Petani sampel di Kabupaten Simalungun masih menggunakan alat dan mesin pertanian yang sederhana seperti cangkul, kiskis, sprayer, parang babat dan
traktor. Mereka hanya memanfaatkan alat dan mesin yang tersedia dalam produksi jahe. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alat dan mesin pertanian secara
sederhana tersedia di daerah penelitian, namun untuk alat dan mesin modern seperti mesin pengering dan penghalus jahe belum tersedia.
A. Penggunaan Alat dan Mesin Pertanian di Kelurahan Sipolha Horison
Petani jahe tidak kesulitan dalam mendapatkan alat-alat pertanian karena petani dapat membeli ke pasar yang tidak terlalu jauh dari Kelurahan Sipolha Horison
yaitu Pasar Parapat atau Pasar Siantar. Tabel 40. Rata-Rata Jumlah dan Biaya penyusutan alat-alat pertanian untuk
Usahatani Jahe di Kelurahan Sipolha Horison, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun Tahun 2016
No Jenis Alat
Per Petani Jumlah unit
Penyusutan Rp
1. Cangkul
2 57.629
2. 3
Pisau Babat Sprayer
2 1
32.784 86.677
Jumlah 5
177.089
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 15 dan Lampiran 16 Dari Tabel 40 dapat dilihat bahwa alat-alat pertanian yang dipakai petani jahe di
Kelurahan Sipolha Horison adalah cangkul, pisau babat dan sprayer manual. Rata- rata harga cangkul di Keluahan Sipolha Horison adalah Rp 68.182, rata-rata harga
pisau babat adalah Rp 63.636 dan rata-rata harga sprayer adalah Rp 735.000.
Jumlah alat-alat pertanian yang dimiliki petani berdasarkan jumlah tenaga kerja dalam keluarga. Semakin banyak jumlah tenaga kerja dalam keluarga maka
semakin banyak juga jumlah alat-alat pertanian yang dimiliki oleh petani. Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa petani di daerah penelitian menyatakan
Universitas Sumatera Utara
tidak kesulitan dalam memperoleh alat-alat pertanian yang digunakan untuk usahatani jahe. Artinya semua peralatan yang dibutuhkan selalu tersedia di daerah
penelitian.
B. Penggunaan Alat-alat Pertanian di Nagori Dolog Huluan
Petani jahe di Dolog Huluan tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh alat- alat pertanian yang digunakan untuk usahatani jahe. Petani dapat membeli alat-
alat pertanian ke pasar Pasar Tigarunggu atau Pasar Raya, artinya semua peralatan yang dibutuhkan selalu tersedia di daerah penelitian dengan rata-rata harga
cangkul adalah Rp 53.500, rata-rata harga kiskis adalah Rp 37.586 dan rata-rata harga sprayer adalah Rp 764.074.
Tabel 41. Rata-Rata Jumlah dan Biaya penyusutan alat-alat pertanian untuk Usahatani Jahe Nagori Dolog Huluan, Kecamatan Raya,
Kabupaten Simalungun Tahun 2016
No Jenis Alat
Per Petani Jumlah unit
Penyusutan Rp
1. Cangkul
2 28.288
2. 3
Kiskis Sprayer
2 1
24.416 85.572
Jumlah 5
138.276
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 15 dan Lampiran 16 Dari Tabel 41 dapat dilihat bahwa alat-alat pertanian yang digunakan petani jahe
di Nagori Dolog Huluan adalah cangkul, Kiskis dan Sprayer. Cangkul digunakan petani untuk penanaman dan pemanenan, kiskis digunakan untuk melakukan
penyiangan jahe dari gulma dan sprayer digunakan petani untuk melakukan penyemprotan. Di daerah Dolog Huluan petani jahe sudah menggunakan
teknologi dalam pengolahan lahan yaitu menggunakan traktor. Bapak Eric Edison Purba merupakan satu-satunya yang memiliki traktor pribadi di daerah ini, Bapak
ini menyewakan traktor kepada petani jahe dengan harga Rp 40.0000,04 Ha
Universitas Sumatera Utara
untuk lahan jahe yang ada di Dolog Huluan dan Rp 45.0000,04 Ha untuk lahan yang ada di luar Nagori Dolog Huluan.
C. Penggunaan Alat-alat Pertanian di Nagori Parjalangan