Agribisnis subsistem hilir down stream-off farm agribusiness

dasar pada awal penanaman, tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan kedua pada saat tanaman berumur 2-4 bulan. Sampai saat ini belum ada metode pengendalian hama dan penyakit yang memadai kecuali dengan menerapkan tindakan mencegah masuknya benih penyakit, seperti penggunaan lahan sehat, benih sehat, menghindari perlukaan penggunaan abu sekam, pergiliran tanaman, pembersihan sisa tanaman dan gulma, pembuatan saluran irigasi supaya air tidak menggenang dan aliran air tidak melalui petak dan inspeksi kebun secara rutin. Rimpang jahe yang digunakan untuk konsumsi dapat dipanen mulai pada umur 6 sampai 10 bulan, tetapi rimpang untuk benih dipanen pada umur 10-12 bulan. Cara panen dilakukan dengan membongkar seluruh rimpang menggunakan garpu dan cangkul, kemudian tanah yang menempel dibersihkan Setyawan, 2015.

2.1.3. Agribisnis subsistem hilir down stream-off farm agribusiness

Harmono 2005: 2 agribisnis subsistem hilir merupakan kegiatan yang terdiri dari atas agroindustri pengolahan hasil-hasil pertanian dan pemasaran agribisnis. Pada agribisnis jahe secara umum jahe dapat diolah menjadi jahe segar dan jahe olahan. Menurut Harmono 2005: 3 secara umum jahe dipasarkan dalam dua bentuk, yaitu jahe segar dan jahe olahan. Jahe segar adalah jahe yang dipanen, dibersihkan dari akar dan tanah yang melekat kemudian dijual. Sementara itu, jahe olahan bisa berupa jahe kering, bubuk jahe, minyak jahe, dan oeloresin jahe. Dalam proses pengolahan, pengolahan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi termasuk kandungan senyawa yang berperan dalam performansinya harus tetap diperhatikan karena berkaitan dengan hasil akhir olahan. Setelah dipanen rimpang Universitas Sumatera Utara harus segera dicuci dan dibersihkan dari tanah yang melekat. Pencucian disarankan menggunakan air yang bertekanan, atau dapat juga dengan merendam jahe dalam air, kemudian disikat secara hati-hati. Setelah pencucian jahe ditiriskan dan diangin-anginkan dalam ruangan yang berventilasi udara baik, sehingga air yang melekat akan teruapkan. Kemudian jahe dapat diolah menjadi berbagai produk atau langsung dikemas dalam karung plastik yang berongga dan siap untuk diekspor. Pengolahan jahe kering dilakukan dengan cara rimpang jahe dicuci setelah rimpang bersih, kemudian dicuci kembali dan langsung direndam di dalam air kapurCaO 1 selama semalam. Berikutnya, rimpang di cuci kembali dan ditiriskan. Kemudian, rimpang di jemur selama 5-8 hari atau dapat pula menggunakan oven bersuhu 50-60° selama 2-3 hari. Pengolahan jahe asin dilakukan dengan cara menguliti rimpang jahe dengan hati- hati. Kemudian, rimpang dicuci sampai bersih dan diangkat. Rimpang tersebut dimasukkan kedalam bak yang berisi air garam. Bahan campuran untuk merendam rimpang tersebut berupa larutan garam atau asam sitrat. Selama proses pengeringan, rimpang ditekan dengan pemberat agar selalu terendam selama 2-3 minggu. Setelah itu, rimpang diangkat dan disortir menurut kualitas dan ukuran. Pembuatan oleoresin dilakukan dengan cara rimpang dikuliti atau tidak dikuliti. Rimpang tersebut kemudian dihaluskan sampai berukuran 30-40 mesh. Bahan- bahan lain yang dibutuhkan antara lain etanol, aseton, dan etilene yang merupakan pelarut organik. Setelah semua disiapkan, tepung jahe dimasukkan kedalam Universitas Sumatera Utara tangki, sedangkan pelarutnya dialirkan dari bawah. Setelah melalui penguapan pelarut, akan dihasilkan oleorisin.

2.1.4. Sarana pendukung Supporting Institution