BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Bina Karya Logam Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi mesin yang akan digunakan untuk mesin Pabrik Kelapa Sawit
PKS dan juga menghasilkan spare part mesin untuk perusahaan lainnya. PT. Bina Karya Logam Mandiri berdiri sekitar tahun 1987 dan berlokasi di di jalan
Tanjung Morawa Km 13,2 Gang. Madirsan No. 142 Deli Serdang-Sumatera Utara. Adapun pendiri sekaligus pemilik perusahaan ini adalah Kurniawan Halim.
PT. Bina Karya Logam Mandiri menggunakan sistem make to order dimana permintaan produk sangat bervariasi dari segi jumlah dan spesifikasi
sesuai dengan permintaan pelanggan. Dalam menjalankan proses produksinya, teknologi produksi yang digunakan PT. Bina Karya Logam Mandiri bersifat semi
otomatis, dimana sebagian proses produksi masih menggunakan mekanisme manual dalam bekerja.
2.2. Organisasi dan Manajemen
Organisasi pada dasarnya merupakan tempat atau wadah dimana orang- orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya uang
, material
, mesin
, metode
, lingkungan
, sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Organisasi dapat pula didefenisikan sebagai struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama
secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
2.2.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi yang digunakan PT. Bina Karya Logam Mandiri adalah struktur organisasi fungsional. Hal ini terlihat dari pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab berdasarkan fungsi-fungsi tertentu. Pembagian tanggungjawab dan wewenang setiap perangkat pada struktur organisasi PT.
BKLM dapat dilihat pada Lampiran 1. Struktur organisasi PT. Bina Karya Logam Mandiri dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Direktur
Sekretaris Manager
Perbengkelan
Bag pembubutan
Bag Pengeboran
Bag Pemotongan
Bag pengelesan
Bag Miling Bag PON
Bag Peleburan
Bag Mal Cetakan
Bag Penuangan
Bag Bending Bag
Pembongkara Bag
Pembersihan Bag Tab
Sekretaris Manager
Pengecoran Bagian
Personalia
Satpam
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Bina Karya Logam Mandiri
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan didasari atas kebutuhan setiap bagian pekerjaan. Tenaga kerja pada PT. Bina Karya Logam Mandiri
terbagi kepada dua bagian, yaitu: 1.
Tenaga Kerja Tidak Langsung Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak berhubungan
langsung terhadap berjalannya produksi, tetapi berdampak terhadap berjalannya produksi, baik dalam bidang manajemen ataupun administratif.
Tenaga kerja tidak langsung PT. Bina Karya Logam Mandiri berjumlah 5 orang. Bagian-bagian tenaga kerja tidak langsung adalah supir, sekretaris,
bagian personalia dan satpam. 2.
Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang berhubungan langsung
terhadap pembuatan produk. PT. Bina Karya Logam Mandiri memiliki 33 tenaga kerja langsung dimana 32 orang karyawan tetap dan 1 orang karyawan
harian.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Pembagian Jabatan di PT. BKLM
No Jabatan
Jumlah Orang 1
Direktur 1
2 Manager Perbengkelan
1 3
Manager Pengecoran 1
4 Personalia
1 5
Sekretaris Perbengkelan 1
6 Sekretaris Pengecoran
1 7
Bagian Pembubutan 6
8 Bagian Pengeboran
2 9
Bagian Pemotongan 1
10 Bagian Pengelasan
2 11
Bagian Remer 1
12 Bagian Scrap
1 13
Bagian Gerinding 1
14 Bagian Tab
2 15
Bagian Peleburan 1
16 Bagian Mal Cetakan
6 17
Bagian Penuangan 2
18 Bagian Pembongkaran
4 19
Bagian Pembersihan 2
20 Resepsionis
1 21
Supir 2
22 Satpam
1 Total Jumlah
41
Pembagian shift kerja yang diterapkan di PT. Bina Karya Logam Mandiri hanyalah satu shift kerja dengan lama jam kerja 7 jamhari kecuali hari sabtu dan
jumlah hari kerja 6 hariminggu.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Pengaturan Jam Kerja Karyawan
No Hari
Jam Kerja Keterangan
1 Senin-Jumat
08.00 - 12.00 WIB Kerja
12.00 - 13.00 WIB Istrahat
13.00 - 16.00 WIB Kerja
16.00 – 17.00 WIB Overtime
2 Sabtu
08.00 - 13.00 WIB Kerja
2.2.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
Sistem pengupahan pada PT. Bina Karya Logam Mandiri diatur berdasarkan status karyawan, dimana pemberian upah pada dasarnya ditetapkan
berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, prestasi kerja, dan sebagainya dari karyawan yang bersangkutan. Pajak atas upah menjadi tanggung jawab masing-
masing karyawan. Pengupahan pada perusahaan ini terdiri atas : a.
Upah pokok b.
Insentif KerajinanBulan Bagi karyawan yang melakukan kerja lembur akan mendapatkan tambahan
yang dihitung berdasarkan tarif upah lembur. Selain upah pokok yang diterima oleh karyawan, perusahaan memberikan jaminan sosial dan tunjangan kepada
karyawan. Adapun tunjangan yang diberikan antara lain : a. Tunjangan Hari Raya dan Tahun Baru
b. Tanggungan kecelakaan kerja JAMSOSTEK
Universitas Sumatera Utara
2.3. Proses Produksi
Proses produksi merupakan urutan pengerjaan suatu produk mulai dari bahan mentah sampai menjadi sebuah produk jadi. Pada PT. Bina Karya Logam
Mandiri, pekerjaan yang dilakukan adalah berdasarkan pesanan Job order, jenis produk yang dikerjakan cukup banyak, sehingga proses produksinya juga banyak.
Masing-masing produk memiliki urutan proses yang berbeda-beda. Produk PT. BKLM yang diamati pada penelitian ini adalah sprocket belah dan garbox atau
mainshaft. Adapun diagram aliran prosesnya dapat diamati pada Gambar 2.2 dan Gambar 2.3.
2.3.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses pembuatan produk yang memiliki persentase yang paling besar dibandingkan bahan-bahan
lainnya dan akan mengalami perubahan fisik maupun kimia hingga menjadi produk.
PT. Bina Karya Logam Mandiri menggunakan bahan baku berupa potongan besi. Sumber bahan baku diperoleh dari pengecoran logam peleburan
dan hasil impor dari luar negeri Jepang.
2.3.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam proses produksi dalam rangka meningkatkan mutu produk dimana bahan ini merupakan bagian
Universitas Sumatera Utara
dari produk. Bahan tambahan yang digunakan adalah cat tahan panasgalvinis yang digunakan untuk memberikan warna pada produk.
2.3.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam rangka memperlancar proses produksi dan bahan ini bukan bagian dari produk akhir.
Bahan penolong yang digunakan pada PT. Bina Karya Logam Mandiri adalah LPG dan oksigen yang digunakan untuk proses pemotongan plat baik yang tipis
maupun yang tebal dari berbagai macam ukuran yang diperlukan dalam proses produksi.
Universitas Sumatera Utara
Sprocket Bulat
Cairan Pendingin
O-1 I-1
Dibubut bagian atasnya
S-1 T-1
Ditumpuk sementara didaerah mesin bubut duduk
Diangkut ke mesin bubut duduk dengan crane hoist
Cairan Pendingin
O-2 I-2
Dibubut bagian bawahnya
Ditumpuk sementara didaerah mesin bubut
duduk
T-2
Diangkut ke daerah mesin potong dengan hoist crane
Ditumpuk sementara didaerah mesin potong
T-3
Diangkut ke mesin potong dengan hoist crane
Cairan Pendingin
O-3 I-3
Dibelah menjadi dua bagian yang sama
Cairan Pendingin
O-4 I-4
Dipotong sisi pertama 5 cm dari ujung belahan
Cairan Pendingin
O-5 I-5
Dipotong sisi kedua 5 cm dari ujung belahan
Ditumpuk sementara didaerah mesin potong
T-4
Diangkut ke daerah mesin drill dengan hoist crane
Ditumpuk sementara didaerah mesin bubut biasa
T-5
Diangkut ke mesin drill secara manual
Cairan Pendingin
O-6 I-6
Dipotong sudut tepi
Cairan Pendingin
O-7 I-7
Diulir pada bagian tengah
T-6
Diangkut ke daerah mesin drill secara
manual
O-8
Dikaitkan sisi sprocket dengan mur
S-2
Ditumpuk sementara
D-1
D-2
D-3
D-5 T-1
S-2 T-1
S-2
Diangkut gips ke drum penumpukan
Ditumpuk di drum Diangkut gips
ke drum penumpukan
Ditumpuk di drum
T-1 S-2
Diangkut sisa potongan ke drum
penumpukan Ditumpuk di drum
T-1 S-2
Diangkut sisa potongan ke
drum penumpukan
Ditumpuk di drum
T-1 S-2
Diangkut sisa potongan ke drum
penumpukan Ditumpuk di drum
T-1 S-2
Diangkut sisa uliran ke drum
penumpukan Ditumpuk di drum
Gambar 2.2. Flow Process Chart Produk Sprocket Belah
Universitas Sumatera Utara
Besi Bulat Stainless
Cairan Pendingin
O-1 I-1
Dipotong sesuai panjang orderan
S-1 T-1
Ditumpuk sementara di penumpukan bahan baku
Diangkut ke mesin potong dengan hoist crane
I-2
Diperiksa hasil potongan Ditumpuk sementara
didaerah mesin potong
T-3
Diangkut ke daerah mesin bubut biasa dengan hoist
crane Ditumpuk sementara
didaerah mesin bubut
T-4
Diangkut ke mesin bubut dengan hoist crane
Cairan Pendingin
O-2 I-3
Dibubut besi sepanjang 18 cm dengan diameter 11 cm
Cairan Pendingin
O-3 I-4
Dibubut besi sepanjang 16 cm dari pembubutan
dengan diameter 13 cm
Cairan Pendingin
O-4 I-5
Dibubut besi sepanjang 22,5 cm dari pembubutan
dengan diameter 11 cm
Ditumpuk sementara didaerah mesin bubut
T-4
Diangkut kembali ke mesin bubut dengan hoist crane
Cairan Pendingin
O-6 I-8
Dibubut pada bagian tengah untuk pembuatan ulir
T-5
Diangkut ke daerah mesin bubut dengan hoist crane
O-7
Dibungkus dengan kertas koran bekas
S-2
Ditumpuk sementara
Cairan Pendingin
O-5 I-6
Dibubut besi sepanjang 68,5 cm dari pembubutan
dengan diameter 9,95 cm
I-7
Diperiksa hasil bubutan
O-8
Dibungkus dengan plastik tipis sebagai pembungkus
kedua
D-1
D-1
D-3 T-2
S-2
Diangkut sisa potongan ke drum
penumpukan Ditumpuk di
drum
T-5 S-2
Diangkut gips ke drum penumpukan
Ditumpuk di drum
T-5 S-2
Diangkut gips ke drum penumpukan
Ditumpuk di drum
T-5 S-2
Diangkut gips ke drum penumpukan
Ditumpuk di drum
T-5 S-2
Diangkut gips ke drum penumpukan
Ditumpuk di drum
T-5 S-2
Diangkut sisa uliran ke drum
penumpukan Ditumpuk di
drum
Gambar 2.3. Flow Process Chart Produk Garbox Mainshaft
Universitas Sumatera Utara
2.3.4. Standar Mutu Bahan Baku
Standar mutu sangat perlu untuk ditingkatkan dan dipertahankan guna menjaga standar kualitas produk akhir. Standar yang diterapkan ini sangat
mempengaruhi kualitas produk yang ingin dipasarkan dan berani bersaing dengan perusahaan sejenis. PT. Bina Karya Logam Mandiri selalu menempatkan kualitas
terhadap produk sebagai hal yang terpenting. Perusahaan selalu meyakinkan kualitas pasokan dari para pemasoknya karena perusahaan mengawasi secara
penuh kualitas dan proses produksinya. Untuk standard material harus dipastikan bebas dari korosi yang
berlebihan, kerusakan seperti cacat permukaan, perubahan bentuk seperti tekuk dan puntir. Selain itu material harus dikontrol untuk disimpan dalam kondisi yang
bagus. Perusahaan tetap berhubungan erat dengan pelanggan utama.
2.3.5. Standar Mutu Produk
Produk yang dihasilkan haruslah memiliki standar mutu produk. Beberapa produk yang dihasilkan berupa spare part antara lain: roda roli, kaki pompa, plat
cutter 2 x 12,5 cm, plat cutter 2 x 26,5 cm dan ring. Standar kualitas hanya berupa dimensi dan keadaan visual produk yang dihasilkan, karena keterbatasan
informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan. Adapun standar mutu produk spare part yaitu:
1. Standar mutu roda roli
Standar mutu produk spare part roda roli dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3. Standar Mutu Roda Roli
Model Dimensi
Diameter Dalam 10 cm
Diameter Luar 55 cm
Tebal 2 cm
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
2. Standar mutu Kaki Pompa
Standar mutu produk spare part kaki pompa dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Standar Mutu Kaki Pompa
Model Dimensi
Diameter Luar 28 cm
Diameter Dalam 26 cm
Diameter Kaki Luar 16 cm
Diameter Kaki Dalam 5 cm
Tinggi 42 cm
Tebal 12 cm
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
3. Standar mutu Plat Cutter 2 x 12,5 Cm
Standar mutu produk spare part Plat Cutter 2 x 12,5 Cm dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Standar Mutu Plat Cutter 2 x 12,5 Cm
Model Dimensi
Tebal 2 cm
Lebar 12,5 cm
Panjang 78 cm
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
4. Standar mutu Plat Cutter 2 x 26,5 Cm
Standar mutu produk spare part PClat Cutter 2 x 26,5 Cm dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.6. Standar Mutu Plat Cutter 2 x 26,5 Cm
Model Dimensi
Tebal 2 cm
Lebar 26,5 cm
Panjang 78 cm
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
5. Standar mutu Ring
Standar mutu produk spare part Ring dapat dilihat pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7. Standar Mutu Ring
Model Dimensi
Diameter Luar 54 cm
Daimeter Dalam 49 cm
Tebal 6 cm
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
6. Standar mutu Garbox
Standar mutu produk Garbox dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel 2.7. Standar Mutu Garbox
Model Side
Dimensi Panjang
I 18 cm
II 16 cm
III 22.5 cm
IV 68.5 cm
Diameter I
11 cm II
13 cm III
11 cm IV
9.95 cm
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
Universitas Sumatera Utara
7. Standar mutu Sprocket Belah
Standar mutu produk Sprocket Belah dapat dilihat pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9. Standar Mutu Sprocket Belah
Model Dimensi
Tebal 10 cm
Diameter Dalam 30 cm
Diameter Luar 40 cm
Jumlah Gear 10 T
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
Adapun produk-produk spare part yang menjadi objek penelitian adalah produk Garbox Mainshaft dan Sprocket Belah.
Gambar 2.4. Sprocket Belah `
Gambar 2.5. Garbox atau Mainshaft
Universitas Sumatera Utara
2.3.6. Mesin dan Peralatan
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Biasanya
membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk, mengirim energi yang telah diubah menjadi sebuah keluaran dan melakukan tugas yang telah disetel.
Adapun jenis dari mesin-mesin produksi yang digunakan oleh PT Bina Karya Logam Mandiri dapat dilihat pada Tabel 2.10.
Tabel 2.10. Mesin dan Spesifikasi Mesin yang Digunakan
Nama Mesin
Merk Type Daya
Jumlah Asal
Putaran rpm Bor
I Keda 380 V
5 Jepang
250 Bubut
Brod Bent 25 HP
7 England
1455 Bubut
Duduk Okuma
- 2
Jepang 250
Potong -
2 KW 2
China 1420
Las Safex M340
0.9 KW 8
Taiwan -
Miling OKK
240V 1
Jepang 250
Tab Roku-Roku
- 1
Jepang -
Pon AIDA
- 1
Jepang -
Bending Inone Press
3.7 KW 1
Jepang -
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
Peralatan yang digunakan oleh PT. Bina Karya Logam Mandiri dalam proses produksi dapat dilihat pada Tabel 2.11.
Tabel 2.11. Peralatan yang Digunakan PT. Bina Karya Logam Mandiri
No Nama Alat
Fungsi Jumlah
Unit 1
Kereta sorong Alat angkut untuk memindahkan
material yang digerakkan dengan cara 5
Universitas Sumatera Utara
manual 2
Hoist Alat untuk memindahkan beban yang
berat yang dilengkapi katrol 6
3 Jangka Sorong
Mengukur diameter dan ukuran dari pembentukan lubang dan Profil yang
digunakan pada pembubutan 12
4 Meteran
Untuk mengukur dimensi spare part yang akan dan sudah dihasilkan
9 5
Spatula Alat untuk membersihkan sisa hasil
pembubutan 5
6 Timbangan Duduk
Alat untuk mengukur berat bahanspare part
2 Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
2.3.7. Utilitas
Utilitas merupakan fasilitas pendukung yang digunakan untuk kelancaran dalam melakukan proses produksi pada lantai produksi. Adapun fasilitas
pendukung yang digunakan pada PT. Bina Karya Logam Mandiri adalah arus listrik. PT. Bina Karya Logam Mandiri menggunakan arus listrik yang bersumber
dari PLN dan generator pembangkit listrik tenaga diesel.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Salah satu faktor daya saing perusahaan adalah produktivitas, dan setiap perusahaan mengharapkan perusahaannya memiliki produktivitas yang tinggi.
Namun, kenyataan di lapangan performansi belum tentu sesuai dengan harapan perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas perusahaan
adalah pemanfaatan sumber daya produksi. Pemanfaatan sumber daya ini haruslah optimal untuk menunjang peningkatan produktivitas perusahaan. Karena
produktivitas suatu perusahaan merupakan unsur yang sangat penting untuk melihat efisiensi perusahaan, terutama dalam hal penggunaan sumber-sumber
daya yang ada untuk menghasilkan produk perusahaan. PT. Bina Karya Logam Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang produksi peralatan permesinan yang akan digunakan untuk mesin Pabrik Kelapa Sawit PKS dan juga menghasilkan spare part perusahaan-perusahaan
lainnya. Perusahaan berproduksi berdasarkan pesanan atau order yang masuk job-order, dan urutan proses pengerjaan antara job satu dengan job lainnya
berbeda-beda. Di PT. Bina Karya Logam Mandiri belum pernah dilakukan pengukuran
produktivitas, melainkan hanya menilai berdasarkan perhitungan profit yang diperoleh dari hasil penjualan produk. Produksi peralatan permesinan PT. Bina
Karya Logam Mandiri terdiri dari beberapa tahapan proses. Dan dalam proses
Universitas Sumatera Utara
tersebut, terdapat beberapa pemborosan waste. Jenis pemborosan yang ditemukan antara lain produk cacat, inventori, banyak gips sisa pemotongan atau
pembubutan, proses berlebih, motion, transportasi berlebih, proses menunggu dan set up mesin yang cukup lama. Beberapa pemborosan yang terjadi pada proses
produksi selama satu siklus produksi dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Persentase Pemborosan pada Proses Produksi PT. Bina Karya Logam Mandiri dalam Satu Siklus Operasi.
Jenis Pemborosan Jumlah dalam Proses
Produk cacat 4 per 45 unit
Inventori 70-80 unit
Motion Ditemukan dalam jumlah signifikan
Transportasi berlebih Ditemukan dalam jumlah signifikan
Proses menunggu Ditemukan dalam jumlah signifikan
Set up Cenderung butuh waktu lama
Sumber: PT. Bina Karya Logam Mandiri
Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa rata-rata tiap satu siklus operasi menunjukkan tingginya waste yang dihasilkan. Angka persentase ini
menunjukkan dampak yang signifikan terhadap output dan menjadi masalah dalam efesiensi lini produksi yang tentunya mempengaruhi produktivitas kerja
perusahaan. Terdapat beberapa metode penyelesaian waste pada lini produksi, seperti Cleaner Production, Lean Manufacturing, Green Productivity, Six Sigma,
dan sebagainya. Dalam perbaikan identifikasi dan eliminasi pemborosan ini, digunakan
metode Lean Six-Sigma. Alasan pemilihan Lean Six-Sigma sebagai metode
Universitas Sumatera Utara
penyelesaian masalah pemborosan ini adalah karena metode ini merupakan pendekatan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan
atau aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah non value-added activities melalui perbaikan terus menerus untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi.
Serta ditambah alasan pemilihan metode ini yaitu karena adanya penelitian terdahulu menggunakan metode lean manufacturing yang sama dengan tujuan
yang sama yakni peningkatan produktivitas kerja, dimana hasil dari penelitian ini yaitu adanya perbaikan proses untuk mengurangi pemborosan secara signifikan
Mazedul, 2013. Konsep Six Sigma merupakan perbaikan secara terus menerus untuk memperbaiki kualitas produk, mengurangi cacat dengan minimalisasi
variasi pada proses produksi dengan pendekatan DMAIC, yaitu define, measure, analyze, improve, dan control.
1.2. Rumusan Masalah