Penggunaan Bibit di Kelurahan Sipolha Horison Penggunaan Bibit di Nagori Dolog Huluan

jahe di daerah penelitian. Untuk perolehan bibit jahe itu sendiri banyak petani yang menyatakan sulit dalam memperoleh bibit tersebut. Dimana sebesar 36,06 petani mengatakan mudah dalam memperoleh bibit dan sebesar 63,94 petani mengatakan sulit dalam memperoleh bibit jahe tersebut. Karena bibit yang digunakan petani belum bersertifikat maka petani harus berhati- hati dalam memilih bibit jahe. Petani harus tahu betul bagaimana kondisi jahe pada saat belum dipanen karena jahe yang dapat digunakan sebagai bibit adalah jahe yang sehat dan tidak terserang penyakit apapun. Oleh sebab itu biasanya petani membeli bibit jahe pada petani yang sudah dikenal sebelumnya untuk memastikan bahwa bibit yang dijual benar-benar sehat. Selain itu petani juga membutuhkan bibit dalam jumlah yang besar dalam usahatani jahe sehingga petani sering mengalami kesulitan dalam mendapatkan bibit jahe. Harga bibit jahe di daerah penelitian dipengaruhi oleh harga jual jahe, disaat harga jahe rendah maka harga bibit jahe rendah sebaliknya disaat harga jahe tinggi maka harga bibit jahe juga tinggi. Dapat disimpulkan bahwa ketersediaan bibit didaerah penelitian masih tidak cukup tersedia dan belum bersertifikat.

A. Penggunaan Bibit di Kelurahan Sipolha Horison

Petani jahe di Sipolha Horison mendapatkan bibit dari hasil tanaman mereka sendiri atau dengan cara membeli pada petani jahe lain. Tabel 24. Rata-Rata biaya Dan Penggunaan Bibit di Kelurahan Sipolha Horison, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun Tahun 2016 No. Kategori penggunan Bibit Kg Biaya Rp. 1 Per-Petani 257,27 2.664.545,45 2 Per-Hektar 2.753,82 29.132.909,09 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 3 Universitas Sumatera Utara Tabel 24 menunjukkan bahwa rata-rata biaya bibit yang dikeluarkan petani cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena jumlah bibit yang digunakan petani untuk usaha tani jahe besar dan harga bibit jahe yang cukup mahal. Rata-rata harga bibit jahe di Kelurahan Sipolha Horison adalah Rp 10.591Kg. Semakin tinggi harga jahe maka semakin tinggi juga harga bibit sehingga modal yang di gunakan petani untuk membeli bibit jahe cukup besar terutama saat harga jahe tinggi. Tidak tersedianya bibit yang bersertifikat membuat petani memilih bibit hanya dengan menggunakan pengalaman mereka sehingga sering kali petani salah memilih bibit.

B. Penggunaan Bibit di Nagori Dolog Huluan

Bibit yang digunakan petani di Dolog Huluan juga belum bersertifikat dan diperoleh dari tanaman mereka sendiri atau pun membeli dari petani jahe yang lain sehingga sering kali petani kesulitan mendapatkan bibit. Tabel 25. Rata-Rata biaya Penggunaan Bibit di Nagori Dolog Huluan, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun Tahun 2016 No. Kategori penggunan Bibit Kg Biaya Rp. 1 Per-Petani 1.086,5 10.695.833 2 Per-Hektar 1.946,5 37.602.435 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 3 Tabel 25 menunjukkan bahwa rata-rata biaya bibit untuk usahatani jahe per petani di Nagori Dolog Huluan cukup besar hal ini disebabkan karena jumlah kebutuhan bibit yang digunakan petani jahe cukup banyak yaitu 1.086,5 kg per petani dengan rata-rata harga adalah Rp 10.267Kg sehingga modal yang digunakan petani untuk membeli bibit besar terutama pada saat harga jahe tinggi. Universitas Sumatera Utara

C. Penggunaan Bibit di Nagori Parjalangan