Pengukuran Waktu Pendefenisian dan Pengukuran Waste

d. Wawancara berupa tanya jawab dan diskusi kepada pihak perusahaan.

4.8. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Langkah-langkah umum pengolahan data secara umum dapat dilihat pada Gambar 3.4. Lean Six Sigma Kelancaran Proses Produksi Pengukuran Waktu Defenisi dan Pengukuran Pemborosan Produktivitas Operator dan Mesin Gambar 4.4. Pengolahan Data Secara Umum

4.8.1. Pengukuran Waktu

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengukuran waktu diuraikan sebagai berikut: 1. Pengukuran waktu proses dengan menggunakan stopwatch. 2. Dilakukan uji keseragaman hasil pengukuran waktu proses tersebut dengan melihat data yang berada di dalam batas kelas. Universitas Sumatera Utara 3. Data hasil uji keseragaman waktu proses, selanjutnya dilakukan pengujian kecukupan data untuk menentukan jumlah data pengamatan yang diambil. = Data pengamatan ke-j j = 1,2,2,...,N = Harga rata-rata N =jumlah pengamatan pendahuluan N = Jumlah pengamatan yang diperlukan 2. Kemudian menentukan waktu terpilih Wt. 3. Selanjutnya menentukan Waktu Normal dengan terlebih dahulu menghitung rating factor. Metode yang digunakan adalah westinghouse Wn = Ws x Rf dimana Rf = 1 + Westinghouse factor Wn = Waktu Normal Rf = rating factor 4. Melakukan perhitungan Waktu Standar dengan terlebih dahulu menghitung Allowance. Waktu Standard = Waktu Normal x 100 100 −��� Blok diagram perhitungan pengukuran waktu dapat dilihat pada Gambar 4.5. j X __ = X 2 2 2           − = ∑ ∑ ∑ X X X N s k N Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5. Blok Diagram Pengukuran Waktu Pengukuran Waktu Siklus Uji Keseragaman Data Uji Kecukupan Data Apakah Data Seragam ? Ya Revisi Tabel Data Pengamatan Tidak σ 2 + = = X BKA σ 2 − = = X BKB               −       − = ∑ ∑ = = 1 2 1 1 N X X N i j N i j σ Penentuan Waktu Standar Penentuan Waktu Normal Apakah Data Cukup ? Ya Tidak 2 2 2 40           − = ∑ ∑ ∑ i i i x x x n N Penambahan Pengamatan Universitas Sumatera Utara

4.8.2. Pendefenisian dan Pengukuran Waste

Langkah pertama yang dilakukan adalah memahami jenis waste dengan pengelompokan dan pendefenisian waste yang ada. Ada Sembilan jenis waste, antara lain: - Environmental, Health and Safety EHS, yakni jenis pemborosan yang terjadi karena kelalaian dalam memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan prinsip-prinsip EHS. - Defects, jenis pemborosan yang terjadi karena kecacatan atau gagal produk barangjasa - Overproduction, pemborosan yang terjadi karena produksi berlebih dari kuantitas yang dipesan oleh pelanggan. - Waiting, jenis pemborosan karena pekerjaan menunggu. - Not utilizing employees knowledge, skills and abilities, jenis pemborosan karena alokasi SDM tidak optimal. - Transportation, jenis pemborosan karena transportasi berlebih sepanjang value stream. - Inventories, jenis pemborosan karena inventori berlebih. - Motion, pemborosan yang terjadi karena pergerakan lebih banyak dari yang seharusnya sepanjang value stream. - Excess processing, jenis pemborosan yang terjadi karena langkah-langkah proses yang lebih panjang dari yang seharusnya, atau adanya kegiatan operasi berganda. Universitas Sumatera Utara Setelah pendefenisian waste yang terdapat pada tinjauan pustaka, selanjutnya dilakukan pendefenisian pemborosan yang berkaitan dengan kinerja operator dan mesin. Sehingga data yang dikumpulkan hanyalah pemborosan yang berkaitan dengan produktivitas operator dan mesin. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan metode checklist serta pengamatan langsung.

4.8.3. Pemecahan Masalah dan Peningkatan Performansi dengan Lean Six Sigma