayap gelap. Akan tetapi setelah revolusi industri, lingkungan yang semula cerah men-
jadi lebih gelap oleh jelaga. Akibatnya, kupu-kupu bersayap gelap lebih sesuai dengan lingkungannya yaitu dengan keadaan batang-batang pohon yang dihinggapi semakin
banyak tertutup jelaga. Dengan demikian kupu-kupu bersayap gelap tidak mudah dike- tahui pemangsanya, sehingga jumlahnya semakin banyak.
Sementara, kupu-kupu bersayap cerah kurang sesuai terhadap lingkungannya, sehingga lebih mudah dimangsa oleh predator, maka keberadaannya akan terancam
punah. Pada umumnya anggota populasi yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan mencari lingkungan baru yang dianggap sesuai dengan sifat-
sifatnya. Organisme yang dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya yang baru akan bertahan hidup, lambat laun organisme dari spesies itu akan berubah sifat-
sifatnya sesuai dengan lingkungan yang baru. Sebaliknya organisme yang pindah ke daerah baru tetapi tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru
akhirnya akan mati dan punah. Contoh organisme yang telah punah adalah Dinosaurus. Dinosaurus punah sekitar 65 juta tahun yang lalu.
Jadi pengertian seleksi alam adalah alam menyeleksi atau memilih individu- individu yang memiliki sifat-sifat sesuai dan melenyapkan individu-individu yang
memiliki sifat-sifat yang tidak sesuai dengan lingkungannya. Hanya individu- individu yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan dapat hidup
terus. Adapun organisme yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan punah. Berdasarkan kenyataan tersebut maka adaptasi terhadap lingkungannya
merupakan salah satu mekanisme seleksi alam.
UJI PEMAHAMAN
1. Kemungkinan apa sajakah yang akan terjadi bila organisme mangalami seleksi alam? 2. Hewan apakah yang sudah musnah 65 juta tahun yang lalu?
B. PERKEMBANGBIAKAN ORGANISME
Salah satu cara menjaga keberadaan jenis di muka bumi adalah berkembangbiak. Berkembangbiak adalah kemampuan organisme menghasilkan keturunan.
Makhluk hidup mempunyai kemampuan berkembang biak yang berbeda-beda sesuai dengan jenisnya masing-masing. Tujuan makhluk hidup berkembangbiak
adalah untuk menjaga kelangsungan hidupnya sehingga suatu jenis organisme tetap lestari.
IPA SMP Kelas IX
61
IPA SMP Kelas IX
62
Setiap makhluk hidup pada suatu ketika akan mati. Dalam perkembangannya sampai tingkat kedewasaan tertentu sebelum mati, umumnya suatu makhluk hidup
berusaha untuk menghasilkan keturunan. Kematian makhluk hidup dapat terjadi karena bencana misal: banjir, tanah longsor, dan tsunami atau karena umur yang
telah tua. Oleh karena itu, agar kehidupan tidak punah makhluk hidup menghasilkan individu-individu baru secara terus-menerus dengan berkembang biak. Dalam
perkembangbiakan makhluk hidup ini, keturunan yang dihasilkan tetap memiliki sifat-sifat yang menjadi ciri spesiesnya. Jadi, tujuan makhluk hidup berkembangbiak
adalah untuk memperbaiki dan mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya dalam ekosistem, sehingga tidak punah.
Setiap makhluk hidup berkembang biak, tetapi banyak pula di antaranya yang hampir punah, misal : Harimau Jawa Panthera tigris sondaicus, badak bercula satu
Rhinoceros sondaicus, harimau bali, burung jalak bali, burung cendrawasih, dan komodo. Hewan ini mendapat perhatian dari pemerintah karena sudah langka.
Beberapa hal yang menyebabkan hewan ini menjadi langka, di antaranya lingkungan yang sudah tidak memadai dan tingkat reproduksinya rendah. Tingkat reproduksi
adalah kemampuan suatu makhluk hidup dalam menghasilkan keturunan. Makhluk hidup yang mempunyai tingkat reproduksi rendah, jumlah keturunan yang
dihasilkan sedikit dan waktu yang diperlukan untuk menghasilkan keturunan relatif lama. Tingkat reproduksi tinggi mampu menghasilkan banyak keturunan dalam
waktu relatif singkat, misalnya ikan, katak, dan serangga.
1. Cara Perkembangbiakan Organisme
Perkembangbiakan makhluk hidup dapat terjadi dengan dua cara yaitu perkembangbiakan generatif dan vegetatif. Perkembangbiakan generatif dan vegetatif
biasanya digunakan untuk menyebut perkembangbiakan pada tumbuhan. Sedangkan pada hewan disebut perkembangbiakan seksual generatif dan aseksual vegetatif.
a. Perkembangbiakan Vegetatif
Perkembangbiakan vegetatif dilakukan tanpa proses perkawinan namun melibatkan bagian tubuh makhluk hidup, misalnya tunas, umbi, pembelahan plasma,
setek, dan merunduk. Keturunan baru hasil perkembangbiakan vegetatif akan meng- hasilkan keturunan yang mempunyai sifat sama dengan induknya.
Pada organisme bersel satu, seperti Amoeba, Paramecium, Ganggang biru, Ganggang hijau, Ganggang perang, dan Bakteri, proses pembelahan sel sebenarnya
merupakan suatu perkembangbiakan. Pembelahan pada Amoeba dimulai dengan adanya pemanjangan tubuh Amoeba yang selanjutnya inti sel akan membelah menjadi
dua diikuti pembagian plasma dari Amoeba. Oleh karena itu, kita sering menyebut bahwa per-
kembangbiakan makhluk hidup bersel satu dilakukan dengan cara membelah diri.
Pada pembelahan sel Amoeba terjadi serangkaian proses yang melibatkan kromosom, yaitu bagian dari
inti sel yang berbentuk seperti benang, dapat menipis atau menebal tergantung pada proses yang sedang
dialaminya. Kromosom yang mengalami penebalan menandakan bahwa kromosom tersebut sedang mem-
Gambar 4.9 Amoeba sedang membelah diri
bentuk duplikat atau disebut kromosom induk. Sebaliknya kromosom yang tipis merupakan kromosom yang baru terbentuk atau hasil duplikasi yang disebut kromatin.
Kromosom yang demikian hanya dapat terlihat apabila sel diberi suatu zat warna. Mungkin di antara kalian ada yang bertanya, terbentuk dari apakah kromosom
itu? Secara singkat dapat dijelaskan bahwa kromosom terdiri atas dua unsur, yaitu unsur protein dan asam deoksiribose nukleat atau dalam bahasa ilmiahnya disebut
Deoxyribosenucleic acid disingkat DNA. Protein merupakan unsur dalam kromosom yang memberikan bentuk pada
kromosom dan membantu kegiatan DNA. Dalam pengertian sehari-hari protein ini disebut gen. Gen dapat menentukan sifat dan karakteristik suatu organisme. Adapun
DNA merupakan suatu molekul yang berperan sebagai perancang di dalam sel yang bentuknya panjang dan tipis. Unsur kromosom ini sangat penting dalam melakukan
dua kegiatan, yaitu membuat duplikat sendiri dengan tepat pada waktu pembelahan sel dan membentuk RNA untuk pembentukan protein.
Selain dengan membelah diri, perkembangbiakan vegetatif pada hewan dan tumbuhan tingkat rendah dapat dengan membentuk tunas dan spora. Makhluk hidup
yang berkembangbiak dengan tunas, di antaranya sel-sel khamir atau Saccharomyces dan Hydra. Adapun yang berkembangbiak dengan spora, misalnya jamur Rhizopus.
Perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan tingkat tinggi, dapat menggunakan Rhizoma, umbi lapis, umbi batang, geragih, setek, dan cangkok.
b. Perkembangbiakan Generatif
Perkembangbiakan secara kawin atau generatif ditandai dengan adanya peleburan dua buah sel menjadi satu. Proses peleburan dua sel gamet yang berbeda
jenisnya disebut pembuahan atau fertilisasi. Hasil dari pembuahan adalah sebuah sel zigot yang akan tumbuh menjadi embrio, kemudian berkembang menjadi keturunan
baru.
Keturunan baru mewarisi beberapa sifat yang dimiliki oleh kedua induknya. Keturunan baru yang dihasilkan tidak selalu sama dengan kedua induknya. Dalam
perkembangbiakan secara kawin akan menghasilkan bermacam-macam variasi. Hal ini menyebabkan terjadinya keanekaragaman pada makhluk hidup
Pada hewan dan tumbuhan tingkat rendah, perkembangbiakan secara generatif terjadi dengan cara konjugasi atau peleburan dua sel gamet. Konjugasi adalah
perkembangbiakan secara kawin pada makhluk hidup yang belum jelas alat kelaminnya. Konjugasi ini terjadi pada Amoeba, Paramaecium, Spirogyra, serta hewan
dan tumbuhan rendah lainnya.
Pada peleburan dua sel gamet dikenal dua macam, yaitu isogami dan anisogami. Isogami adalah peleburan dua sel gamet di mana sel jantan dan betina mempunyai
bentuk dan ukuran yang sama, contoh ganggang Ulotrich dan Chamidomonas. Adapun anisogami adalah peleburan dua sel gamet di mana bentuk dan ukuran sel
kelamin jantan dan betina tidak sama. Pada umumnya, sel kelamin betina mempunyai ukuran yang lebih besar daripada sel kelamin jantan. Hal ini ditemukan pada plas-
modium dan oedogonium.
IPA SMP Kelas IX
63
Gambar 4.10 Berbagai sel telur ovum dan sel mani sperma
Pada tumbuhan tingkat tinggi, proses pertemuan organ seks betina putik dan gamet jantan serbuk sari disebut penyerbukan. Proses penyerbukan memungkinkan
kedua gamet bertemu dalam suatu tempat. Setelah bertemu, kedua gamet tersebut melebur membentuk sel baru yang disebut pembuahan atau fertilisasi.
Dengan fertilisasi ini, kedua inti gamet yang mengandung bahan yang akan diwariskan kepada keturunannya bersatu. Inti sel yang dapat diwariskan kepada
keturunan berikutnya itu dinamakan kromosom. Pada setiap jenis organisme atau spesies memiliki jumlah kromosom yang
tertentu. Dengan kata lain, jumlah kromosom untuk tiap jenis organisme tidak sama. Adapun banyaknya kromosom untuk setiap zigot sama dengan jumlah kromosom sel
induknya. Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena zigot tersebut terbentuk dari peleburan dua gamet yang berasal dari induknya.
Banyaknya kromosom dalam suatu gamet hanya separuh dari jumlah kromosom dalam zigot. Artinya, banyaknya kromosom dalam suatu gamet berbeda dengan
banyaknya kromosom dalam zigot.
c. Perkembangbiakan Vegetatif-Generatif
Adakah makhluk hidup yang mengalami perkembangbiakan vegetatif dan generatif secara bergantian? Tumbuhan lumut dan tumbuhan paku berkembang biak
dengan dua cara tersebut. Setelah terjadi perkembangbiakan vegetatif akan berlangsung perkembangbiakan generatif, demikian seterusnya.
Jika dilihat berdasarkan alat kelamin yang dihasilkan pada kedua tumbuhan tersebut terbentuk dua jenis tumbuhan, yaitu tumbuhan sporofit dan gametofit.
Tumbuhan sporofit adalah tumbuhan yang menghasilkan spora, sedangkan tumbuhan gametofit adalah tumbuhan yang menghasilkan gamet.
Bagaimanakah cara perkembangbiakan kedua tumbuhan tersebut? Carilah informasi tentang hal itu dengan teman sekelompokmu, kemudian diskusikan.
d. Hasil Perkembangbiakan secara Generatif dan Vegetatif
Setelah kalian memahami pengertian perkembangbiakan secara generatif dan vegetatif, kalian tentunya dapat menduga sifat keturunan apabila dibandingkan
dengan induknya. Apakah sifat keturunan sama persis dengan induknya? Pernahkah kalian mengamati buah mangga hasil cangkokan? Apakah sifatnya sama dengan
induknya?
Cobalah kalian amati dan bandingkan sifat perkembangbiakan vegetatif, misalnya besar buah, rasa buah, dan bentuk tanamannya. Kalian dapat menyimpulkan bahwa
hasil perkembangbiakan secara vegetatif memiliki sifat yang sama dengan induknya. Selanjutnya, cobalah kalian bandingkan dengan hasil perkembangbiakan secara
generatif. Diskusikan dengan temanmu
IPA SMP Kelas IX
64