Pemecahan Masalah dan Peningkatan Performansi dengan Lean Six Sigma Tahapan DMAIC pada Lean Six Sigma

Setelah pendefenisian waste yang terdapat pada tinjauan pustaka, selanjutnya dilakukan pendefenisian pemborosan yang berkaitan dengan kinerja operator dan mesin. Sehingga data yang dikumpulkan hanyalah pemborosan yang berkaitan dengan produktivitas operator dan mesin. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan metode checklist serta pengamatan langsung.

4.8.3. Pemecahan Masalah dan Peningkatan Performansi dengan Lean Six Sigma

Pengelompokan jenis pemborosan berdasarkan kategori, dan metode untuk eliminasi pemborosan dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Klasifikasi Metode Eliminasi Pemborosan pada Lean Kategori Pemborosan Jenis Pemborosan Pendekatan Reduksi Pemborosan Metode Peningkatan Kinerja Fokus Peningkatan Orang People Process ing, Motion, Waiting Manajemen tempat kerja Workplace management Penetapan standar kerja, pengorganisasian tempat kerja, Kaizen, 5S Tata letak, pemasangan label, work instruction, efesiensi, takt time, skill training, visual display Kuantitas Quantity Inventory, Moving things, Making too much Just In Time Levelling, Kanban, Quick Set Up , Preventive Maintenance Work balance, WIP, lot sizes, changeover analysis, preventive maintenance analysis Kualitas Quality Fixing Defects Proofing, Autonomation Detection, warning, prediction, prevention, Jidoka Fixture modification, successive checks, limit switches, check sheets, appropriate automated, asistance Information Planning, Scheduling, Execution Teknologi Informasi berfokus proses Plan, Scheduling, Track, Anticipate, Optimize analsis antrian aliran bahan atau proses, penjadwalan order berdasarkan elemen proses, completion Universitas Sumatera Utara Lean Six Sigma merupakan salah satu aplikasi ilmu teknik untuk meningkatkan laju perusahaan, dimana kombinasinya dengan Six Sigma ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan di fokuskan pada persoalan lantai produksi. Lean Six Sigma merupakan penggabungan antara Lean dan Six Sigma dalam upaya peningkatan kualitas di perusahaan. Adapun alasan yang mendasari adalah: c. Lean berfokus pada minimasi pemborosan yang terjadi pada value stream, namun tidak mampu memberi analisa dan kontrol secara statistik. d. Six Sigma berfokus pada peningkatan kualitas namun kurang dalam upaya meningkatkan kecepatan proses secara dramatis ataupun mengurangi investasi.

4.8.4. Tahapan DMAIC pada Lean Six Sigma

Dalam mengerjakan suatu proyek yang berkaitan dengan Six Sigma atau berkaitan dengan perbaikan kualitas dikenal kerangka berpikir yang dinamakan DMAIC Define-Measure-Analyze-Improve-Control. Kerangka berpikir ini sangat penting agar permasalahan yang akan diselesaikan benar-benar akan memberikan perbaikan yang menyeluruh kepada proses dan keuntungan perusahaan. 1. Tahap Define Pada tahap ini dilakukan penggambaran proses produksi meliputi pemetaan diagram SIPOC, value stream mapping VSM, dan identifikasi masalah yang dihadapi. Dalam diagram SIPOC menggambarkan informasi tentang supplier, input, process, output dan customer. Sedangkan pada VSM, menggambarkan Universitas Sumatera Utara proses proses produksi secara menyeluruh perusahaan, dimana di dalamnya dapat dilihat apakah kegiatan yang dilakukan memberikan nilai tambah atau tidak kepada pelanggan. 2. Tahap Measure Pada tahap ini dilakukan perhitungan waktu silus, waktu normal dan waktu baku, perhitungan metrik lean yang mencakup perhitungan manufacturing lead time, perhitungan process cycle effeciency, serta perhitungan process lead time. Pada perhitungan waktu siklus dilakukan uji keseragaman data, uji kecukup an data, dan perhitungan waktu normal dan waktu baku. Dalam perhitungan metrik lean, perhitungan manufacturing lead time digunakan untuk melihat waktu yang dibutuhkan dari proses produksi awal sampai akhir berdasarkan lead time. Dalam perhitungan process cycle efficiency, ditujukan untuk melihat perbandingan waktu antara kegiatan value added terhadap non-value added. 3. Tahap Analyze Pada tahap analyze dilakukan perhitungan uji korelasi antar faktor-faktor independen terhadap faktor dependen, pembuatan diagram sebab akibat, dan failure mode and effect analysis FMEA yang dijadikan sebagai alat untuk analisa hasil yang diperoleh pada tahap measure. Dalam pembuatan diagram sebab akibat, dilakukan identifikasi terhadap faktor-faktor produksi yang berpengaruh langsung terhadap pemborosan yang sudah ditetapkan. Sedangkan dalam pembuatan diagram FMEA menjadi kesinambungan dari Universitas Sumatera Utara diagram sebab akibat, dimana setiap faktor pada diagram tersebut akan dianalisa lebih dalam lagi dengan FMEA. 4. Tahap Improve Jenis pemborosan yang terjadi selama proses produksi pada tahap ini menggunakan metode 5S, yakni suatu program yang bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan tempat kerja, proses, dan produk dengan melibatkan operator yang bekerja selama proses produksi berlangsung. Adapun 5S terdiri dari Seiri Sort, Seiton Stabilize, Seiso Shine, Seiketsu Standarize, Shitsuke Sustain. 5. Tahap Control Untuk menjaga usulan perbaikan dapat berjalan dengan baik, maka perlu dibuatkan suatu standar prosedur kerja yang mengatur operator, mesin dan metode pada proses kerjanya. Berdasarkan hasil analisis yang nantinya telah dilakukan, maka usulan perbaikan yang dilakukan difokuskan dari sudut pandang lean dan sudut pandang six sigma. Dari sudut pandang lean, dilakukan dengan melakukan estimasi peningkatan process cycle efficiency, sedangkan dari sudut pandang six sigma mengacu pada peningkatan nilai sigma. Kedua sudut pandang ini tentu akan memberikan dampak pada peningkatan produktivitas sumber daya produksi.

4.9. Evaluasi