Perhitungan Metrik Lean Single Minutes Exchange of Dies SMED

terhindarkan tergantung pada kondisi yang ada. Perhitungan nilai total kelonggaran diperoleh dengan menjumlah keseluruhan kelonggaran yang ada. Waktu Baku Operator Wb = Wn Process Cycle Effeciency = ����� ����� ���� ����� ���� ���� � 100 x 100 100 −���

3.9. Perhitungan Metrik Lean

Langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan penerapan sistem Lean adalah pengukuran beberapa metrik Lean. Pengukuran metrik ini akan memberikan gambaran awal mengenai kondisi perusahaan sebelum diterapkan Lean dan bila Lean telah diterapkan maka akan terlihat perubahan pada nilai yang lebih baik pada metrik-metrik ini. Perhitungan metrik lean terdiri dari perhitungan manufacturing lead time, process cycle effisiency, process velocity dan process lead time. Suatu perusahaan dikatakan telah melaksanakan program Lean apabila mempunyai nilai process cycle efficiency sebesar 30 yang artinya waktu proses untuk proses kerja atau kegiatan yang bernilai tambah mencapai 30 dari waktu proses atau kegiatan secara keseluruhan. Value-added time adalah waktu melakukan proses yang memberikan nilai tambah kepada produk sedangkan total lead time adalah waktu yang dibutuhkan Universitas Sumatera Utara untuk melakukan proses dari awal sampai akhir yaitu ketika barang dipesan sampai dengan barang dikirim kepada pelanggan 8

3.10. Single Minutes Exchange of Dies SMED

. 9 Prosedur set up biasanya menghasilkan pemikiran yang berbeda-beda, tergantung pada tipe operasi dan tipe alat yang digunakan. Sebelumnya, ketika prosedur-prosedur ini dianalisa dari sudut pandang yang beda, dapat dikatakan bahwa semua operasi set up meliputi urutan langkah-langkah. Pada set up tradisional, perubahan distribusi waktu seperti ditunjukkan pada Tabel 3.3. berikut. 8 Yesmizarti Muchtiar,Noviyarsi.Implementasi Metode 5S pada Lean Six Sigma dalam Proses Pembuatan Mur Baut Versing.Universitas Bung Hatta: Padang. Jurnal Internet 9 Shigeo Shingo. A Revolution in Manufacturing SMED System. Connecticut: Productivtiy Press, 1985, hlm. 27. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3. Proporsi Waktu Set up Tradisional Operation Proportion of Time Persiapan, kegiatan setelah proses, pemeriksaan aliran bahan, mata pisau, dies, jig, fixture, dan lain-lain 30 Mounting dan mengganti mata pisau, dan lain-lain 5 Peletakan di tengah, pengukuran, dan mengatur mesin untuk kondisi yang lain 15 Melakukan percobaan dan membuat saran 50 Tahap pada metode SMED ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap pendahuluan: kondisi internal dan eksternal tidak dipisahkan Dalam operasi set up tradisional, internal dan eksternal set up membingungkan, yang dapat dilakukan secara eksternal dilakukan secara internal, sehingga mesin dalam keadaan idle dalam waktu yang lama. Untuk penerapan SMED, seseorang haruslah menguasai lantai produksi secara detail. Analisis produksi secara berkelanjutan kemungkinan merupakan metode yang paling baik. Sebagaimana analisis, haruslah membutuhkan waktu dan keahlian. Kemungkinan yang lain adalah dengan work sampling study. Dan pendekatan lainnya yang mungkin adalah dengan wawancara terhadap pekerja. 2. Tahap 1: Pemisahan internal dan eksternal set up Tahap yang paling penting dalam implementasi SMED adalah membedakan internal dan eksternal set up. Semua pihak akan setuju bahwa pemisahan part, Universitas Sumatera Utara perbaikan, tidak dilakukan selama mesin mati. Jika perbaikan ilmiah dapat dilakukan terhadap proses produksi dengan mengubah set up internal menjadi eksternal, kemungkinan terjadi pengurangan waktu 30 – 50. 3. Tahap 2: Konversi internal set up menjadi eksternal set up Sebagaimana sebelumnya dikatakan bahwa pengurangan waktu proses 30- 50, namun itu tidaklah sepenuhnya. Pada tahap ini, pengubahan set up internal menjadi eksternal melibatkan dua catatan penting yaitu: a. Mengulangi proses operasi untuk melihat adakah operasi yang salah peletakan antara internal dan eksternal b. Menemukan cara untuk mengkonversi operasi internal menjadi eksternal.

3.11. Metode 5S