Agribisnis Subsistem Hulu up stream- off farm agribusiness Usahatani On farm agribusiness

diatas merupakan on-farm agribusiness. Sedangkan subsistem lainnya merupakan off farm agribusness seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Gambar 1. Sistem Agribisnis Sumber: Krisnsmurthi,2003:3

2.1.1 Agribisnis Subsistem Hulu up stream- off farm agribusiness

Menurut Krisnsmurthi, 2003 agribisnis subsistem hulu merupakan bagian pengadaan saprodi sarana produksi pertanian seperti benihbibit, pupuk, pestisida, peralatan dan sarana lain. Secara umum, sarana produksi yang digunakan dalam agribisnis jahe untuk menunjang kegiatan usahatani budidaya terdiri dari benihbibit, pupuk, pestisida dan peralatan seperti cangkul, polibag, sprayer, dan plastik sungkup.

2.1.2 Usahatani On farm agribusiness

Menurut Harmono 2005: 18, proses dalam budidaya jahe harus melalui beberapa tahap, yaitu tahap pembibitan, pengolahan lahan dan penanaman, pemeliharaan tanaman penjarangan, penyulaman, pemangkasan, pemupukan, dan panen. Hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan budidaya jahe yaitu kesesuaian syarat Agribisnis hulu Off farm agribusiness Usahatani On farm agribusiness Agribisnis hilir Down stream-off farm agribusiness pemasaran supporting institution pendukung Universitas Sumatera Utara tumbuh yang dikehendaki seperti tanah, suhu udara, curah hujan, intensitas cahaya matahari, kelembapan, dan ketinggian tempat. Tanaman jahe paling cocok di tanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung humus. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik pada keasaman tanah pH sekitar 4,3-7,4. Tanaman jahe membutuhkan curah hujan yang relatif tinggi, yaitu antara 2.500 – 4.000 mmtahun. Tanaman jahe memerlukan sinar matahari terutama pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih. Suhu optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20- 30 °C Setiawati Tanti, 2007. Sebelum ditanam bibit sebaiknya ditunaskan dulu agar tunas-tunasnya keluar dan pertumbuhan tanaman dilapangan serentak. Caranya dengan menyimpan rimpang ditempat teduh dengan kelembapan cukup selama 2-4 minggu Paimin dan Murhananto, 1999. Benih yang digunakan harus jelas asal usulnya, sehat dan tidak tercampur dengan varietas lain. Rimpang yang akan digunakan untuk benih harus sudah tua minimal berumur 10 bulan. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara menggarpu dan mencangkul tanah sedalam 30 cm, dibersihkan dari ranting-ranting dan sisa- sisa tanaman yang sukar lapuk. Jarak tanam antar tanaman jahe adalah 60 cm x 40 cm. Pemeliharaan terdiri dari penyiangan gulma, penyulaman, pembubuhan, Pemupukan dan pengendalian hama penyakit. Penyiangan dilakukan pada saat tanaman jahe berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali, penyulaman dilakukan pada umur 1- 1,5 bulan setelah tanam, pembubuhan dilakukan pada saat telah berbentuk rumpun dengan 4-5 anakan. Selain pupuk Universitas Sumatera Utara dasar pada awal penanaman, tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan kedua pada saat tanaman berumur 2-4 bulan. Sampai saat ini belum ada metode pengendalian hama dan penyakit yang memadai kecuali dengan menerapkan tindakan mencegah masuknya benih penyakit, seperti penggunaan lahan sehat, benih sehat, menghindari perlukaan penggunaan abu sekam, pergiliran tanaman, pembersihan sisa tanaman dan gulma, pembuatan saluran irigasi supaya air tidak menggenang dan aliran air tidak melalui petak dan inspeksi kebun secara rutin. Rimpang jahe yang digunakan untuk konsumsi dapat dipanen mulai pada umur 6 sampai 10 bulan, tetapi rimpang untuk benih dipanen pada umur 10-12 bulan. Cara panen dilakukan dengan membongkar seluruh rimpang menggunakan garpu dan cangkul, kemudian tanah yang menempel dibersihkan Setyawan, 2015.

2.1.3. Agribisnis subsistem hilir down stream-off farm agribusiness