Per Petani Per Hektar Per Hektar

5.1.5. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam suatu usahatani karena tenaga kerja merupakan penunjang terhadap keberlangsungan dari usahatani di daerah penelitian. Dalam pengelolaan usahatani terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga TKDK dan tenaga kerja luar keluarga TKLK yang berasal dari masyarakat yang tinggal di daerah penelitian. Penggunaan tenaga kerja yang dicurahkan usahatani jahe didasarkan kepada hari kerja secara pria HKP. Pada usahatani jahe memerlukan tenaga kerja yang berbeda-beda pada setiap kegiatan. Tenaga kerja di daerah penelitian tidak cukup tersedia karena petani didaerah penelitian rata-rata memiliki lahan masing-masing untuk usahatani serta dibutuhkan tenaga kerja yang cukup besar terutama pada saat penanaman dan panen sehingga petani jahe di daerah penelitian harus mencari tenaga kerja dari luar daerah ini.

A. Penggunaan Tenaga Kerja di Kelurahan Sipolha Horison

Berikut jumlah dan biaya tenaga kerja dalam usaha tani jahe yang dibutuhkan oleh petani baik TKDK maupun TKLK: Tabel 37. Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja di Kelurahan Sipolha Horison, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun Tahun 2016 No Biaya Tenaga Kerja Jenis Tenaga Kerja Upah Rp TKDK HKP TKLK HKP

1. Per Petani

14,54 24,32 2.272.727

2. Per Hektar

193,57 299,84 29.170.455 Jumlah 208,11 324,16 31.443.182 Sumber : Analisis Data Primer 14 Penggunaan tenaga kerja dalam mengelola usahatani jahe berasal dari tenaga kerja dalam keluarga TKDK dan tenaga kerja luar keluarga TKLK. Dari Tabel 37 Universitas Sumatera Utara dapat dilihat bahwa Petani jahe di Kelurahan Sipolha Horison lebih banyak menggunakan tenaga kerja luar keluarga dibandingkan tenaga kerja dalam keluarga. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan petani jahe pada daerah ini cukup besar karena di daerah ini tidak dapat menggunakan teknologi seperti traktor yang dapat membantu petani dalam melakukan pengolahan lahan sehingga petani harus mencari tenaga kerja dari luar daerah ini. Upah tenaga kerja di Kelurahan Sipolha Horison sebesar 50.000hari dengan 7 jam kerja. Upah yang diberikan kepada tenaga kerja laki-laki sama dengan upah yang diberikan kepada tenaga kerja perempuan. Penggunaan Tenaga Kerja di Nagori Dolog Huluan Pada daerah Dolog Huluan petani juga cukup kesulitan dalam hal mencari tenaga kerja sehingga petani menggunakan tenaga kerja yang berasal dari luar desa ini. Upah tenaga kerja di Nagori Dolog Huluan adalah 50.000Hari dengan 7 jam kerja. Tabel 38. Rata-Rata biaya Penggunaan Tenaga Kerja di Nagori Dolog Huluan, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun Tahun 2016 No Biaya Tenaga Kerja Jenis Tenaga Kerja Upah Rp TKDK HKP TKLK HKP 1. Per Petani 20,35 56,76 4.038.333

2. Per Hektar

66,19 191,76 15.058.833 Jumlah 86,54 248,52 19.097.166 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 14 Dari Tabel 38 dapat dilihat bahwa petani jahe di Dolog Huluan juga lebih banyak menggunakan tenaga kerja luar keluar dibandingkan dengan tenaga kerja dalam keluarga. Dalam usahatani jahe petani memerlukan tenaga kerja yang banyak terkhusus pada saat panen karena jahe yang dihasilkan dalam jumlah yang banyak dan harus dipanen secara serempak. Universitas Sumatera Utara Penggunaan Tenaga Kerja di Nagori Parjalangan Pada daerah Parjalangan tenaga kerja luar keluarga berasal dari luar dan dalam nagori ini sehingga petani tidak terlalu mengalami kesulitan dalam mencari tenaga kerja. Upah tenaga kerja yang dikeluarkan untuk tenaga kerja laki-laki sama dengan upah tenaga kerja untuk perempuan yaitu Rp 60.000hari dengan jam kerja sebanyak 7 jam per hari. Tabel 39. Rata-Rata biaya Penggunaan Tenaga Kerja di Nagori Parjalangan, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun Tahun 2016 No Biaya Tenaga Kerja Jenis Tenaga Kerja Upah Rp TKDK HKP TKLK HKP

1. Per Petani