Metode Single Minute Exchange of Dies SMED

dasar perbaikan secara terus menerus continuous. Dikatakn sustain, adalah perubahan-perubahan 5S dalam lantai produksi senantiasa sering terjadi untuk mendukung kelancaran proses produksi yang semakin baik.

6.2.2. Tahap Control

Untuk menjamin usulan-usulan perbaikan yang telah dibuat dapat dijalankan dengan baik dan benar oleh operator, maka perlu dibuatkan suatu prosedur kerja yang mengatur operator, mesin dan metode dalam proses produksi. Dari hasil analisis proses produksi, pemborosan yang paling signifikan terjadi adalah motion yang berlebih, transportasi material dan manusia, serta proses produksi yang waktunya relatif lama. Dari hasil analisis juga didapatkan bahwa pemborosan ini sepenuhnya terjadi karena ketidakseriusan operator dalam beroperasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan prosedur standar pelaksanaan proses operasi dengan tujuan untuk mengendalikan kinerja operator manusia pada mesin yang digunakan. Berikut adalah prosedur kerja yang diberikan.

6.3. Usulan Perbaikan

6.3.1. Metode Single Minute Exchange of Dies SMED

Metode SMED memiliki tujuan utama yaitu untuk mengurangi waktu set up, dengan mengkonversi waktu set up internal menjadi eksternal. Langkah pertama yang dilakukan dengan metode SMED ini adalah memisahkan setiap Universitas Sumatera Utara proses operasi yang bersifat internal dan eksternal yang telah dilakukan perbaikan proses dan dapat dilihat pada Tabel 6.2 dan Tabel 6.3 berikut ini. Tabel 6.2. Pemisahan Internal dan Eksternal Set up Produksi Sprocket Belah Proses Uraian Proses Waktu Proses Kondisi Operasi Eskternal Internal 1 Diangkut ke bagian pembubutan diangkut dengan hoist yg letaknya sudah menetap tetap 2.00 - ✓ 2 Bahan diukur sesuai spesifikasinya 1.00 - ✓ 3 2.00 Mesin di- set up set up pertama - ✓ 5 Bagian bawah dibalikkan untuk dibubut 1.50 - ✓ 6 2.00 Mesin di- set up set up kedua - ✓ 8 Diletakkan hasil di kereta sorong 2.00 - ✓ 9 Diangkut ke daerah kerja bagian pemotongan as 1.00 - ✓ 10 1.00 Set up awal mesin pemotongan as pelepasan jig dan pemasangan kembali - ✓ 12 0.30 Dilepaskan jig pada mesin dan di set up untuk pemotongan sprocket - ✓ 14 Dilepaskan jig dan dipindahkan sprocket ke kereta sorong secara manual 0.15 - ✓ 16 0.50 Di set-up mesin untuk pemotongan belahan kedua dengan jig - ✓ 19 0.50 Dilepaskan jig dan diangkut hasil potongan kedua ke kereta sorong sementara dengan manual - ✓ 20 Diangkut hasil sprocket yang telah dipotong ke daerah kerja mesin drill dengan kereta sorong 1.50 - ✓ 21 Diangkut sprocket belah dari kereta sorong ke mesin drill secara manual 2.15 - ✓ 22 1.00 Di set-up mesin untuk pemotongan sudut tepi - ✓ 24 1.35 Dilepaskan jig kemudian di set mesin untuk pembuatan ulir pada sprocket belah - ✓ 26 3.25 Dilepaskan jig dan diletakkan sprocket belah di lantai kerja mesin bubut - ✓ 27 Dipasang mur untuk mengkaitkan kedua sisi sprocket belah tersebut 10.00 - ✓ 28 Diangkut ke bagian penumpukan sementara 1.00 - ✓ Total Waktu Proses 34.20 Universitas Sumatera Utara Tabel 6.3. Pemisahan Internal dan Eksternal Set up pada Produksi Garbox Proses Uraian Proses Produksi Waktu Proses Kondisi Operasi Eskternal Internal 2 Diangkut bahan ke bagian pemotongan 2.50 - ✓ 3 2.00 Diukur besi sesuai ukuran dan diatur jig penahan besi saat pemotongan - ✓ 5 2.00 Dilepaskan jig dan diangkut bahan ke kereta sorong - ✓ 7 Diangkut ke bagian pembubutan 2.00 - ✓ 8 1.50 Di set-up mesin untuk diameter besi 11 cm dan sepanjang 18 cm - ✓ 10 1.50 Di set-up mesin untuk diameter besi 13 cm dan sepanjang 16 cm - ✓ 12 1.50 Di set-up mesin untuk diameter besi 11 cm dan sepanjang 22,5 cm - ✓ 14 1.50 Di set-up mesin untuk diameter besi 9,95 cm dan sepanjang 68,5 cm - ✓ 19 1.50 Di set-up mesin untuk pembuatan ulir dengan diameter 2,25 cm - ✓ 21 3.00 Dilepas jig dan diangkut ke kotak kayu - ✓ 24 Diangkut kotak kayu ke penumpukan sementara dan disimpan 2.00 - ✓ Total Waktu Proses 21.00 Dari Tabel 6.2 dan 6.3 diatas telah dipisahkan kegiatan yang bersifat internal dan eksternal pada proses produksi di lantai pabrik, setelah dilakukan perbaikan proses dan prosedur kerja mesin-operator. Namun ditemukan bahwa kegiatan set up sebelum dilakukan perbaikan, masih bersifat internal, yakni set up dilakukan ketika mesin mati, oleh karena itu digunakan metode SMED untuk mengubah kegiatan internal menjadi eksternal, dimana sebelumnya haruslah dipahami lebih detail kegiatan di lantai pabrik. Beberapa hal yang harus diterapkan agar dapat melakukan konversi kegiatan internal menjadi eksternal antara lain: Universitas Sumatera Utara 1. Operator harus mengambil tindakan atau berani mengambil resiko untuk mempercepat proses operasi set up. 2. Utilisasi mesin harus lebih optimum, dimana tidak terdapat mesin yang mati sedangkan mesin lainnya beroperasi untuk jenis operasi yang sama. 3. Tersedianya material handling yang lebih mudah digunakan, seperti kereta sorong. Dengan alat ini, transportasi operator dapat berkurang, begitu juga dengan total waktu operasi. 4. Operator haruslah menjalankan prosedur kerja seutuhnya untuk bisa memperlancar proses produksi. 5. Sebelum diperbaiki proses produksi dengan metode lean six sigma, set up pada; a. Proses produksi sprocket belah, pada set up setiap mesin yang akan digunakan, mesin masih dalam keadaan mati, sehingga memperpanjang waktu proses. b. Pada produksi garbox, sama halnya dengan sprocket belah bahwa proses set up masih dilakukan pada mesin dalam keadaan mati. 6. Proses perbaikan set up ini dilakukan dengan metode SMED dan eliminasi kegiatan berlebihan excess motion dengan Lean Six Sigma 5S, dengan tujuan memperkecil waktu set up dan waktu proses permesinan. Waktu set up dapat dikurangi dengan eliminasi kegiatan mencari dan meraih material atau part, sehingga set up lebih mudah dan lebih cepat dilakukan. Proses kegiatan konversi internal menjadi eksternal pada set up mesin dapat dilihat pada Tabel 6.4 dan Tabel 6.5 berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.4. Pemisahan Internal dan Eksternal Set up Produksi Sprocket Belah Setelah Perbaikan Proses Uraian Proses Waktu Proses Kondisi Operasi Eskternal Internal 1 Bahan diangkut ke bagian pembubutan diangkut dengan hoist yg letaknya sudah menetap tetap 2.00 ✓ - 2 Bahan diukur sesuai spesifikasinya 1.00 ✓ - 3 2.00 Mesin di- set up set up pertama - ✓ 5 Bagian bawah dibalikkan untuk dibubut 1.50 ✓ - 6 2.00 Mesin di- set up set up kedua - ✓ 8 Diletakkan hasil di kereta sorong 2.00 ✓ - 9 Diangkut ke daerah kerja bagian pemotongan as 1.00 ✓ - 10 1.00 Set up awal mesin pemotongan as pelepasan jig dan pemasangan kembali - ✓ 12 0.30 Dilepaskan jig pada mesin dan di set up untuk pemotongan sprocket - ✓ 14 Dilepaskan jig dan dipindahkan sprocket ke kereta sorong secara manual 0.15 ✓ - 16 0.50 Di set-up mesin untuk pemotongan belahan kedua dengan jig - ✓ 19 0.50 Dilepaskan jig dan diangkut hasil potongan kedua ke kereta sorong sementara dengan manual - ✓ 20 Diangkut hasil sprocket yang telah dipotong ke daerah kerja mesin drill dengan kereta sorong 1.50 ✓ - 21 Diangkut sprocket belah dari kereta sorong ke mesin drill secara manual 2.15 ✓ - 22 1.00 Di set-up mesin untuk pemotongan sudut tepi - ✓ 24 1.35 Dilepaskan jig kemudian di set mesin untuk pembuatan ulir pada sprocket belah - ✓ 26 3.25 Dilepaskan jig dan diletakkan sprocket belah di lantai kerja mesin bubut - ✓ 27 Dipasang mur untuk mengkaitkan kedua sisi sprocket belah tersebut 10.00 ✓ - 28 Diangkut ke bagian penumpukan sementara 1.00 ✓ - Total Waktu 34.20 Universitas Sumatera Utara Tabel 6.5. Pemisahan Internal dan Eksternal Set up Produksi Garbox Setelah Perbaikan No Uraian Proses Produksi Waktu Proses Kondisi Operasi Eskternal Internal 2 Bahan diangkut bahan ke bagian pemotongan 2.50 ✓ - 3 2.00 Diukur besi sesuai ukuran dan diatur jig penahan besi saat pemotongan - ✓ 5 2.00 Dilepaskan jig dan diangkut bahan ke kereta sorong - ✓ 7 Diangkut ke bagian pembubutan 2.00 ✓ - 8 1.50 Di set-up mesin untuk diameter besi 11 cm dan sepanjang 18 cm - ✓ 10 1.50 Di set-up mesin untuk diameter besi 13 cm dan sepanjang 16 cm - ✓ 12 1.50 Di set-up mesin untuk diameter besi 11 cm dan sepanjang 22,5 cm - ✓ 14 1.50 Di set-up mesin untuk diameter besi 9,95 cm dan sepanjang 68,5 cm - ✓ 19 1.50 Di set-up mesin untuk pembuatan ulir dengan diameter 2,25 cm - ✓ 21 3.00 Dilepas jig dan diangkut ke kotak kayu - ✓ 24 Diangkut kotak kayu ke penumpukan sementara dan disimpan 2.00 ✓ - Total Waktu 21.00 Universitas Sumatera Utara Prosedur Kerja Mesin Bubut Duduk Penangggungjawab Operator: 1 orang Jumlah mesin: 1 unit Prosedur Kerja: 1. Nyalakan mesin bubut duduk untuk persiapan pemanasan selama 15 menit pada saat pertama kali dinyalakan. 2. Bahan yang telah diukur dengan jangka sorong, masukkan ke dalam mesin untuk dilakukan pembubutan. 3. Beberapa hal yang harus dilakukan ketika melakukan pembubutan, antara lain: a. Pengukuran pengecekan dimensi bahan yang telah terbubut hanya dilakukan satu kali saja. b. Ketika melakukan pergantian bagian bahan yang akan dibubut, ketinggian mata pahat haruslah sudah optimum, sekitar 50-70 cm dari wadah peletakan bahan, sehingga mata pahat tidak mengenai bahan ketika melakukan pergantian. c. Dalam melakukan perpindahan dan pengambilan dan pemakaian dies, mesin haruslah dalam kondisi hidup. 4. Bahan yang telah selesai dibubut, diletakkan dan ditumpuk di kereta sorong. 5. Dicatat produk yang memiliki kecacatan dan diserahkan ke bagian supervisor, dan produk akan diteruskan ke bagian permesinan selanjutnya. 6. Matikan mesin bubut duduk setelah selesai digunakan. Universitas Sumatera Utara T Prosedur Kerja Mesin Potong As Penangggungjawab Operator: 1 orang Jumlah mesin: 2 unit Prosedur Kerja: 1. Nyalakan mesin potong as untuk waktu persiapan pemanasan selama 10 menit saat pertama kali dinyalakan. 2. Bahan yang telah diukur dengan jangka sorong atau meteran, letakkan tepat dibawah mata pisau, kemudian pasang jig agar bahan tidak goyang saat pemotongan. 3. Beberapa hal yang harus dilakukan ketika melakukan pemotongan, antara lain: a. Marker yang digunakan untuk menandai ukuran adalah marker berwarna cerah. b. Pada saat pemotongan, harus diperhatikan bahwa bahan benar-benar telah terpotong. c. Setelah menggunakan setiap alat bantu, harus dikembalikan ke tempat semula yang telah disediakan, serta pemindahan dan pengambilan alat bantu dapat dilakukan pada kondisi mesin hidup. 4. Bahan yang telah selesai dipotong, diletakkan dan ditumpuk di kereta sorong. 5. Matikan mesin potong setelah selesai digunakan. Universitas Sumatera Utara Prosedur Kerja Mesin Bubut Biasa Penangggungjawab Operator: 1 orang Jumlah mesin: 2 unit Prosedur Kerja: 1. Nyalakan mesin bubut untuk waktu persiapan pemanasan selama 15 menit saat pertama kali dinyalakan. 2. Bahan yang telah diukur dengan jangka sorong atau meteran, masukkan kedalam jig sebagai penahan bahan, selanjutnya di set mesin untuk pembubutan. 3. Beberapa hal yang harus dilakukan ketika melakukan pembubutan, antara lain: a. Marker yang digunakan untuk menandai ukuran adalah marker berwarna cerah. b. Pada saat memindahkan bahan, mata pahat tidak boleh bersinggungan dengan bahan, karena akan menimbulkan goresan. c. Setelah menggunakan setiap alat bantu, harus dikembalikan ke tempat semula yang telah disediakan, serta pada saat pengambilan alat bantu, mesin dalam kondisi hidup. 4. Bahan yang telah selesai dibubut, diletakkan dan ditumpuk di kereta sorong. 5. Matikan mesin bubut setelah selesai digunakan. Universitas Sumatera Utara Prosedur Kerja Mesin Drilling Penangggungjawab Operator: 1 orang Jumlah mesin: 1 unit Prosedur Kerja: 1. Nyalakan mesin drilling untuk waktu persiapan pemanasan selama 10 menit saat pertama kali dinyalakan. 2. Bahan yang akan dilobangi atau diulir, ukur dengan jangka sorong, kemudian letakkan tepat dibawah mata bor, dan ditahan dengan jig, selanjutnya di set mesin untuk pengeboran atau penguliran. 3. Beberapa hal yang harus dilakukan ketika melakukan drilling, antara lain: a. Marker yang digunakan untuk menandai ukuran adalah marker berwarna gelap dan terang tergantung jenis dan warna bahan. b. Agar tidak terjadi kesalahan dalam pengeboran, haruslah diketahui jenis dan ukuran mata bor yang akan digunakan. c. Setelah menggunakan setiap alat bantu, harus dikembalikan ke tempat semula yang telah disediakan. 4. Bahan yang telah selesai dibor atau diulir, diletakkan dan ditumpuk di kereta sorong. 5. Matikan mesin drilling setelah selesai digunakan. Universitas Sumatera Utara Beberapa hal yang sudah ditentukan diatas dan prosedur yang telah ditetapkan, akan sangat membantu dalam konversi kegiatan internal menjadi eksternal. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan konversi ini bertujuan untuk mengurangi waktu total operasi, sehingga dapat meningkatkan produktivitas operator dan mesin. Beberapa proses yang berubah dalam proses permesinan antara lain: 1. Proses produksi sprocket belah: a. Pada mesin bubut duduk, sprocket bulat yang telah dibubut permukaannya, ditumpuk sementara di atas kereta sorong, untuk selanjutnya didorong operator mesin potong ke daerah mesin tanpa menggunakan hoist crane. b. Pada mesin potong as, dimana terdapat dua mesin, namun pada saat beroperasi, seringkali salah satu mesin dalam kondisi mati. Oleh karena itu, penggunaan kedua mesin harus dioptimumkan. c. Pada proses pemotongan, kecepatan rotor untuk menggerakkan belt masih terlalu lambat rotasi maksimum 1420 rpm, sehingga waktu proses pemotongan mencapai 9-10 menit. Dengan mempertimbangkan keausan bahan logam saat dipotong, kecepatan dapat ditambah, sehingga waktu pemotongan dapat berubah menjadi 6-8 menit. d. Hasil pemotongan ini, diletakkan atau ditumpuk rapi di kereta sorong secara manual, untuk selanjutnya didorong oleh operator mesin drill ke daerah mesin drill. Universitas Sumatera Utara e. Setelah selesai dipotong sudut tepi dan diulir, sprocket belah diletakkan ke kereta sorong yang lain, untuk dibawa ke penyimpanan dan disatukan kedua belahan dengan mur. 2. Proses produksi garbox: a. Pada mesin potong as, utilisasi mesin lebih dioptimalkan sehingga dapat mempercepat wakto produksi produk. b. Pada proses pemotongan, kecepatan rotor untuk menggerakkan belt masih terlalu lambat rotasi maksimum 1420 rpm, sehingga waktu proses pemotongan mencapai 30-40 menit. Dengan mempertimbangkan keausan bahan logam saat dipotong, kecepatan dapat ditambah, sehingga waktu pemotongan dapat berubah menjadi 25-30 menit. c. Pada mesin bubut biasa, yakni mesin utama dalam pembuatan garbox, kecepatan proses pembubutan dapat ditingkatkan dengan menaikkan kecepatan spindle dan tingkat kedalaman pemakanan. Selain perubahan pada proses operasi yang dilakukan, perubahan layout juga dapat diterapkan untuk membantu mempersingkat waktu total operasi dan mendukung konversi kegiatan. Pada gambar berikut, dijelaskan keadaan layout sebelum dan sesudah perbaikan. Universitas Sumatera Utara Gambar 6.1. Layout Sebelum Perbaikan Universitas Sumatera Utara Gambar 6.2. Layout Setelah Perbaikan Universitas Sumatera Utara

6.3.2. Estimasi Hasil Peningkatan Process Life Cycle Effeciency