Usahatani On farm agribusiness Agribisnis subsistem hilir down stream-off farm agribusiness

2.3.1 Usahatani On farm agribusiness

Pembudidayaan jahe masih terbatas pada perseorangan yang berminat dan karena terikat kontrak pada beberapa pemasok obat yang sudah lama beroperasi. Di sektor hulu, petani jahe pada umumnya tidak memiliki pengetahuan tentang teknik budidaya jahe yang efektif dan efisien, yang pada akhirnya mengakibatkan petani mengalami kerugian. Kurangnya informasi pasar mengakibatkan petani tidak mengetahui jalur pemasaran yang paling menguntungkan untuk produknya. Akibatnya mereka cenderung menjualnya ke tengkulak dan pasar tradisional dengan harga yang rendah. Sampai saat ini petani belum mendapat nilai tambah yang maksimal dalam usahatani atau dengan kata lain keuntungan usahatani jahe masih banyak dirasakan oleh pedagang pengumpul dan eksportir. Hal ini disebabkan karena para petani belum menguasai teknologi budidaya yang mutkhir dan masalah mutu hasil produksi. Dengan demikian, banyak masalah kegagalan dalam usaha tani yang disebabkan oleh masalah hamapenyakit, terutama penyakit busuk bakteri, harga yang tidak sesuai dan hasil produksi yang rendah Setyawan, 2015. Petugas penyuluh pertanian yang notabene perwakilan dari Dinas Pertanian yang dimiliki oleh tiap daerah kurang aktif dalam melakukan penyuluhan terutama yang berkaitan dengan teknik budidaya yang baik jika jahe tidak termasuk dalam salah satu komoditi unggulan dari daerah tersebut. Hal ini secara tidak langsung tentu berdampak negatif dalam aktivitas on farm yang merupakan hulu dari aliran agribisnis jahe di Indonesia. Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Agribisnis subsistem hilir down stream-off farm agribusiness

Petani juga belum menyadari betapa pentingnya kualitas dari hasil produksi, sehingga mutu dari tiap produksi seringkali tidak sama. Terkadang ditemui rimpang jahe yang terlalu besar kandungan serat dan memiliki kandungan air yang terlalu berlebihan sehingga dapat berpengaruh pada proses pengolahannya. Hal tersebut juga disebabkan karena aktivitas sortasi dan grading yang cenderung tidak dilakukan secara optimal pada saat pasca panen. Konsumen jahe yaitu IOT, IKOT, maupun usaha jamu racikan lebih memilih untuk membeli jahe segar tidak langsung ke petani melainkan ke pedagang pengumpul. Hal ini dilakukan dengan alasan karena jahe segar dipedagang pengumpul biasanya sudah disortir dan digrading sesuai dengan kualitasnya masing-masing. Alasan lainnya, pedagang pengumpul bisa menyediakan kebutuhan konsumen tersebut dalam kapasitas yang besar karena tidak berasal hanya dari satu petani saja. Permasalahan lain yang dihadapi industri pengolah adalah kurangnya pemanfaatan teknologi yang handal dalam proses pengolahan sehingga produk yang dihasilkan kualitasnya belum maksimal dan hasil produk olahannya masih terbatas. Jahe merupakan salah satu komoditas ekspor yang permintaannya cukup tinggi dengan harga cukup tinggi dibandingkan dengan biaya produksi. Kendala yang ditemui oleh para eksportir adalah pasokan jahe dari sentra-sentra produksi tidak mencukupi dibandingkan dengan pesanan yang diterima Setyawan, 2015. Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Analisis Keterkaitan Linkage Analysis