perbaikan, tidak dilakukan selama mesin mati. Jika perbaikan ilmiah dapat dilakukan terhadap proses produksi dengan mengubah set up internal menjadi
eksternal, kemungkinan terjadi pengurangan waktu 30 – 50. 3.
Tahap 2: Konversi internal set up menjadi eksternal set up Sebagaimana sebelumnya dikatakan bahwa pengurangan waktu proses 30-
50, namun itu tidaklah sepenuhnya. Pada tahap ini, pengubahan set up internal menjadi eksternal melibatkan dua catatan penting yaitu:
a. Mengulangi proses operasi untuk melihat adakah operasi yang salah
peletakan antara internal dan eksternal b.
Menemukan cara untuk mengkonversi operasi internal menjadi eksternal.
3.11. Metode 5S
10
1. Seiri Sort
Metode 5S adalah program yang merangkum serangkaian aktivitas untuk menghilangkan pemborosan yang menyebabkan kesalahan, kecacatan, dan
kecelakaan di tempat kerja. 5S merupakan pendekatan sistematik untuk meningkatkan lingkungan kerja, proses-proses dan produk yang melibatkan
karyawan di lantai pabrik atau lini produksi. Adapun kelima S tersebut adalah sebagai berikut:
10
Natalie J. Sayer Bruce Williams. Lean For Dummies Wiley Publishing, Inc : Indianapolis
Universitas Sumatera Utara
Secara tegas memisahkan item yang dibutuhkan dari item yang tidak dibutuhkan, kemudian menghilangkan item yang tidak diperlukan dari tempat
kerja. 2.
Seiton Stabilize Menyimpan item yang diperlukan ditempat yang tepat agar mudah diambil
jika akan digunakan. 3.
Seiso Shine Mempertahankan area kerja agar tetap bersih dan rapi.
4. Seiketsu Standarize
Melakukan standarisasi terhadap praktek 3S Seiri, Seiton, Seiso di atas. 5.
Shitsuke Sustein Membuat agar kedisplinan menjadi suatu kebiasaan melalui mengikuti
prosedur-prosedur yang telah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini berdasarkan metodenya termasuk penelitian deskriptif korelasional, yakni penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan tingkat
keterkaitan antara faktor-faktor yang mempengahruhi terhadap faktor dependen yang dituju. Tingkat hubungan tersebut dilihat dengan koefisien korelasi.
4.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Bina Karya Logam Mandiri berlokasi di Tanjung Morawa Km 12,5 No. 142, Medan, Sumatera Utara.
4.3. Identifikasi Variabel Penelitian
Penentuan variabel penelitian didasarkan pada studi pendahuluan, studi kepustakaan, dan pengalaman pihak perusahaan yang berkaitan dengan
permasalahan yang sedang dihadapi. Pada penelitian ini diamati beberapa variabel yang mempengaruhi
produktivitas operator dan mesin yang menjadi objek penelitian antara lain:
Universitas Sumatera Utara
a. Produk cacat X
1
b. Inventori X
, yaitu kegagalan produk untuk diberikan kepada pelanggan, seperti sompel, pecah, retak, bergaris.
2
c. Set up X
, yaitu adanya penumpukan barang yang sudah diproduksi di lantai pabrik, dan belum diserahkan kepada pelanggan.
3
d. Motion X
, yaitu kegiatan persiapan yang dilakukan untuk permesinan sebelum operasi dijalankan.
4
e. Transportasi X
, ketidaksesuaian atau kelebihan gerakan operator pada proses operasi sehingga menambah lead time produk.
5
f. Proses menunggu X
, material handling pada saat proses produksi, ketidaktepatan alat yang digunakan akan menambah lama waktu operasi atau
mengurangi mutu bahan. Transportasi ini terdiri dari perpindahan operator dan perpindahan bahan.
6
g. Proses berlebih X
, kegiatan operator yang tidak menambah nilai, dimana operator menunggu proses permesinan yang otomatis.
7
h. Produktivitas, yaitu menunjukkan rasio output terhadap input yang diukur
sebelum dan sesudah pemecahan masalah dengan Lean Six Sigma. , yaitu ketidaksesuaian operasi yang dilakukan dengan
yang sudah ditetapkan, banyaknya kegiatan yang sama dilakukan, seperti inspeksi, penggerindaan dan penghalusan.
4.4. Kerangka Berpikir